Kebiasaan tidak mengungkapkan masalah keuangan membuat generasi ”sandwich” belum menata keuangan dengan baik. Namun, tidak ada kata terlambat untuk belajar untuk meningkatkan literasi dan bagaimana mengelola keuangan.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar penduduk berusia produktif menanggung biaya untuk lebih dari satu generasi, yaitu orangtua, anak, dan mungkin juga anggota keluarga lain. Secara sosial, mendukung orangtua merupakan sebuah kebanggaan, tetapi di sisi lain situasi itu membuat keadaan keuangan keluarga menjadi lebih berat.
Kebiasaan untuk tidak mengungkapkan masalah-masalah keuangan membuat generasi sandwich lebih banyak menyangkal situasinya dan belum menata keuangan dengan baik. Generasi ini sering diartikan sebagaigenerasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi, yaitu orangtua, dirinya sendiri, dan anaknya,
”Sebanyak 80 persen mengaku siap. Namun, setelah ditanya apa punya tabungan, proteksi, atau dana darurat, hanya 13 persen yang beres fondasi keuangannya,” kata Windy Riswanto, Head of Marketing & Branding Digital Astra Life, dalam acara peluncuran kampanye #BetterSandwichGen-Dimulai Dari Kamu, Kamis (21/10/2021).
Menurut Windy, orang Indonesia memang selalu optimistis dan dirancang tidak pernah membicarakan masalah keuangan. ”Menjadi orang optimis baik, tetapi tidak hanya perlu pembenaran, tetapi ada aksi, yaitu memiliki perencanaan keuangan yang baik,” ujarnya.
Literasi keuangan yang masih rendah membuat generasi sandwich belum dapat menyusun prioritas keuangan dengan baik. Fondasi keuangan pertama yang harus dipenuhi adalah dana darurat. Selanjutnya adalah proteksi, baru kemudian investasi.
”Karena tidak ada literasi keuangan cukup, punya uang lebih sedikit langsung berinvestasi, misalnya membeli investasi berisiko tinggi, seperti kripto,” kata Windy.
Generasi sandwich yang memiliki banyak tanggungan sebaiknya juga memiliki perlindungan berupa asuransi jiwa yang mencukupi. Ketika seseorang yang menjadi pencari nafkah utama mengalami kecelakaan, sakit, atau meninggal dunia, ada sejumlah uang yang mencukupi untuk digunakan sebagai penganti penghasilan. Selain itu, perlindungan kesehatan, seperti BPJS kesehatan, juga merupakan salah satu perlindungan agar dapat mengalihkan risiko kepada pihak lain.
Tantangan
Membicarakan soal keuangan secara terbuka merupakan salah satu tantangan bagi generasi sandwich. ”Punya keberanian untuk ngobrol sama pasangan dan keluarga tentang situasi keuangan,” kada Andra Alodita, kreator konten dan pemerhati keuangan. Dia juga menekankan, tidak ada kata terlambat untuk belajar soal literasi keuangan.
Membicarakan soal keuangan secara terbuka merupakan salah satu tantangan bagi generasi sandwich.
Ancilla Lily Head of Bancassurance & Direct Business Astra Life menjelaskan, langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menata keuangan adalah membuat neraca keuangan yang sederhana. ”List aset juga utang karena utang juga diwariskan. Buat catatan rutin pengeluaran dan pendapatan kita. Miliki asuransi sesuai dengan kebutuhan. Langkah satu-satu, jangan langsung investasi berisiko tinggi,” kata Ancilla.
Sementara itu, menurut survei yang dilakukan Danareksa Reaserch Institute, persentase responden yang memiliki asuransi kesehatan cukup tinggi, terutama untuk asuransi kesehatan yang disediakan pemerintah.
Selain responden dalam survei tersebut, ada 91 persen keluarga responden yang juga sudah memiliki asuransi kesehatan pemerintah. Dari keluarga responden yang memiliki asuransi kesehatan, sebanyak 98,66 persen di antaranya memiliki asuransi kesehatan pemerintah.
Sebanyak 42,46 persen memutuskan memiliki asuransi kesehatan karena banyak manfaat yang didapatkan dengan memiliki asuransi kesehatan. Sementara 40,84 persen beralasan premi terjangkau.
Sayangnya, pandemi ini membuat mereka yang pernah memiliki asuransi kesehatan menjadi tidak lagi memiliki asuransi kesehatan. Adapun alasan yang diungkapkan adalah pendapatan menurun (46,6 persen), mengalihkan dana untuk kebutuhan lain (37,86 persen), terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK (28,16 persen).