Pabrik Cat Avian Harapkan Dana Hampir Rp 6 Triliun dari Bursa
Perusahaan produsen cat merek Avian Brand, PT Avia Avian Tbk, berencana melepas sebagian sahamnya ke publik. Harga penawaran berkisar Rp 780-Rp 930 per saham sehingga dana yang dapat diperoleh maksimal Rp 5,76 triliun.
Oleh
Joice Tauris Santi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan produsen cat merek Avian Brand, PT Avia Avian Tbk, berencana menawarkan sebagian sahamnya kepada publik (initial public offering/IPO). Saham yang akan dilepaskan sekitar 10 persen dari modal yang ditempatkan, sebanyak 6,2 miliar saham baru, dengan nilai nominal Rp 10.
Harga penawaran saham pabrik cat ini berkisar antara Rp 780 dan Rp 930 per saham. Dengan demikian, dana yang dapat diperoleh maksimal sekitar Rp 5,76 triliun. Selain IPO, Avian juga akan mengalokasikan 2 persen saham yang ditawarkan saat penawaran umum perdana untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) 124.000.000 saham dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran saham saat IPO.
Sekitar 54,5 persen dana hasil penjualan saham ini akan digunakan untuk modal kerja. Sementara 18,2 persen akan digunakan oleh anak usahanya, yakni PT Tirtakencana Tatawarna (TKTW), juga sebagai modal kerja. Selanjutnya, sekitar 14 persen akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan fasilitas manufaktur. Sisanya, sekitar 13,3 persen, akan digunakan untuk pelunasan pokok utang bank Avian.
”Avian Brand juga berkomitmen membagikan minimal 50 persen laba kepada pemegang saham,” kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Sementara PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.
Avian Brand berkomitmen membagikan minimal 50 persen laba kepada pemegang saham.
Wakil Direktur Utama Avia Avian Ruslan Tanoko mengatakan, valuasi Avia Brand ini menarik dan diharapkan mengundang investor ritel untuk berpartisipasi.
Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 November 2021. Masa penawaran umum perdana saham akan berlangsung 1 Desember hingga 3 Desember 2021. Sementara tanggal penjatahan pada 3 Desember 2021. Sedangkan pencatatan saham di BEI pada 7 Desember 2021.
Mengenai belanja modal, Direktur Keuangan Avia Avian Kurnia Hadi menjelaskan, ada belanja modal rutin yang, antara lain, digunakan untuk perbaikan dan penambahan mesin rutin di pabrik serta untuk mesin cetak di toko-toko mitra.
”Belanja rutin ini berkisar 1,7-1,8 persen dari penjualan. Selain belanja rutin, akan ada pengembangan pabrik senilai Rp 750 miliar. Sebesar Rp 250 miliar diambil dari anggaran 2022,” kata Kurnia Hadi.
Avian merupakan bagian Tancorp Abadi Nusantara atau Tancorp yang dimiliki oleh Hermanto Tanoko. Selain Avian, Grup Tancorp juga berencana mengantarkan anak usahanya yang lain, yakni PT Depo Bangunan, masuk bursa. Tancorp juga memiliki anak usaha yang sudah masuk bursa, yaitu produsen air minum dalam kemasan merek Cleo, PT Sariguna Primatirta Tbk, dan pengembang properti Tanrise Properti, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk.
Tancorp memiliki delapan perusahaan subholding yang bergerak di berbagai bidang, seperti distribusi, properti, perhotelan, makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, juga bisnis jaringan. Tidak ketinggalan kafe dan restoran.
Bisnis ramah lingkungan
Sementara itu, perusahaan peternakan terintegrasi PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) yang sedang dalam proses penawaran saham ke bursa menyatakan akan tetap mendorong bisnis yang ramah lingkungan. WMP akan fokus menerapkan beberapa prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and governance (ESG).
CEO WMP Tumiyana mengatakan, pelaksanaan ESG di WMP menyebutkan komitmen terhadap pelaksanaan ESG tidak hanya berdampak baik pada lingkungan, tetapi juga mampu mendukung pengolahan limbah hingga efisiensi konsumsi energi yang ditargetkan bisa mencapai 30 persen.
”Prinsip ESG ini memang menjadi salah satu pedoman utama kami dalam menjalankan bisnis di sektor pangan ini. Kami tidak hanya akan berfokus pada pertumbuhan bisnis serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham perusahaan nantinya,” kata Tumiyana dalam pertemuan virtual.
WMP membangun panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi. Selain itu, WMP juga mengembangkan fasilitas pengolahan limbah peternakan menjadi biofertilizer dan energi biogas untuk mendukung kebutuhan dari perkebunan jagung yang akan dikembangkan perusahaan.
WMP menawarkan saham dengan kisaran harga Rp 160 dan Rp 220 per saham. Total saham yang akan dilepas ke bursa mencapai 25 persen dari total modal yang ditempatkan. Dengan demikian, WMP berpotensi mendapatkan dana dari bursa antara Rp 1,3 triliun dan Rp 1,8 triliun.