Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show 2021 atau GIASS 2021 akan digelar di ICE BSD City, Serpong, Tangerang, 11-21 November 2021. Ajang ini jadi pembuktian geliat industri otomotif Indonesia
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
Pada 11-21 November 2021, ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show 2021 akan digelar di ICE BSD City, Serpong, Tangerang, Banten. Dibayangi kekhawatiran akan meningkatnya pertambahan kasus Covid-19 pada masa libur akhir tahun ini, pameran otomotif yang kerap mengundang daya tarik pengunjung ini menjadi ajang pembuktian.
Di depan mata, pameran otomotif skala besar ini menjadi pijakan kedua bagi keberhasilan pengendalian Covid-19. Pijakan pertama yang telah dilalui adalah pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) pada 15-25 April 2021 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta. Situasinya sangat berbeda, karena saat ini, pemerintah menetapkan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 untuk daerah Tangerang.
Jauh sebelum diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan PPKM, penyelenggara IIMS 2021 saja sudah begitu ketat memberlakukan protokol kesehatan. Oleh karena itu, IIMS 2021 diselenggarakan dalam konsep hibrida, perpaduan pameran luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring),demi mengantisipasi kerumunan pengunjung.
Boleh dibilang, keberhasilan penyelenggaraan IIMS oleh PT Dyandra Promosindo menjadi pertaruhan digelarnya pameran berskala besar lainnya, termasuk pameran properti yang hampir tak diadakan lagi dalam skala besar. Bukan hanya kesiapan, evaluasi pun dilakukan begitu ketat.
Terbukti, walau meraup nilai transaksi penjualan yang tidak sebanding dengan kondisi normal, pameran otomotif menjadi ajang yang patut diperhitungkan hingga akhirnya pemerintah mendorong melalui kebijakan insentif fiskal penjualan mobil untuk pemulihan ekonomi nasional. Perhelatan dengan prosedur ketat yang berjalan mulus itu membuahkan hasil.
Kini, pameran otomotif GIIAS yang biasanya menampilkan berbagai mobil konsep siap digelar. Namun, penyelenggaraannya tetap berkonsep hibrida, dengan mengandalkan aplikasi GIIAS Auto360 untuk pengunjung yang ingin menikmati secara daring.
Ajang ini juga menggarisbawahi kemudahan pada era digital. Bukan hanya cara berkunjung ke pameran, sistem pembayaran atau pembelian otomotif pun dirancang agar lebih mudah dengan teknologi digital.
Industri otomotif yang sebelumnya mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19 kini kembali berangsur pulih. Data dari Gaikindo menunjukkan angka penjualan mobil baru Januari-September 2021 mencapai 628.000 unit pada penjualan wholesales. Pertumbuhan penjualan wholesales yang signifikan sebesar 69 persen ini memberikan angin segar bagi prospek sektor otomotif.
Tak heran, Astra Financial and Logistic kembali menjadi sponsor utama (Platinum) GIIAS 2021. Sebelumnya, selama dua tahun berturut-turut, Astra Financial juga menjadi sponsor utama GIIAS 2018 dan 2019. Hanya absen tahun 2020 karena pandemi yang menyebabkan GIIAS batal digelar.
Tujuh lembaga jasa keuangan dalam naungan Astra Financial and Logistic, ACC, FIFGROUP, TAF, Asuransi Astra, AstraLife, MauCash, dan AstraPay, diboyong besar-besaran. Dua terakhir (MauCash dan AstraPay) adalah pendatang baru di ajang GIIAS 2021. Sekali lagi, ajang pembuktian digital bakal dimanfaatkan sebesar-besarnya.
Yang tak kalah penting, ajang pembuktian untuk mengukuhkan kembali kesiapan Indonesia menerima produk otomotif, termasuk sepeda motor, berteknologi listrik. Semakin santer digaungkan, kendaraan listrik diharapkan turut mendorong terciptanya lingkungan yang bersih, bebas emisi. Hal ini menjadi bagian dari implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Kendaraan listrik merupakan keniscayaan yang harus dihadapi dan nikmati. Pada prinsipnya, era internal combustion engine atau mobil konvensional berbahan bakar osil sudah mulai bergeser. Ada pabrikan otomotif yang secara bertahap menggesernya dengan teknologi hibrida. Namun, ada juga yang langsung bergerak cepat mendorong dengan teknologi mobil listrik.
Mau tidak mau, kita harus mulai berbenah dan berkiprah untuk ikut berperan ke arah perubahan itu. Jika dicermati kesiapannya, pemerintah sebetulnya sudah masuk ke dalam tahap lebih tinggi. Tahap pertama tahun 2015-2019, wacana kendaraan listrik lebih terkait dengan rencana pengembangan industri nasional.
Kemudian, tahap kedua tahun 2020-2024, arahnya sudah menuju peningkatan keunggulan kompetitif. Tak heran, pabrik baterai digadang-gadang didirikan di Indonesia. Indonesia juga berharap menjadi basis produksi mobil listrik. Bahkan, produksi kendaraan listrik anak bangsa yang belum skala pabrikan pun mulai mencuri perhatian.
Di lain sisi, kesiapan infrastruktur tetap menjadi pekerjaan rumah yang teramat besar. Sebagian masyarakat masih menyangsikan kemampuan pemerintah ataupun swasta dalam menyediakan kemudahan akses daya listrik, serupa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), sebagai sumber daya utama sarana transportasi di masa depan.
Penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga semestinya bukan lagi proyek rintisan. Ataukah, harus menunggu investor asing untuk penyediaan SPKLU? Terlebih, tahun 2024, kendaraan listrik digadang-gadang akan mulai diadopsi dari penyediaan kendaraan pemerintah.