JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit industri perbankan nasional terus membaik seiring semakin pulihnya perekonomian. Hal itu terindikasi dari pertumbuhan kredit sejumlah bank yang telah mengumumkan kinerjanya per triwulan III-2021.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, misalnya, mencatat pertumbuhan kredit sebesar 16,93 persen secara tahunan menjadi Rp 1.021 triliun pada akhir triwulan III-2021. Laju pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan dengan triwulan II-2021.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, segmen wholesale masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan kredit dengan peningkatan 7,93 persen. ”Utamanya didorong oleh kinerja commercial banking dan corporate banking,” ujar Darmawan pada paparan kinerja Bank Mandiri, Kamis (28/10/2021).
Pertumbuhan kredit yang signifikan juga dicatat oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yakni 9,74 persen secara tahunan sehingga posisi kredit sebesar Rp 1.026,42 triliun pada akhir triwulan III-2021. Laju pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan pertumbuhan per triwulan II-2021 yang hanya sebesar 0,69 persen.
Pendorong utama pertumbuhan kredit BRI adalah kredit segmen UMKM. Sampai dengan triwulan ketiga tahun ini, penyaluran kredit segmen UMKM BRI bertumbuh 12,5 persen secara tahunan sehingga posisinya sebesar Rp 848,6 triliun. Porsi kredit UMKM 82,67 persen dari total kredit BRI.
”Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada triwulan III-2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding ultramikro, di samping pemulihan kondisi ekonomi berkat kian melandainya pandemi,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso pada paparan kinerja triwulan III-2021, Rabu (27/10/2021).
Kompas
Porsi penyaluran kredit BRI sampai dengan triwulan III-2021.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang semakin cepat juga dicatat oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Posisi kredit BCA per akhir September 2021 sebesar Rp 605,9 triliun atau bertumbuh 4,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Laju tersebut lebih cepat dibandingkan dengan triwulan kedua yang sebesar minus 0,3 persen.
”Pertumbuhan permintaan kredit paling signifikan berasal dari segmen korporasi yang mencapai 7,1 persen dan kredit pemilikan rumah (KPR) yang bertumbuh 6,5 persen,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja pada paparan kinerja BCA triwulan III-2021, pekan lalu. Adapun rasio NPL BCA pada akhir triwulan III-2021 sebesar 2,4 persen.
Kompas
Paparan kinerja keuangan Bank Mandiri pada triwulan III-2021.
Perbaikan penyaluran kredit juga terjadi pada Bank OCBC NISP. Bank OCBC NISP masih mencatat pertumbuhan minus 1,34 persen per triwulan III-2021, tetapi membaik dibandingkan triwulan II-2021 yang minus 2,03 persen.
”Mayoritas kredit disalurkan untuk sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa. Adapun rasio NPL net tercatat sebesar 1 persen,” ujar Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, Kamis.
Kondisi sama juga dialami oleh PT Bank BTPN Tbk. Per akhir triwulan ketiga tahun ini, posisi kredit BTPN Rp 137,66 triliun atau terkontraksi 7 persen secara tahunan. Namun, kontraksi itu sudah membaik dibandingkan dengan triwulan kedua yang sebesar minus 10 persen.
”Penyaluran kredit sampai dengan akhir triwulan III-2021 menunjukkan perbaikan dibandingkan pada akhir triwulan sebelumnya. Jumlah kredit yang diberikan naik 1,5 persen secara kuartalan dan ini merupakan tanda yang baik, yaitu terjadi peningkatan aktivitas masyarakat,” kata Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana.
Sementara posisi kredit CIMB Niaga pada akhir September 2021 sebesar Rp 177 triliun, terkontraksi 2,13 persen secara tahunan. Kontraksi tersebut lebih kecil dibandingkan triwulan kedua yang minus 6,77 persen.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan menjelaskan, penyaluran kredit perusahaannya dikontribusikan oleh bisnis consumer banking, KPR, dan kredit pemilikan mobil (KPM).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso seusai Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK menyatakan, stabilitas sistem keuangan berdasarkan data September 2021 masih terjaga dengan kinerja yang terus bertumbuh positif seperti terlihat salah satunya pada angka pertumbuhan kredit perbankan.
”Pertumbuhan kredit industri perbankan sampai dengan September 2021 mencapai 2,21 persen. Ini yang tertinggi dalam setahun terakhir,” ujar Wimboh.
Laba bersih
Selain kredit, perbankan juga mencatat pertumbuhan laba bersih. Bank Mandiri mencatat pertumbuhan laba bersih pada triwulan ketiga tahun ini sebesar 37,1 persen menjadi Rp 19,23 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian kinerja tersebut selaras dengan pemulihan kondisi perekonomian secara nasional serta terus menurunnya kasus positif Covid-19.
Kompas
Kinerja keuangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk pada triwulan III-2021.
Pertumbuhan laba bersih juga dicatat oleh PT Bank Syariah Mandiri Tbk (BSI). Pada triwulan ketiga tahun ini BSI mencatat laba bersih Rp 2,26 triliun, naik 37,01 persen secara tahunan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, strategi BSI yang fokus pada digitalisasi, baik digitalisasi produk maupun layanan kepada seluruh nasabah, mampu mendorong peningkatan kinerja.
Sementara itu, Bank OCBC NISP meraih laba bersih Rp 2 triliun atau naik 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. ”Peningkatan ini dikontribusikan dari pendapatan bunga bersih yang mengalami pertumbuhan 9 persen secara tahunan menjadi Rp 5,7 triliun per triwulan III-2021,” ujar Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
Perolehan laba bersih juga dicatat Bank BTPN, yang mencapai Rp 2,05 triliun, meningkat 32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,54 triliun.
”Bank BTPN mencatatkan hasil yang baik dari waktu ke waktu, didukung oleh kondisi ekonomi yang membaik dan optimisme masyarakat yang meningkat terhadap pemulihan ekonomi, serta strategi Bank BTPN yang mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam beradaptasi di era new normal,” kata Direktur Utama Ongki Wanadjati Dana.