Berbekal Aplikasi untuk Kenyamanan Pekerjaan Rumah Tangga
Era digital seakan terus memaksa di masa pandemi Covid-19. Aplikasi Maimaid yang telah hadir selama dua tahun di Indonesia mempermudah pencarian kebutuhan jasa asisten rumah tangga yang dirasakan sulit di perkotaan.
Ketika awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020, disusul lonjakan dahsyat jumlah pasien hingga peningkatan angka kematian, sejumlah keluarga memutuskan untuk memberhentikan pekerja rumah tangga mereka.
Pilihan itu diambil karena kekhawatiran penyebaran Covid-19 mengikis rasa aman keluarga. Padahal, tak sedikit pekerja rumah tangga (PRT) yang sudah bertahun-tahun bekerja, khususnya pada rumah tangga di perkotaan.
Ada pula keluarga yang memilih tetap mempekerjakan PRT paruh waktu atau dikenal dalam bahasa Jawa dengan istilah pocokan. Dalam kondisi ini, protokol kesehatan diterapkan secara ketat, mulai wajib pakai masker selama bekerja, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Biasanya, PRT pocokan ini bekerja di rumah antara pukul 07.00-10.00. Namun, ada pula yang bersepakat mengubah jadwal bekerja PRT menjadi lebih pagi. Tujuannya, ketika seluruh keluarga, terutama lansia dan anak-anak, terbangun dari tidur, seluruh pekerjaan sudah selesai.
Semua tak menyangka, pandemi berlangsung hingga saat ini, sudah lebih dari 1,5 tahun. Bekerja dari rumah maupun belajar dari rumah, disebut oleh Creative Entrepreneur Yoris Sebastian sebagai work-life blend. Jam kerja dan kehidupan personal tercampur aduk.
Semestinya, sesudah pandemi berjalan enam bulan, pekerja kantoran bisa belajar menemukan balance atau keseimbangan. Kenyataannya tak selalu begitu. Keberadaan PRT di rumah kembali dipertimbangkan. Apalagi, saat suami dan istri sama-sama harus bekerja di rumah.
Kemudahan memperoleh perawat, caregiver (asisten perawat), dan babysitter kini juga bisa didapat melalui berbagai aplikasi, seperti Lovecare, Maimaid, serta Sejasa.com.
Lewat aplikasi Lovecare misalnya, konsumen lebih dulu mengisi data klien yang akan diberikan perawatan hingga bentuk-bentuk tindakan perawatannya (personal hygiene, toileting, minum obat, makan dan minum, jaga malam, olahraga, companionship, pergi check-up, ukur tensi darah, gula darah, detak jantung atau ukur respirasi, dan sebagainya). Jadwal maupun tipe pekerjaan ini bisa dipilih sesuai kondisi rumah.
Setelah berbagai data dilengkapi, penyedia layanan jasa perawatan dan besaran biaya pun diinformasikan kepada konsumen melalui aplikasi ini. Informasi tentang pekerjanya pun disampaikan secara lengkap, termasuk riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan dokumen lainnya. Semua kemudahan ini kini berada dalam genggaman melalui telepon pintar.
Veronica Tan, Pendiri Lovecare, dalam perbincangan dengan perawat Shinta Puspa Dewi dalam akun media sosialnya, menuturkan, perjalanan Shinta mencari pekerjaan melalui bursa lowongan kerja Jobstreet. Untuk menjadi perawat, calon pekerja harus menjalani test IQ, psikotest, hingga wawancara dengan seorang dokter.
”Proses itu sudah berlangsung pada tahun 2019. Kita inginnya perawat-perawat caregiver atau babysitter profesional di jasa perawatan itu, bisa benar-benar memberikan jasa profesional dan mereka bangga dengan profesinya,” ujar Veronica.
Platform penyedia layanan jasa rumah tangga lainnya, Sejasa.com, juga mengandalkan aplikasi. Usaha ini telah didikan sejak tahun 2015 oleh tiga co-founders, Jes Min Lua, Alex Tan, dan Anthony Eka Wijaya dan berbasis di Singapura. Hingga saat ini, Sejasa telah melayani hampir 1 juta rumah tangga di Indonesia dan Malaysia, menyediakan 200 jenis layanan.
Tidak hanya penyediaan PRT, Sejasa juga menyediakan layanan jasa seperti perawatan dan perbaikan rumah, jasa pertukangan, servis elektronik, kebersihan dan disinfektan, hingga layanan jasa kecantikan. Bahkan, mereka memastikan jasa pelayanannya akan tiba di rumah konsumen dalam waktu 45 menit setelah pemesanan.
Mereka pun memberikan garansi 30 hari dan asuransi ganti rugi Rp 300 juta kepada setiap pelanggan untuk setiap kemungkinan yang terjadi, seperti kerusakan properti, pencurian, kebakaran, dan lain-lain.
Jes Min Lua, Co-Founder dan CEO Recommend Group yang menjadi perusahaan induk Sejasa.com, Rabu (27/10/2021), secara virtual, mengatakan, ”Kami telah melayani lebih dari 1 juta rumah tangga di Indonesia dan Malaysia. Hingga kini, kami memiliki wawasan yang cukup mendalam mengenai apa yang diinginkan masyarakat saat mencari layanan servis dari rumah.”
Menurut Jes Min, mereka menggunakan algoritma pencocokan untuk mengetahui keinginan konsumen serta mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, seperti lokasi, kompleksitas pekerjaan, dan jadwal untuk memberikan rekomendasi layanan profesional terbaik.
Sejak merebak Covid-19 atau 18 bulan terakhir, Sejasa mencermati semakin banyak konsumen melakukan pemesanan melalui Sejasa untuk melakukan perbaikan dan layanan penting, seperti perbaikan listrik, pipa ledeng, dan melakukan desinfektan.
Manfaat dari penggunaan platform terlihat semakin nyata karena konsumen bisa mendapatkan layanan dengan cepat, memeriksa dan melakukan ulasan terhadap penyedia jasa. Selain itu, dapat dipastikan pula penyedia jasa profesional telah mendapatkan vaksinasi, mengikuti protokol kesehatan, dan memaksimalkan pembayaran non tunai.
Sejasa bekerja sama dengan lebih dari 40.000 UKM informal dan individu profesional penyedia jasa. Tujuannya, meningkatkan standar layanan di Indonesia, mengembangkan keterampilan penyedia jasa profesional, dan mempercepat pemulihan ekonomi lokal.
Baru-baru ini, Sejasa mendapatkan pendanaan series A sebesar 4 juta USD, yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura berbasis di Shanghai, Morning Crest Capital (MCC), dan BTFV, perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura. Mereka membantu pemilik rumah dan konsumen yang membutuhkan layanan jasa profesional. Sejasa juga menghubungkan mereka dengan UKM dan individu profesional penyedia jasa. Sejasa merupakan bagian dari Recommend Group, yang berasal dari Singapura dan juga beroperasi di Malaysia dengan nama Recommend.my.
”Pendanaan ini akan kami gunakan untuk memperkuat jejak di Indonesia dan Malaysia, serta untuk tumbuh di seluruh Asia Tenggara,” ujar Anthony Eka Wijaya, Co-Founder Sejasa.
Di masa mendatang, kata Anthony, Sejasa ingin memperluas cakupan ke lebih banyak kota di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Bali, Yogyakarta, dan Medan. Mereka berencana mengembangkan dan memperkuat tim dengan fokus terhadap produk, teknik, analisis data, pemasaran, serta mengembangkan fitur aplikasi dan web platform.
Semua dimaksudkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan lebih baik dan membangun fitur yang dapat memberdayakan UKM dan individu profesional penyedia jasa untuk mengelola dan mengembangkan bisnis mereka.
Jaga jarak
Sementara itu, Maimaid, sebuah aplikasi pencari PRT profesional di Indonesia, diperkenalkan di bawah naungan PT Sachihiro Digitama Indonesia. Terhitung dua tahun berjalan sejak dirintis anak-anak muda pada 10 September 2019, aplikasi itu justru muncul di saat pandemi sedang merebak di Tanah Air.
Berbasis aplikasi daring, Maimaid tidak hanya mempermudah kliennya untuk mempekerjakan PRT, tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesejahteraan yang bisa diperoleh PRT. Aplikasi ini juga menyalurkan tenaga baby sitter, sopir, dan butler (kepala pelayan).
CEO PT Sachihiro Digitama Indonesia Daniel Siswanto, dalam perayaan ulang tahun ke-2 Maimaid, di Jakarta, September lalu, mengatakan, kehadiran Maimaid berawal dari keresahannya ketika harus mencari PRT dengan cara-cara konvensional, mulai dari pesan teman, hingga mendatangi yayasan penyalur PRT. Ia tidak menemukan jasa penyalur yang memberikan garansi tanpa batas untuk pergantian ART.
Umumnya, kata Daniel, garansi hanya berlaku 3-4 bulan dan akan dikenai biaya administrasi. Akhirnya, didirikanlah Maimaid di bawah PT Sachihiro Digatama Indonesia yang semula berbasis situs web. Langkah pertama ialah membuat proses pendaftaran pekerja rumah tangga tersistem dan terstandar.
”Maimaid memberikan kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan di bidang rumah tangga, sekaligus memberikan perlindungan hukum bagi setiap ART, meningkatkan kesejahteraan setiap pekerja rumah tangga dan kesetaraan profesi di Indonesia,” kata Daniel.
Maimaid yang sebelumnya hanya mengandalkan penggunaan website, kini mengembangkan aplikasi yang dapat diunduh lewat Google Playstore dan App Store. Transformasi ini semata-mata dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan Maimaid, baik konsumen maupun mitra pekerjanya.
Chief Marketing Officer Maimaid Rio Nopriadi mengatakan, Maimaid ingin mengubah stigma PRT yang dianggap bisa seenaknya keluar dari pekerjaannya. Baru beberapa bulan atau pekan, ada saja alasannya untuk keluar. Biaya administrasi yang sudah dibayar akhirnya hilang sehingga sangat merugikan klien yang membutuhkan PRT.
Karena itulah, Maimaid didesain untuk memberikan garansi. Apabila PRT tidak dapat bekerja dengan baik, bahkan kerap terbengkalai karena suka bermain telepon genggam, misalnya, klien juga bisa meminta tenaga pengganti.
Namun, kata Rio, Maimaid pun akan berkomitmen memberikan perlindungan hukum bagi PRT sebagai mitranya. Oleh karena itu, PRT juga diberikan jaminan perlakuan yang layak dari majikannya. Misalnya, pengguna jasa harus menyediakan kamar tidur yang layak.
Transaksi gaji bulanan didesain hanya melalui aplikasi. Majikan hanya perlu menambahkan pada aplikasi setiap bulan sejumlah Rp 2 juta plus biaya administrasi sebesar Rp 500.000. Tidak perlu lagi transaksi pembayaran gaji dari majikan kepada PRT.
Maimaid menjamin keamanan transaksi dan kerahasiaan data pengguna dengan menggunakan fitur MaiPay yang bekerja sama dengan Midtrans sebagai sistem pembayaran. Ibaratnya, pelanggan tinggal melakukan top up saldo dan pembayaran daring. Sementara untuk PRT sebagai mitra pekerja, bisa melakukan tarik tunai melalui fitur MaiPay ini.
Komitmen pelanggan pun dipegang ketat. Apabila ada penambahan pekerjaan yang tidak tercantum dalam perjanjian awal, ada perhitungan biaya tambahan. Misalnya, keluarga ini memiliki hewan peliharaan, kemudian PRT harus merawat hewan peliharaan itu. Ini dianggap sebagai pekerjaan tambahan.
Guna menjaga profesionalitas, Maimaid yang kini tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya sangat selektif menerima calon PRT sebagai mitra kerjanya. PRT itu pun harus mendaftarkan diri, diverifikasi berbagai data dan gambaran karakternya melalui wawancara khusus. Usia PRT yang dipekerjakan adalah 22-45 tahun.
”Memang, agak ribet karena pada akhirnya karakter PRT kembali cocok-cocokan dengan pelanggannya,” kata Rio.
Karena pelanggan yang menjadi sasarannya adalah segmen kelas menengah ke atas, tantangan terbesar adalah penyediaan tenaga kerja yang mau menjadi PRT. Apalagi, kini jumlah pelanggan Maimaid mencapai 600-800 orang.
”Cita-cita ke depannya, kami ingin juga PRT sebagai mitra mempunyai keahlian khusus dalam berbahasa asing. Pasti, kami akan mempersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Harapannya, pekerja bisa bekerja profesional,” ujar Rio.
Baik Maimaid, Lovecare, maupun Sejasamembuktikan bahwa teknologi digital juga bisa membantu kemitraan dalam mengelola pekerjaan di lingkup rumah tangga.