Penyaluran Kredit BRI Tumbuh 9,74 Persen, Segmen UMKM Jadi Penyumbang Terbesar
Sampai triwulan III-2021, BRI menyalurkan kredit Rp 848,6 triliun untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah atau 82,67 persen dari total penyaluran. Segmen UMKM masih menjadi motor utama pendorong kinerja BRI.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
DOKUMENTASI BRI
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso saat memberikan paparan pada konferensi pers virtual kinerja keuangan triwulan pertama 2021, Selasa (25/5/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah masih menjadi motor pendorong kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sampai triwulan III-2021. Pertumbuhan penyaluran kredit mikro juga mendorong pertumbuhan penyaluran kredit BRI secara keseluruhan.
Penyaluran kredit segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BRI sampai triwulan ketiga tahun ini tumbuh 12,5 persen secara tahunan (yoy) atau mencapai Rp 848,6 triliun. Dengan penyaluran sebesar itu, porsi kredit UMKM mencapai 82,67 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 80,65 persen. Sisanya berasal dari segmen korporasi.
Peningkatan penyaluran kredit ke UMKM mendorong pertumbuhan kredit BRI secara keseluruhan pada triwulan III-2021, yakni mencapai Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan nasional sampai dengan September 2021 yang tercatat 2,21 persen.
”Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada triwulan III-2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi Holding Ultra Mikro, selain pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso pada paparan kinerja triwulan III-2021, Rabu (27/10/2021).
Kompas
Porsi Penyaluran Kredit BRI sampai dengan triwulan ketiga 2021. Sumber: BRI
Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer Rp 147,16 triliun, serta kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun. BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, hal itu tecermin dari rasio kredit berperforma buruk (non performing loan/NPL) BRI yang terjaga di kisaran 3,28 persen pada akhir triwulan III-2021 dengan NPL coverage mencapai 252,94 persen.
Dengan kinerja penyaluran kredit yang positif itu, turut berimbas pada pertumbuhan laba BRI per September 2021 yang tercatat Rp 19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen.
”Ini merupakan buah dari strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability (keberlanjutan) dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” ujar Sunarso.
Holding Ultra Mikro
Mulai beroperasinya Holding Ultra Mikro diproyeksikan menjadi sumber baru pertumbuhan BRI di sisa waktu tahun ini dan di tahun mendatang. Holding Ultra Mikro yang dikepalai BRI bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) diharapkan bisa menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
”Dengan beroperasinya Holding Ultra Mikro, BRI kini memiliki infrastrukur dan jaringan yang bisa menjangkau segmen masyarakat berskala lebih kecil,” ujar Sunarso.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Pojok BRILink dalam Pergelaran UMKM Karya Kreatif Banua-Go Digital di Atrium Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (6/3/2021). Dalam rangka transformasi digital UMKM, para pelaku UMKM terus didorong untuk menerapkan digitalisasi pembayaran. Salah satunya dengan menggunakan BRILink.
Ia menjelaskan, sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit 6-7 persen. Adapun tahun depan, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8 persen. Sumber pertumbuhan BRI tahun depan, lanjut Sunarso, berasal dari dua hal. Pertama, dari debitor yang telah tumbuh bersama dan terus membutuhkan pendanaan. Kedua, dari penggalian peluang di segmen yang selama ini belum tergali dengan Holding Ultra Mikro.
”BRI ingin go smaller, artinya menjangkau segmen lainnya yang lebih kecil yang selama ini belum terjangkau. Kali ini dengan Holding Ultra Mikro,” ujar Sunarso.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menjelaskan, penggabungan tiga entitas itu membuat produk keuangan untuk segmen ultramikro menjadi lebih variatif dan terjangkau. Selain itu, akan ada integrasi di kantor-kantor cabang BRI, Pegadaian, dan PNM.
Penggabungan itu akan membuat kantor-kantor cabang itu diberi nama Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum). ”Jadi, di sana nanti bisa gadai, menabung emas, mengambil kredit usaha rakyat (KUR), atau kredit ultramikro, semua bisa dilakukan di satu tempat,” ujar Catur.