Produksi Beras Nasional Naik meski Luas Panen Turun Tahun Ini
Produksi beras nasional naik meski luas panen cenderung turun tahun ini. Serangan hama yang relatif kecil dan fenomena La Nina yang memicu curah hujan yang panjang tahun ini dinilai turut dongkrak produktivitas lahan.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meningkatnya produksi beras di tengah penurunan luas panen padi nasional tahun 2021 menunjukkan adanya kenaikan produktivitas. Salah satu faktor pemicu kenaikan itu adalah periode hujan yang relatif panjang tahun ini sehingga kebutuhan air terpenuhi dan indeks pertanaman padi naik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS), total produksi beras pada Januari-September 2021 mencapai 26,15 juta ton, meningkat 32.000 ton atau 0,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang 26,11 juta ton.
Sementara itu, sampai akhir tahun 2021, total produksi beras nasional diperkirakan mencapai 31,69 juta ton. Angka itu meningkat 351.710 ton atau 1,12 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat 31,33 juta ton.
Kenaikan produksi beras terjadi ketika luas panen sawah cenderung turun. Sampai September 2021, luas panen padi nasional 8,77 juta hektar, menurun 0,24 juta hektar atau 2,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang seluas 9,01 juta hektar.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, perhitungan produksi beras itu merupakan hasil konversi dari produksi gabah. Adapun produksi dihitung dari perkalian dari luas panen dengan produktivitas. Penghitungan luas panen menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA), sedangkan penghitungan produktivitas menggunakan metode survei ubinan.
”Dari perhitungan inilah kita mendapatkan hasil produksi beras,” ujar Margo dalam konferensi pers, Jumat (15/10/2021).
Guru Besar Fakultas Pertanian dan Kepala Biotech Center IPB University Dwi Andreas Santosa menjelaskan, kenaikan produksi beras di tengah menurunnya luas panen menunjukkan adanya peningkatan produktivitas tanaman padi.
”Data yang dikeluarkan BPS ini mirip dengan pantauan kami di lapangan, yakni terjadi peningkatan produktivitas tanaman padi,” ujar Dwi, yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).
Ia menjelaskan, cuaca La Nina yang membawa curah hujan tinggi sepanjang tahun ini membuat kebutuhan air tanaman padi tercukupi. Hal ini meningkatkan produksi beras. ”Tanaman padi ini membutuhkan banyak air. Adanya curah hujan yang panjang ini sangat membantu petani,” ujar Dwi.
Selain itu, sepanjang tahun ini hama tanaman juga relatif tidak banyak dan tidak ganas. Tanaman padi pun masih bisa tumbuh dan panen sesuai harapan. Produksi yang meningkat itu, lanjut Andreas, membuat cadangan beras nasional dalam kondisi baik sehingga tidak perlu impor.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan, peningkatan produktivitas ini tidak terlepas dari upaya semua pihak, termasuk jajaran pemerintah yang terus mengembangkan benih unggul serta memanfaatkan kecanggihan teknologi mekanisasi dalam melakukan produksi.
”Kita juga memfasilitasi petani dengan berbagai bantuan lain, seperti pupuk, alsintan (alat mesin pertanian), dan layanan KUR (Kredit Usaha Rakyat) pertanian. Kita berharap momentum ini dapat kita jaga dengan baik,” ujarnya.