BEI Targetkan Rata-rata Nilai Transaksi Harian Rp 13,5 Triliun Tahun 2022
Manajemen Bursa Efek Indonesia optimistis berbagai parameter bisnis akan tetap meningkat pada tahun 2022 mendatang.
Oleh
joice tauris santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Manajemen Bursa Efek Indonesia optimistis berbagai parameter bisnis akan tetap meningkat pada tahun 2022. Hal itu tecermin dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2022 yang disetujui oleh para pemangku kepentingan.
Dalam RKAT itu, antara lain, disebutkan bahwa total pendapatan usaha diproyeksikan naik 11,4 persen atau Rp 158,8 miliar menjadi Rp 1,55 triliun. Sementara biaya usaha diproyeksikan naik 11,85 persen atau Rp 122,6 miliar menjadi Rp 1,16 triliun sehingga laba sebelum pajak diperkirakan naik menjadi Rp 494,64 miliar, dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp 389,56 miliar.
”Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih ditopang oleh kenaikan target rata-rata nilai transaksi harian,” kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BEI, Rabu (27/10/2021).
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) ditargetkan mencapai Rp 13,5 triliun tahun 2022. Tahun ini, RNTA sebesar Rp 12 triliun. Kenaikan RNTH ini antara lain ditopang oleh peningkatan jumlah dan aktivitas transaksi investor ritel. Pada tahun 2021 telah terjadi beberapa kali penyesuaian target, dari Rp 9 triliun hingga mencapai Rp 12 triliun.
Jumlah efek
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, tahun depan BEI tidak menargetkan berapa dana yang diperoleh dari pasar modal. Tahun depan, target dilihat dari pencatatan semua jenis efek, baik saham, exchange traded fund (ETF), obligasi, maupun dana investasi real estat (DIRE), termasuk efek beragun aset.
”Tidak ada target penggalangan dana, tetapi jumlah efek,” kata Nyoman. Dia juga mengatakan, pencapaian hingga saat ini sangat baik. Sudah ada 39 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa, sementara masih ada lagi 27 perusahaan yang sedang mempersiapkan diri. Obligasi baru tercatat 4, sementara ETF 2 produk.
”Dari target 66 realisasi, ada 46 dari semua instrumen, berarti sudah tercapai 70 persen. Di pipeline ada 30 efek, terdiri dari 27 saham, 2 obligasi, dan 1 ETF sehingga nanti jika tercatat semua, pencapaian pada 2021 ini mencapai 115 persen dari target,” kata Yetna.
Sementara itu, BEI juga akan mengembangkan perdagangan karbon. ”Selain perdagangan karbon, kami juga sedang merancang indeks baru, seperti indeks yang mengedepankan ESG,” kata Direktur Pengembagan BEI Hasan Fazwi.