PT Cisarua Mountain Dairy berencana menawarkan setidaknya 15 persen sahamnya kepada publik. Dana hasil penjualan saham akan digunakan untuk belanja modal.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produsen produk susu dan makanan PT Cisarua Mountain Dairy atau Cimory berencana menjual sebagian sahamnya melalui bursa saham. Cimory berencana menawarkan setidaknya 15 persen saham kepada publik.
Harga saham yang ditawarkan berkisar antara Rp 2.780 dan Rp 3.160 per saham. Dari penjualan saham di bursa ini, Cimory berpotensi mendapatkan dana sebesar Rp 3,3 triliun hingga Rp 3,76 triliun.
Sebanyak 33 persen dana dari hasil penjualan saham ke bursa itu akan digunakan untuk belanja modal, seperti penambahan kapasitas fasilitas produksi dalam bentuk properti, pabrik, dan pembelian berbagai peralatan.
Adapun 25 persen lainnya untuk modal anak usaha PT Macroprima Panganutama, 20 persen lagi untuk modal anak usaha PT Macrosentra Niagaboga, 15 persen untuk belanja modal terkait distribusi, dan sisanya 7 persen untuk operasional.
Cimory memproduksi produk susu dan turunannya serta daging olahan. Perusahaan keluarga ini didirikan oleh Bambang Sutantio pada 1993. Saat ini, Cimory memiliki enam fasilitas produksi. Ada tiga fasilitas produksi untuk produk susu yang berlokasi di Sentul, Semarang, dan Pasuruan. Tiga pabrik lain untuk makanan berlokasi di Cikupa dan dua di Semarang.
CEO Cimory Grup Farell Sutantio mengatakan, Cimory sudah mengekspor produk ke Filipina, Singapura, dan akan terus mencari pasar baru. ”Kami melihat target pasar Vietnam dan Malaysia. Asia Tenggara jadi prioritas untuk ekspor,” kata Farell dalam paparan publik, Rabu (10/11/2021).
Melihat kinerja keuangan Cimory, hingga Juni 2021 tercatat perolehan laba sebesar Rp 364,5 miliar, tumbuh 798,54 persen dari Rp 40,566 miliar yang dibukukan pada Juni 2020. Sementara per Desember 2020 laba periode berjalan mencapai Rp 177 miliar.
Penjualan neto Cimory per Juni 2021 tercatat Rp 1,58 triliun, naik 115,1 persen dari Rp 735,4 miliar pada Juni 2020. Pendapatan dari penjualan bersih per Juni 2021 itu sudah hampir menyamai capaian sepanjang 2020 yang sebesar Rp 1,86 triliun.
Ferrel meyakini, kinerja ini masih akan baik hingga akhir tahun dan tren penguatan masih akan berlanjut pada tahun berikutnya. Dia tidak menjelaskan target perolehan keuangan pada 2022. Cimory juga memiliki program pemberdayaan untuk warga di sekitarnya.
”Cimory adalah bisnis keluarga. Sebagai perusahaan keluarga, kami punya misi sosial, koperasi susu di seluruh Indonesia bekerja sama 15.000 peternak di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami juga bekerja sama dengan ibu-ibu dengan konsep pemberdayaan perempuan. Mereka tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi. Penghasilannya rendah, tetapi dengan berbagai macam pelatihan, mereka dapat penghasilan lebih, bahkan dapat mengaktualisasikan diri dengan baik pula,” papar Ferrel.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 9 November 2021, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dia memerinci, ada tiga perusahaan dengan aset skala kecil, yaitu perusahaan beraset di bawah Rp 50 miliar.
Ada pula sembilan perusahaan aset skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar dan Rp 250 miliar. ”Lalu, ada 16 perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar,” kata Yetna.
Perusahaan yang sedang antre itu berasal dari berbagai macam sektor. Di antaranya adalah sektor industri dasar, transportasi dan logistik, konsumer, baik yang nonsiklikal maupun siklikal; teknologi, energi, keuangan, serta properti dan infrastruktur.