Kolaborasi Angkat Produk Mode Usaha Mikro dan Kecil
Smesco, Lakon Indonesia, BRI, dan Bank Indonesia berencana menggelar proyek KRTA sebagai salah satu bentuk eksplorasi ”future fashion” melalui elaborasi desain dengan kearifan lokal dan sentuhan kontemporer.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA
Seorang penenun asal Karangasem sedang mempraktikkan cara menenun tradisional di arena Pesta Kesenian Bali di Denpasar, Rabu (22/6/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui Smesco Indonesia bekerja sama dengan Lakon Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Indonesia berencana meluncurkan proyek KRTA pada Kamis (11/11/2021). Proyek kolaborasi ini bertujuan mengangkat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah bidang mode di Indonesia.
Produk mode yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama ini dinilai belum standar dan stabil. Karena itu, pembinaan dan kolaborasi diperlukan untuk mendorong nilai tambah dan daya saing produk.
Pendiri Lakon Indonesia, Thresia Mareta, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/11/2021), mengatakan, standar dari pelaku UMKM mode saat ini belum stabil sehingga perlu ada perbaikan melalui program pembinaan. Setelah meriset sekitar 200 lembar kain tradisional dari perajin di sejumlah daerah, dia menilai, penyederhanaan pola akan menjaga kualitas, terlebih saat permintaan tak dapat dipenuhi oleh pelaku industri rumah.
Proyek KRTA akan menghadirkan produk mode modern dengan bahan baku wastra atau kain tradisional. Peluncuran perdananya akan dikemas dalam ”Pagelaran Ardhana” dan diharapkan dapat menghasilkan produk mode khas Indonesia yang baru dan digunakan oleh masyarakat.
Menurut Thresia, selain standar, Lakon Indonesia juga berkomitmen melatih pelaku UMKM dalam bekerja dan berkarya. Sebab, begitu masuk ke pasar internasional, mereka mesti memiliki standar ataupun pelayanan yang baik bagi konsumen. Hal lain yang tidak kalah penting adalah konsistensi meski harus memproduksi dalam jumlah besar.
Karyawan Batik Bulan di Pekalongan, Kamis (27/5/2021), memulai kembali kegiatan batik cap walau pemasaran anjlok.
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, proyek KRTA merupakan bagian dari Smesco Labo yang merupakan inisiatif Smesco untuk menghadirkan UMKM masa depan.
”Kami memperkuat riset dan pengembangan UMKM. Kami melihat tidak ada atau belum tercipta titik-titik di dalam ekosistem yang bisa membantu UMKM naik kelas,” ujar Leonard.
Menurut dia, ada sejumlah hal yang mesti bersama-sama dibangun di ekosistem, yakni mulai dari akses bahan baku, pembiayaan, hingga akses pasar. Pergelaran kali ini akan mencoba mengupas sektor hulu ke hilir, sekaligus membenahi dari hilir ke hulunya.
Pelaku UMKM, terutama usaha mikro, kerap berkutat pada kesulitan bahan baku. Oleh karena itu, ekosistem bahan baku perlu diajak untuk membangun kolaborasi. Lalu, di sisi produksi, pelaku usaha memiliki standar tinggi, bukan hanya berhenti pada janji penjahit yang ternyata kerap tertunda waktu produksinya.
Executive Vice President Small & Medium Business Development BRI Sepyan Uhyandi mengatakan, BRI mendukung pergelaran tersebut. Tak sekadar menghasilkan desain mode, proyek tersebut juga diharapkan membantu pelatihan, pemilihan bahan, hingga pemasaran produk mode UMKM.
”BRI mendorong UMKM untuk go modern, go digital, go online, dan go global. Pergelaran ini merupakan salah satu langkah untuk membawa UMKM go modern, membuat pengusaha UMKM memiliki standardisasi produk,” kata Sepyan.
Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta (tengah) berbincang dengan Executive Wakil Presiden Pengembangan Bisnis UKM BRI Sepyan Uhyandi (kanan) dan Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata (kiri) seusai konferensi pers ”Pagelaran Aradhana” di gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Senin (8/11/2021).
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) Yunita Resmi Sari menambahkan, 181 UMKM wastra binaan BI dilibatkan untuk bergabung dalam proyek KRTA. Wastra atau kain tradisional memiliki keunggulan dan keunikan. Ketika diolah, ada potensi nilai tambah yang bermanfaat bagi pengembangan UMKM dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, proyek KRTA merupakan sebuah ikhtiar dalam menemukan interpretasi baru atas pakaian yang merepresentasikan keragaman Indonesia. ”Saya menyambut baik inisiatif bersama hasil kolaborasi apik ini dari Smesco Indonesia dengan Lakon Indonesia serta didukung penuh oleh BRI dan Bank Indonesia,” ujar Teten.
Kehadiran proyek KRTA dinilai sebagai salah satu bentuk eksplorasi future fashion, elaborasi desain dengan kearifan lokal dan sentuhan kontemporer. Penggunaan bahan baku lokal berkualitas yang ramah lingkungan dan model bisnis pengembangan yang sudah disiapkan diharapkan dapat memberikan kesejahteraan yang optimal bagi para pelaku UMKM lokal.
”Proyek KRTA dirancang agar output yang diperoleh dapat menjadi alternatif referensi desain pakaian nasional modern dan inklusif yang dapat diadopsi semua UMKM mode di seluruh Indonesia. Hasil akhirnya diharapkan menjadi kebanggaan Indonesia untuk dikenakan di berbagai momentum resmi dan agenda nasional,” kata Teten.