Sejumlah perusahaan media dunia memanfaatkan "blockchain" untuk memerangi informasi palsu sekaligus menjajaki peluang monetisasi. Teknologi ini dinilai membawa janji untuk membangun dan memulihkan kepercayaan.
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·2 menit baca
Ketika jurnalisme diserang dan misinformasi meningkat, organisasi berita harus melakukan segala hal yang bisa untuk membuat fakta menjadi jelas. Demikian pengantar The New York Times pada proyek kolaborasinya dengan IBM Garage tahun 2019, yakni ”The News Provenance Project”, dalam upaya memerangi penyebaran informasi yang salah dengan memberdayakan pembaca.
Dengan memanfaatkan teknologi rantai blok (blockchain), proyek itu mengajak pembaca untuk memberikan penilaian tentang foto berita yang mereka lihat secara daring. Proyek itu mengeksplorasi blockchain sebagai cara menyimpan informasi kontekstual tentang foto berita.
Kenapa memakai blockchain? Teknologi itu dipilih karena struktur datanya dinilai dapat membantu menjaga catatan yang transparan dan tidak berubah tentang asal-usul foto: kapan, di mana dan oleh siapa foto itu diambil, siapa yang menerbitkannya, dan bagaimana foto itu digunakan di seluruh jaringan organisasi berita.
Setelah menggali, memverifikasi, dan menguji fakta, organisasi berita melaporkannya dalam berbagai kanal. Namun, di tengah perkembangan teknologi digital yang pesat, misinformasi mudah berkembang dengan cepat dan diperparah oleh aktor-aktor yang sengaja menyesatkan informasi.
Usaha yang kurang lebih sama dilakukan oleh Reuters yang berkolaborasi dengan pusat penelitian yang berfokus pada rantai blok The Starling Lab. Proyek ini mendokumentasikan proses transisi kepemimpinan di Amerika Serikat, yakni dari Presiden Donald Trump ke Joe Biden, pada kurun 4 November 2020 hingga 20 Januari 2021. Proyek bernama ”78 Days, Creating a Photographic Archive of Trust” itu mendokumentasikan transisi presiden dengan serangkaian teknologi otentifikasi gambar baru dan protokol web terdesentralisasi.
”Arsip prototipe yang kami buat adalah kapsul waktu untuk momen bersejarah dalam politik AS dan mikrokosmos dari kesulitan melaporkan berita di era digital karena tuduhan berita palsu dan foto digital yang diubah berlimpah,” demikian pengantar proyek tersebut.
Usaha pelaku industri media dalam mengeksplorasi blockchain terus berlangsung beberapa tahun terakhir. Pada Kamis (21/10/2021) pekan lalu, organisasi berita The Associated Press (AP) mengumumkan kemitraannya dengan jaringan oracle blockchain terdesentralisasi Chainlink untuk menempatkan produk jurnalismenya di blockchain.
Langkah itu dirancang untuk membantu pengembang mengimplementasikan data dan informasi AP melalui node Chainlink AP yang menghubungkan sumber off-blockchain ke kontrak pintar berbasis blockchain. Informasi tersebut mencakup data hasil pertandingan olahraga, bisnis dan keuangan, serta proses pemilihan di Amerika Serikat.
Dalam keterangannya, Direktur Blockchain dan Lisensi Data AP, Dwayne Desaulniers menyatakan, kemitraan itu sebagai upaya menyediakan data dan info yang dapat dipercaya kepada pengguna. Dengan node Chainlink, penghubung lingkungan blockchain dengan data eksternal, data AP akan dipasok dan dijual langsung ke aplikasi yang berjalan di berbagai rantai blok. Data akan ditandatangani secara kriptografis untuk memverifikasi bahwa data tersebut berasal dari AP.
Terlepas dari upaya sejumlah perusahaan media tersebut dalam menggali peluang dari blockchain, seperti pengantar proyek ”78 Days”, teknologi bukanlah obat mujarab (panacea) untuk menyelesaikan masalah dengan kepercayaan pada media kita. Namun, teknologi membawa janji untuk membangun dan memulihkan kepercayaan.
Blockchain bisa menjadi peluang bagi industri media untuk bangkit mengatasi disrupsi yang dibawa oleh teknologi informasi. Tak hanya soal memerangi informasi palsu atau salah, teknologi rantai blok membawa peluang monetisasi. Dengan kriptografi dan buku besar (ledger) yang terdesentralisasi, karya jurnalistik bisa jadi produk atau karya intelektual tepercaya yang bisa dilindungi dengan kontrak pintar (smart contract).
Penulis buku Blockchain Revolution, Don Tapscot, meyakini blockchain akan mempunyai dampak besar pada lanskap keuangan dan bisnis beberapa dekade ke depan. Dengan teknologi ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, manusia di mana pun bisa memercayai satu sama lain dan bertransaksi langsung. Kepercayaan itu dijamin, bukan oleh institusi besar, melainkan oleh kolaborasi, kriptografi, dan kode cerdas.