Performa Tumbuh Positif, Bank Sulut Gorontalo Bersiap Tempati Kantor Baru
Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo memulai pembangunan gedung pusat baru di Manado seiring peningkatan performa keuangan. Momentum ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo memulai pembangunan gedung pusat baru di Manado seiring peningkatan performa keuangan. Momentum ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat selagi bank pembangunan daerah tersebut meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat.
Melalui keterangan pers yang diterima Kompas, Sabtu (30/10/2021), Direktur Utama PT Bank Sulut Gorontalo (BSG) Revino Pepah mengatakan gedung baru tersebut akan didirikan di kawasan bisnis Marina Plaza Manado. Peletakan batu pertama oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey pada Jumat (29/10) lalu menandai dimulainya pembangunan.
BSG menggelontorkan dana sekitar Rp 251 miliar untuk mendirikan kantor baru sebagai ganti dari kantor yang telah ada di kawasan Titik Nol Manado, tepatnya di Jalan Sam Ratulangi. ”Anggaran itu sudah direncanakan dalam waktu yang cukup lama. Target kami, akhir 2022 pembangunan gedung yang lebih modern ini sudah selesai,” kata Revino.
Gubernur Olly, mewakili Pemprov Sulut sebagai pemilik saham mayoritas BSG sebesar 35 persen, berharap pembangunan itu selesai dalam jangka waktu 14 bulan, tepatnya menjelang perayaan Natal 2022. Kantor ini pun diharapkan bisa menggenjot kinerja BSG yang ia nilai sudah bagus, seiring pertumbuhan beberapa indikator penting.
Menurut laporan keuangan BSG selama triwulan ketiga 2021, bank pembangunan daerah itu mencatat laba bersih sebesar Rp 143 miliar, naik 1,14 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020. Raihan ini disokong oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 848 miliar, atau naik sekitar 8 persen dari tahun sebelumnya.
Dana pihak ketiga yang dihimpun BSG mencapai Rp 16,688 triliun per akhir September 2021, meningkat 19 persen sejak awal tahun. Salah satu sumber peningkatan itu adalah deposito yang menyentuh angka Rp 12,1 triliun, meningkat 20 persen dari kondisi awal tahun.
Selain itu, penyaluran kredit juga mencatatkan pertumbuhan positif, yaitu sebesar 4 persen. Di pengujung September 2021, BSG sudah menyalurkan beragam jenis pinjaman senilai Rp 12,9 triliun, naik dari Rp 12,47 triliun yang tercatat pada 31 Desember 2021.
Berharap pembangunan itu selesai dalam jangka waktu 14 bulan, tepatnya menjelang perayaan Natal 2022. —Olly Dondokambey
Menjelang akhir tahun, BSG menggenjot penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), terutama di sektor pertanian dan perikanan dengan produk, antara lain, Bohusami Bakobong, Bohusami Baternak, dan Bohusami Basoma. Revino mengatakan, sejak diluncurkan pada pertengahan Oktober, setidaknya Rp 6,9 triliun sudah disalurkan kepada ratusan petani, juga pedagang yang telah sepakat untuk membeli hasil bumi dari para petani.
Di samping itu, BSG juga telah meluncurkan produk KUR Bohusami Perempuan Hebat. Revino mengatakan, produk ini membidik para perempuan yang bergerak di segala bidang usaha. ”Kelompok perempuan yang produktif di usaha apa pun bisa kami biayai lewat skema khusus ini. Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan,” kata Revino.
BSG juga bekerja sama dengan Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P3A) Sulut yang dikepalai tak lain oleh Kartika Devi Tanos, istri Wakil Gubernur Sulut. Kedua belah pihak sepakat untuk memberdayakan usaha menjahit, memasak, dan jasa salon kelompok yang beranggotakan para perempuan. Para calon debitor nantinya hanya perlu menunjukkan sertifikat bukti pelatihan keterampilan sebagai syarat pinjaman.
Berkat dana pihak ketiga dan kredit, aset BSG juga tumbuh positif sebesar 13,28 persen, dari Rp 17,17 triliun pada akhir September 2020 menjadi Rp 19,45 triliun di pengujung September 2021. Capaian ini melampaui target yang telah ditetapkan direksi, yaitu Rp 19,13 triliun.
”Kita bersyukur, walaupun ada pandemi Covid-19, aktivitas bisnis BSG masih tumbuh dan terus berekspansi. Kami akan terus berupaya menggerakkan perekonomian daerah lewat pinjaman modal kepada para pelaku usaha,” kata Revino.
Olly pun berharap, BSG dapat meningkatkan performanya, termasuk dalam penyaluran kredit, setelah menempati gedung baru. ”Kalau (gedung) tidak kelihatan maju, masyarakat jadi takut mau simpan uang di bank. Untuk itu, pembangunan gedung baru beserta sarana dan prasarana yang ada di dalamnya patut kita syukuri,” katanya.
Per September 2021, realisasi KUR di Sulut telah mencapai 70,76 persen dari target tahun ini, tepatnya Rp 1,55 triliun. Dari seluruh jumlah itu, Rp 282 miliar atau 18,21 persen disuntikkan ke sektor pertanian dengan sekitar 10.000 debitor.
Dalam kunjungan ke Sulut pada pertengahan Oktober, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan akan mendorong perbankan untuk menyalurkan KUR kepada para pelaku sektor pertanian. Hingga akhir tahun, secara nasional, jumlah KUR yang harus disalurkan sebesar Rp 253 triliun.