”Universitas diharapkan dapat menjadi pusat penyedia SDM untuk industri halal, seperti penyelia halal, auditor halal,” kata Wapres Ma’ruf Amin saat meresmikan peluncuran Universitas Indonesia Halal Center di Depok.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi bisa membantu memperkuat peran pengembangan industri halal di Indonesia. Bukan hanya pada pengembangan sumber daya manusia, peran yang juga bisa diambil perguruan tinggi adalah riset, lembaga pemeriksa halal, dan penguatan literasi.
”Universitas diharapkan dapat menjadi pusat penyedia SDM untuk industri halal, seperti penyelia halal dan auditor halal,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meresmikan peluncuran Universitas Indonesia (UI) Halal Center di Depok, Jawa Barat, Kamis (11/11/2021).
Wapres menilai, kampus juga mengembangkan peran sebagai lembaga pemeriksa halal (LPH). Kendati sertifikasi halal wajib diterapkan pada semua produk, terutama makanan minuman, kosmetik, dan farmasi, sejauh ini baru ada tiga LPH di Indonesia. Ketiganya adalah LPH milik Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI), LPH Surveyor Indonesia, dan LPH Sucofindo.
Riset dan inkubasi bisnis halal juga bisa dilakukan perguruan tinggi. Dengan adanya infrastruktur laboratorium, sumber daya manusia, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kata Wapres Amin, universitas dapat menjadi pionir dalam inovasi dan riset produk halal. Hal ini sekaligus bisa mendukung inkubasi bisnis produk halal bagi UMKM. Untuk itu, kolaborasi dengan pelaku industri diperlukan.
Peran lain yang dapat dilakukan perguruan tinggi adalah mendorong literasi. Survei Bank Indonesia tahun 2021 menunjukkan literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional baru 20,1 persen. Kendati angka ini sedikit lebih baik ketimbang tahun sebelumnya yang 16,3 persen, tingkat literasi tersebut dinilai masih tergolong rendah. Karena itu, universitas diharap juga aktif mendorong literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah.
Peran-peran kampus ini dinilai penting karena tren penggunaan produk halal akan semakin tinggi. Jumlah penduduk Muslim Indonesia pada 2030 diperkirakan mencapai 245 juta jiwa. Adapun populasi Muslim gobal diprediksi mencapai 2,2 miliar jiwa atau sekitar 26 persen dari populasi dunia.
Rektor UI Ari Kuncoro juga mengakui tren perkembangan industri halal global tersebut. Buktinya, banyak negara yang bukan berpenduduk Muslim sekalipun mengembangkan industri halal. Potensi perdagangan halal dunia tahun 2030 juga diprediksi mencapai 3,5 triliun dollar AS.
Saat ini, Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim 206 juta seharusnya bisa mendorong pengembangan industri halal secara masif. ”Tujuan UI Halal Center untuk menjawab tantangan tersebut. Ini pusat penelitian produk halal, unit khusus di bawah lembaga penelitian dan pengembangan masyarakat sebagai
penyedia layanan uji produk, konsultasi, hingga pelatihan dan riset,” tutur Ari.
Kepala UI Halal Center Muhammad Luthfi Zuhdi dalam video yang ditayangkan di pembukaan tersebut menambahkan, penyelenggaraan pusat halal ini sebagai bukti UI terlibat aktif dalam program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia. Presiden Joko Widodo sebelumnya menargetkan Indonesia menjadi pusat halal dunia pada tahun 2024.
Untuk mewujudkan hal itu, menurut Sekretaris UI Halal Center Qiwamudin, pihaknya memiliki empat program utama, yakni pusat inkubasi bisnis syariah atau produk halal, pelatihan halal industry, lembaga pemeriksa halal, dan riset halal.