Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan perbankan. Keputusan ini untuk memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan dari pengaruh global.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan perbankan pada level 3,5 persen. Tingkat suku bunga acuan terendah sepanjang sejarah ini sudah bertahan sejak Februari 2021. Keputusan ini diambil untuk memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas keuangan dari pengaruh global.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
”Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo pada konferensi pers hasil RDG, Selasa (19/10/2021).
Perry menjelaskan, upaya melanjutkan rezim bunga murah ini mulai membuahkan hasil, yakni suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan juga terus menurun. Pada Agustus, SBDK menurun 4 basis poins dibanding bulan Juli. Perkembangan tersebut menyebabkan spread SBDK terhadap BI7DRR menyempit menjadi sebesar 97 basis poins secara tahun dari 6,24 persen pada Agustus 2020 menjadi 5,27 persen pada Agustus 2021.
Fungsi intermediasi perbankan pun perlahan terus membaik. Pertumbuhan penyaluran kredit sampai dengan September bertumbuh 2,21 persen secara tahunan. Ini meningkat dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit pada Agustus yang sebesar 1,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan perkembangan tersebut, BI mempertahankan perkiraan pertumbuhan kredit pada tahun 2021 dalam kisaran 4-6 persen.
”Intermediasi perbankan melanjutkan pertumbuhan positif. Permintaan kredit membaik, terutama dari dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko, di samping sangat longgarnya likuiditas dan penurunan suku bunga kredit baru,” ujar Perry.
Perry menjelaskan, selain memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi dengan bunga yang rendah, keputusan mempertahankan tingkat suku bunga itu juga untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian global. Pemulihan ekonomi dunia diperkirakan tetap berlanjut pada tahun 2022 meskipun dampak dari gangguan rantai pasokan dan keterbatasan energi perlu tetap diwaspadai.
Ketidakpastian pasar keuangan global sedikit menurun di tengah kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat sejalan kenaikan inflasi yang terus berlangsung. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap tetap berlanjutnya aliran portofolio global ke negara berkembang, khususnya di negara-negara yang mempunyai imbal hasil aset keuangan yang menarik dan kondisi ekonomi yang membaik.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, posisi cadangan devisa Indonesia dalam posisi sangat baik. Sampai dengan September, cadangan devisa Indonesia sebesar 146,9 miliar dollar AS, setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teuku Riefky, mengatakan, keputusan BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan sudah tepat.
Seiring makin masifnya program vaksinasi dan makin terkendalinya kasus Covid-19, ekonomi nasional membutuhkan stimulus pertumbuhan dari bunga murah. Di sisi lain, BI juga harus terus mengantisipasi ketidakpastian global.
Meningkatnya harga komoditas dunia mengindikasikan perekonomian global berangsur pulih sehingga permintaan pun meningkat. Hal ini bisa berujung pada pelonggaran stimulus moneter negara-negara dunia yang dampaknya bisa membuat dana asing di Indonesia berkurang atau lari keluar. ”Langkah BI untuk mendorong pemulihan dan menjaga stabilitas,” ujar Riefky.