Lawatan Presiden ke UEA Hasilkan Komitmen Bisnis dan Investasi 32,7 Miliar Dollar AS
Tiga sektor pembangunan di Indonesia yang bisa dijadikan prioritas kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab adalah pembangunan ibu kota baru, transisi energi dan perdagangan.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·6 menit baca
DUBAI, KOMPAS — Lawatan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi 32,7 miliar dollar AS. Tiga sektor pembangunan di Indonesia yang bisa dijadikan prioritas kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab pun selanjutnya disampaikan Presiden, yakni pembangunan ibu kota baru Indonesia, transisi energi, dan perdagangan.
Saat menghadiri Indonesia-UEA Investment Forum yang berlangsung di Dubai, Kamis (4/11/2021), Presiden Jokowi menuturkan bahwa untuk membangun ibu kota baru Indonesia setidaknya dibutuhkan dana 35 miliar dollar AS. Presiden Jokowi pun berkomitmen akan melakukan transisi energi sebaik mungkin dengan mengundang investor dan teknologi berharga terjangkau.
”Jika Anda tertarik melakukan investasi untuk energi baru dan terbarukan, ini adalah saat yang tepat. Potensi yang dimiliki Indonesia cukup banyak dan beragam; hidro, surya, panas bumi, dan lain-lain,” kata Presiden Jokowi di depan para investor UEA.
Sehubungan dengan perdagangan, Presiden menekankan arti penting diversifikasi perdagangan dan mulai menegosiasikan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). ”Saya harapkan pada Maret tahun depan perundingan sudah akan selesai,” ujar Presiden Jokowi.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara Indonesia-PEA Investment Forum adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Selain itu, hadir pula Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan M Lutfi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk UEA Husin Bagis, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid.
Setelah menghadiri Indonesia-UEA Investment Forum, Presiden Jokowi menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dan Air Products and Chemical asal Amerika Serikat di industri gasifikasi batubara dan turunannya. Acara ini dihadiri secara langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan dihadiri secara virtual Presiden, Chairman, sekaligus CEO dari Air Products and Chemical Shefi Ghasemi.
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden merilis lawatan Presiden Joko Widodo ke UEA menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai 32,7 miliar dollar AS. Komitmen bisnis dan investasi dari UEA ini menjadi salah satu bahasan saat Presiden Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi.
”Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antar-kedua negara. Sebagai informasi, selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai 32,7 miliar dollar AS dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangan sebelumnya di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Rabu (3/11/2021).
Komitmen bisnis dan investasi dari Uni Emirat Arab (UEA) senilai 32,7 miliar dollar AS tersebut didapat dari 19 perjanjian kerja sama yang pertukarannya dilakukan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Dubai pada Kamis (4/11/2011).
Selain di bidang investasi, pertemuan antara Presiden Jokowi dan Pangeran Mohamed bin Zayed juga membahas isu di bidang perdagangan. Kedua pemimpin sepakat agar perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) di antara kedua negara dapat segera diselesaikan. ”Perundingan sudah dilakukan beberapa kali dan Presiden mengharapkan pada bulan Maret 2022 perundingan dapat diselesaikan,” kata Menlu Retno.
Nota kesepahaman
Pada hari terakhir berada di UEA, Kamis pagi, Presiden Jokowi melanjutkan kunjungan kerja ke Dubai dari Abu Dhabi dengan menggunakan kendaraan mobil. Setiba di Dubai Exhibition Center, Presiden Joko Widodo disambut Emir Dubai UEA Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum di Lobby Leadership Pavilion. Di ruangan tersebut mereka menyaksikan pertukaran sejumlah nota kesepahaman.
Pertama, nota kesepahaman antara Anwar Gargash Diplomatic Academy dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemenlu RI yang dilakukan Menteri Negara UEA Ahmad bin Ali Al Sayegh dengan Menlu Retno Marsudi. Kedua, nota kesepahaman antara Bank Sentral Persatuan Emirat Arab dan Bank Indonesia mengenai kerja sama di bidang sistem pembayaran dan inovasi keuangan digital yang dilakukan oleh Gubernur Bank Sentral UEA Khalid Mohammed Balama Al Tamimi dengan Menlu Retno.
Ketiga, nota kesepahaman untuk saling pengakuan sertifikat kelayakan untuk tingkat pelatihan, sertifikasi, dan kerja sif untuk personel pelaut yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail bin Mohammed Al Mazrouei dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Keempat, instrumen ratifikasi perjanjian untuk promosi dan perlindungan saling investasi yang ditandatangani pada 24 Juli 2019 oleh Menteri Negara Urusan Keuangan UEA Mohammed bin Hadi Al Husseini dan Menlu Retno.
Kelima, instrumen pengesahan perubahan perjanjian penghindaran pajak berganda yang ditandatangani pada 24 Juli 2019 oleh Menteri Negara Urusan Keuangan UEA Mohammed bin Hadi Al Husseini dan Menlu Retno Marsudi. Keenam, pertukaran catatan tentang amendemen pengaturan koridor perjalanan aman (saling mengakui sertifikat PCR dan vaksin serta kerja sama antarplatform digital) ditandatangani oleh Menteri Negara UEA Ahmad bin Ali Al Sayegh dan Menlu Retno.
Ketujuh, nota kesepahaman antara Badan Kredit Ekspor PEA dan Indonesia dilakukan oleh Wakil Presiden Serikat Departemen Kredit Ekspor UEA Dr Thani Al Zeyoudi dengan CEO PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Benny Waworuntu. Kedelapan, nota kesepahaman kemitraan strategis antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Emirates Airlines dilakukan oleh Ketua Dewan Direksi Emirates Airlines Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Kesembilan, nota kesepahaman tentang Perjanjian Kerangka Kerja Investasi Bersama antara Indonesia Investment Authority (INA) dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) dilakukan oleh CEO ADG Khalifa Mohammed Al Suwaidi dengan CEO INA Ridha Wirakusumah. Kesepuluh, perjanjian Aliansi Strategis Pengembangan Pelabuhan antara Indonesia Investment Authority (INA) dan DP World dilakukan oleh Presiden Pelabuhan Dubai Sultan Ahmed bin Sulayem dengan CEO INA Ridha Wirakusumah dan CEO Pelindo Arif Suhartono.
Kesebelas, perjanjian kerja sama dan kemitraan investasi Refinery Unit Balikpapan antara PT Kilang Pertamina Internasional, Mubadala Petroleum, dan Indonesia Investment Authority (INA) yang dilakukan oleh CEO Mubadala Mansour Mohammed Al Hamed dan CEO PT Kilang Pertamina Internasional Joko Priyono dan Deputi CEO INA Arief Budiman.
Kedua belas, kesepakatan kerja sama pembangunan proyek floating solar panel antara Masdar dan Pertamina New Renewable Energy yang dilakukan oleh CEO Masdar Mohammed Jamil Al Ramahi dengan CEO Pertamina Nicke Widyawati. Ketiga belas, nota kesepahaman antara Hayat Biotech dan Bio Farma yang dilakukan oleh Mansour Al Mansouri dan CEO Biofarma Honesti Basyir.
Dan, keempat belas, nota kesepahaman antara Smartfren Telcom, PT Amara Padma Sehati, dan G42 Investments AI Holdings RSC Ltd yang dilakukan oleh Mansour Al Mansouri dengan CEO Smartfren Telcom Frankie Wijaya dan Komisioner PT Amara Padma Sehati Pandu Syahrir.
Salah satu visi besar Presiden adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi.
Sebelumnya, pada Rabu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara untuk merealisasikan investasi di Indonesia. Indonesia tidak hanya condong kepada satu negara. Atas dasar itu, Menteri Investasi akan melakukan perjanjian dengan salah satu pengusaha dari Amerika.
”Sekarang kita sedang melakukan negosiasi akhir sampai dengan tengah malam yang akan masuk di bidang hilirisasi. Kenapa hilirisasi? Salah satu visi besar Presiden pada poin kelima adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi,” kata Bahlil.