Serangan Intrusi, Bank Jatim Klaim Data Nasabah Aman
Gangguan terhadap keamanan digital perbankan terus terjadi, termasuk baru-baru ini di Bank Jatim yang mengalami intrusi, tetapi diklaim tidak sampai membahayakan keamanan data nasabah, pegawai, dan keuangan pribadi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Bank Jatim mengakui ada aktivitas mencurigakan atau intrusi terhadap aplikasi pendukung. Namun, Bank Jatim mengklaim data nasabah aman karena intrusi tidak terjadi pada core system.
Demikian klaim Direktur TI dan Operasi Bank Jatim Tonny Prasetyo dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Redaksi Kompas Biro Jawa Timur, Jumat (22/10/2021) malam. Keterangan itu keluar setelah pemberitaan tentang dugaan kebocoran data nasabah di sistem PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.
Dugaan kebocoran itu diungkapkan oleh Lembaga Riset Cissrec bahwa data yang diduga bocor dari Bank Jatim dijual di Raid Forum. Data dijual oleh bl4ckt0r yang mengklaim memiliki data 378 gigabyte berisi 259 database Bank Jatim. Data yang dijual senilai Rp 3,5 miliar atau 250.000 dollar AS itu termasuk data nasabah, karyawan, dan keuangan pribadi.
”Kami telah bergerak cepat dan saat ini melakukan proses investigasi dan analisis forensik. Hasil penelusuran awal mengindikasikan bahwa pelaku kejahatan siber melakukan intrusi pada sistem aplikasi pendukung, bukan pada core system Bank Jatim,” kata Tonny.
Dengan demikian, menurut klaim Bank Jatim, operasional dan layanan bank pelat merah itu tidak bermasalah. Bank Jatim terus menempuh peningkatan perlindungan data perseroan agar tidak rentan terhadap kejahatan siber.
Tonny mengatakan, nasabah tetap dapat memanfaatkan layanan e-channel Bank Jatim, antara lain JConnect mobile banking dan internet banking utuk berbagai transaksi yang cepat, mudah, dan tetap aman. Hal ini memastikan bahwa intrusi tidak mengganggu operasional Bank Jatim.
Kami telah bergerak cepat dan saat ini melakukan proses investigasi dan analisis forensik. (Tonny Prasetyo)
Tonny melanjutkan, Bank Jatim terus menempuh mitigasi risiko terhadap serangan siber melalui kerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara. Bank Jatim mengklaim menerapkan standar pengamanan sistem informasi. Untuk kasus intrusi, Bank Jatim juga telah berkoordinasi dengan Polri untuk penanganan intrusi yang sedang terjadi.
”Apabila nasabah membutuhkan bantuan, dapat segera menghubungi layanan resmi call center 14044, Whatsapp Corporate 0811 3222 2505,” ujar Tonny menutup keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Ketua DPD Lanyalla Mattalitti meminta Bank Jatim bertanggung jawab atas kebocoran data nasabah yang diduga diperjualbelikan di forum hacker seharga Rp 3,5 miliar. Dia meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kebocoran data yang sangat merugikan masyarakat.
”Bank Jatim harus bertanggung jawab atas persoalan itu dan publik menunggu penjelasan. Untuk itu, polisi pun perlu bertindak cepat mengusut kasus ini hingga tuntas,” katanya.
Dalam Bincang Kompas terkait peringatan Hari Jadi Ke-76 Jawa Timur, Kamis (21/10/2021), Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, peningkatan layanan terhadap nasabah menjamin keberlangsungan dan keandalan bank ini.
”Dalam masa pandemi sejak Maret 2020, sektor perbankan menjadi salah satu yang terus tumbuh. Di Bank Jatim, misalnya transaksi digital tumbuh 115 persen,” kata Busrul. Untuk itu, keamanan sistem digital menjadi ”harga mati” bagi Bank Jatim karena menjadi penyangga perkembangan bisnis.