Pangsa Pasar Naik, RI Berpeluang Pimpin Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia
Wapres Amin saat membuka Festival Ekonomi Syariah 2021 mengatakan, peluang RI jadi nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan memimpin industri halal, cukup besar. Pasalnya, ”market share”-nya naik.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peluang Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi pemimpin pada sektor industri halal, di masa akan datang optimistis dapat berhasil dicapai. Hal itu dipicu sejumlah potensi, di antaranya market share keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 yang telah mencapai 9,89 persen. Capaian pangsa pasar yang meningkat terus itu diharapkan bisa mengejar capaian negara-negara besar lain yang memiliki market share ekonomi syariah lebih dari 10 persen.
”Melihat capaian prestasi tersebut, bukan hal yang tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal, di masa yang akan datang,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meresmikan pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 tahun 2021, Rabu (27/10/2021), di Istana Wapres, Jakarta. ISEF kali ini bertajuk ”Magnifying Halal Industries through Food and Fashion Markets for Economic Recovery”.
Market share atau yang biasa disebut juga dengan pangsa pasar adalah persentase dari total penjualan dalam suatu industri yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu. Dari indikator-indikator ekonomi syariah tersebut, posisi ekonomi syariah Indonesia rata-rata masuk dalam peringkat 10 besar, dan dua di antaranya berhasil masuk dalam peringkat lima besar dunia, yaitu sektor makanan dan minuman halal serta sektor mode atau pakaian muslim.
Menurut Wapres Amin, posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia di tataran global saat ini cukup menggembirakan dan mendapatkan apresiasi dunia. Data State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021 menyebutkan bahwa indikator ekonomi syariah Indonesia terus membaik dan pada 2020 berhasil menduduki peringkat keempat dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Melihat capaian prestasi tersebut, bukan hal yang tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal, di masa yang akan datang.
Pada 2019, berdasarkan laporan SGIE Dinar Standard, jumlah penduduk Muslim dunia mencapai sekitar 1,9 miliar orang, dengan total spending atau pengeluaran untuk produk halal mencapai 2,02 triliun dollar AS. Angka tersebut diproyeksikan akan terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk Muslim dunia dan diperkirakan mencapai 2,4 triliun dollar AS pada 2024.
Laporan SGIE merupakan referensi penting bagi negara-negara dunia, khususnya negara-negara OKI, untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan. Adapun indikator yang menjadi penilaian lembaga tersebut antara lain keuangan syariah, pariwisata ramah Muslim, industri mode muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal.
Potensi lain adalah telah ditetapkannya perizinan untuk tiga kawasan industri halal (KIH), yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang (Banten), Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo (Jawa Timur), dan KIH Bintan Inti Halal Hub di Kabupaten Bintan (Kepulauan Riau).
Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau mencapai 13 persen total konsumsi makanan dan minuman halal dunia. Industri halal memiliki peran strategis dalam meningkatkan perekonomian nasional. Indonesia harus bekerja lebih keras untuk dapat bersaing dalam merebut pangsa pasar global industri halal.
”Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia, melalui peningkatan ekspor produk halal, guna memenuhi permintaan produk halal global,” ujar Wapres Amin dalam acara yang konsisten diselenggarakan setiap tahun oleh Bank Indonesia (BI) ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan beberapa capaian menggembirakan. Salah satunya adalah tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah terus meningkat, dari sebelumnya hanya 16,3 persen kini meningkat menjadi 20,1 persen. ”Sebagai hasil edukasi yang semakin luas secara berjemaah, hasil survei tahun ini menunjukkan peningkatan tingkat literasi masyarakat terhadap eksar (ekonomi syariah),” kata Perry.
Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia, melalui peningkatan ekspor produk halal, guna memenuhi permintaan produk halal global.
Selain peningkatan literasi masyarakat, kabar baik lain berupa penerbitan Indonesia Halal Market Report 2021. Laporan tersebut memaparkan peluang-peluang perdagangan dan investasi industri halal di Indonesia yang cukup besar. ”Berdasarkan estimasi perdagangan internasional, produk industri halal Indonesia dapat menyumbangkan sampai dengan 5,1 miliar dollar AS per tahun,” tambahnya. Perry juga menyebut, telah disusun kerangka riset konomi dan keuangan syariah oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta penerbitan Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2021.
GIFR tahun 2021 menyatakan bahwa posisi Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat kedua menjadi peringkat pertama. Hal ini, lanjut Wapres Amin, menunjukkan bahwa lembaga pembiayaan syariah di Indonesia telah memperlihatkan kinerjanya. Dalam hal dukungan riset dan pengembangan, KNEKS bersama BRIN meluncurkan program Kerangka Riset Nasional, yang diharapkan mendorong inovasi dalam menciptakan produk dan jasa syariah yang memiliki daya saing tinggi dan berkelanjutan.
Tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah terus meningkat, dari sebelumnya hanya 16,3 persen kini meningkat menjadi 20,1 persen.
Lebih jauh, Wapres mengatakan, penyelenggaraan ISEF membuktikan bahwa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat dan optimisme untuk terus mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Hal ini sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
”Dalam tataran global, ekonomi dan keuangan syariah, khususnya sektor keuangan syariah, telah mengalami pertumbuhan lebih cepat, melampaui keuangan konvensional,” ujar Wapres Amin.