Rencana pengembangan bisnis mendorong perusahaan properti melepas saham maupun mengakuisisi saham. Salah satu upaya ekspansi bisnis adalah dengan
menggarap pengembangan lahan baru.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri properti mulai gencar menggarap perluasan lahan baru untuk ekspansi bisnis. PT Adhi Commuter Properti Tbk, anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk, akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO dengan melepas 28,6 persen saham setara Rp 1,6 triliun. Dana itu, antara lain, untuk pengembangan proyek berjalan, investasi, dan akuisisi lahan baru.
Direktur Utama Adhi Commuter Properti (ADCP) Rizkan Firman mengemukakan, IPO merupakan alternatif pendanaan yang tepat untuk mendukung pengembangan bisnis perseroan ke depan. ADCP saat ini menggarap 11 proyek hunian terintegrasi transportasi massal (TOD) yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Tahun 2022, layanan kereta ringan (LRT) Jabodebek direncanakan beroperasi sehingga apartemen berbasis TOD yang terhubung langsung dengan stasiun LRT dinilai menjadi katalis bagi kinerja ADCP. Properti berbasis TOD sejalan dengan inisiasi pemerintah untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum guna mengurai kemacetan.
”Transportasi massal cepat adalah solusi dari problematika kehidupan di Jabodetabek,” ujar Rizkan dalam paparan publik ”Penawaran Umum Perdana Saham PT Adhi Commuter Properti Tbk”, Jumat (12/11/2021), yang digelar secara daring.
Properti berbasis TOD sejalan dengan inisiasi pemerintah untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum guna mengurai kemacetan.
ADCP melepas saham maksimal 8.011.204.500 saham atau 28,6 persen dari jumlah seluruh modal, dengan rentang harga saham Rp 130 per lembar sampai Rp 200 per lembar, sehingga dana yang terkumpul ditargetkan Rp 1,04 triliun-Rp 1,6 triliun. Masa penawaran awal dijadwalkan berlangsung pada 12-25 November 2021, sedangkan penawaran umum tanggal 2-8 Desember 2021. Adapun pencatatan secara resmi di BEI diharapkan pada 10 Desember 2021.
Direktur Pengembangan Bisnis ADCP Rozi Sparta menambahkan, dana dari penawaran umum itu akan digunakan sebanyak 45 persen untuk pengembangan proyek yang ada dan investasi pada proyek yang mendatangkan pendapatan berulang (recurring income), 35 persen untuk akuisisi lahan baru, dan selebihnya 20 persen untuk pembayaran kembali sebagian pokok obligasi seri A.
Saat ini, proyek yang dibangun sebanyak 51.949 unit seluas 33.240 meter persegi pada luas lahan 111,6 hektar. Adapun proyek baru yang diluncurkan sebanyak 14.583 unit pada lahan seluas 13,5 hektar. Hingga Semester I-2021, komposisi penjualan apartemen berkontribusi 68 persen, rumah tapak 14 persen, serta perkantoran, hotel, dan komersial 18 persen.
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Human Capital ADCP Mochamad Yusuf mengemukakan, pihaknya memiliki strategi bisnis untuk pengembangan bank tanah di berbagai lokasi strategis untuk properti berbasis TOD, diversifikasi portofolio, dan aliansi dengan mitra strategis. Saat ini, perseroan memiliki bank tanah strategis dan cukup besar di dekat simpul utama transportasi.
ADCP melepas saham maksimal 8.011.204.500 saham atau 28,6 persen dari jumlah seluruh modal, dengan rentang harga saham Rp 130 per lembar sampai Rp 200 per lembar, sehingga dana yang terkumpul ditargetkan Rp 1,04 triliun-Rp 1,6 triliun.
”ADCP akan terus mengakuisisi bank tanah di lokasi strategis dan memperkuat status sebagai perusahaan pengembang properti berbasis TOD yang terbesar,” ucap Yusuf.
Sementara itu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), melalui anak usaha PT Ciputra Nusantara, mengakuisisi 1.148.268.950 saham PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau sebesar 15 persen. Dengan harga saham Rp320 per lembar, nominal transaksi mencapai Rp 367,44 miliar.
Managing Director CTRA Harun Hajadi menilai, MTLA mempunyai bank tanah yang prospektif, kinerja sangat baik, dan manajemen tim yang solid. Selama pandemi, performa bisnis MTLA juga dinilai stabil dan mampu beradaptasi cepat.
”Kami yakin investasi ini dapat menjadi investasi dengan imbal balik yang baik dan dalam jangka panjang dapat menambah nilai, bukan saja untuk CTRA, tetapi juga MTLA,” ucap Harun dalam keterangan tertulis.