Bisnis kuliner secara daring yang semakin dimudahkan dengan perkembangan teknologi digital mendorong pemulihan ekonomi, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Dapur bersama menjadi konsep yang memudahkan.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis kuliner secara daring yang semakin dimudahkan dengan perkembangan teknologi digital mendorong pemulihan ekonomi, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Dalam 3-4 bulan pertama sejak pandemi Covid-19, puluhan ribu UMKM bermunculan untuk belajar bisnis daring secara efektif.
Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo dalam perayaan ulang tahun ke-2 Komunitas Partner Gofood (Kompag) secara virtual di Jakarta, Jumat (15/10/2021), mengatakan, ”Terus terang, ini merupakan first time business owner, first time going digital, dan ini pertama kalinya bisnis harus dijalankan secara online sesuai kapabilitasnya.”
Kompag sebagai pionir wadah mitra UMKM kuliner di industri digital ini telah diikuti oleh lebih dari 107.000 UMKM dari 70 kota di Indonesia. Komunitas yang membangun sistem edukasi bagi para mitra usahanya ini didirikan pada Oktober 2019. Selain saling berbagi ilmu, para anggotanya juga berkolaborasi dan berjejaring.
Mengutip Data Bank Dunia, Catherine menyebutkan, sebanyak 42 persen UMKM sudah menggunakan platform digital sejak pandemi Covid-19, khususnya saat mulai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Indonesia. Rumah makan atau warung UMKM harus membiasakan diri dengan cara daring untuk menjaga kesinambungan bisnis.
Dampaknya bagi Gofood, merchant mitra Gofood yang mendaftarkan diri terjadi lonjakan. Ternyata, manajemen Gofood melihat sebagian besar dari antara UMKM yang mendaftarkan diri adalah pebisnis baru.
”Kita tidak bisa mungkiri. Sejak pandemi terjadi, banyak perampingan dari perusahaan ataupun juga mereka yang terpaksa dirumahkan sehingga banyak yang mencari bisnis demi mengisi perut. Mereka membuka bisnis makanan dari rumahan atau berdasarkan keterampilan kecil yang mereka miliki,” tutur Catherine.
Catherine memperkirakan, sejak pandemi, jumlah merchant mitra usaha Gofood bertambah sebanyak 250.000 UMKM. Hingga sekarang, secara total sudah hampir mencapai 1 juta mitra usaha Gofood. Dari jumlah itu, sebanyak 99 persen adalah kategori UMKM. Selama triwulan II-2020 hingga triwulan III-2021, penghasilan rata-rata bulanan mitra usaha yang bergabung sudah berkembang hingga tujuh kali lipat.
Catherine mengakui, ada saja mitra usaha yang merasa usahanya stagnan atau tidak berkembang sesuai ekspektasi. Pihaknya juga tidak memiliki solusi yang mujarab, tetapi dalam komunitas yang telah terbangun ini semua sama-sama ingin tumbuh berkembang. Sampai hari ini, jumlah partner Gofood sudah mencapai 1 jutaan.
Mereka yang melihat usaha kuliner mencapai keberhasilan sesungguhnya ada begitu banyak upaya yang mesti dilakukan. Yang dilakukan di Kompag adalah mengeduksi, misalnya, penyajian foto kuliner haruslah menarik. Ini syarat mutlak yang begitu sederhana karena konsumen tidak bisa memegang, mencium, dan hanya bisa melihat foto kuliner. Begitu pula, deskripsi makanan yang ditawarkan.
Head Gofood Merchant Marketing Felicia Wijaya mengatakan, ”Tahun 2022, kami ingin memberikan sesuatu yang lebih bagi merchant mitra UMKM dengan cara disegmentasi. Edukasi yang diberikan bisa lebih diterima sesuai segmentasi sehingga transaksi mereka terus meningkat.”
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya, secara terpisah, mengapresiasi Gofood dalam memberikan pendampingan yang konsisten dan komprehensif bagi para pelaku usaha kreatif, termasuk UMKM.
Nia mengatakan, ”Dukungan bagi UMKM tidak bisa berhenti pada digitalisasi, tetapi juga mendukung keberlanjutan usaha UMKM di tengah perubahan kebutuhan dan daya beli masyarakat yang kian dinamis. Salah satunya dilakukan melalui pembinaan oleh Kompag.”
Kemenparekraf melihat keseriusan Gofood dalam menggarap sektor ini sehingga inovasi yang dihadirkan mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja di industri ekonomi kreatif. Sebab, bidang usaha kuliner menjadi pemain terbesar di dalamnya. Diharapkan, dukungan Kompag dapat diperluas dan menjadi wadah positif untuk menyediakan berbagai kebutuhan dan informasi positif bagi pelaku usaha.
Pascamerger
Setelah merger Gojek dan Tokopedia, Catherine mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memaparkan nilai transaksinya. Namun, secara trafik, peningkatan pemesanan naik secara signifikan hingga mencapai 50 persen. Selain itu, pengguna baru pun meningkat dengan dilihat pada program Waktu Indonesia Belanja.
”Hingga akhir 2021, target Gofood selalu ingin berkembang dan menjadi pemimpin pasar dalam pesan-antar makanan ke konsumen. Kami sadar, DNA Gofood adalah membantu mitra UMKM. Kami percaya, dengan menggerakkan UMKM, perputaran (bisnis) yang terjadi bukan hanya untuk Gofood, melainkan juga perekonomian secara keseluruhan,” papar Catherine.
Dari data terkini, jumlah cloud kitchen atau dapur bersama Gofood sebelumnya mencapai 29 dapur bersama di Jakarta, Bandung, dan Medan. Saat ini, jumlahnya meningkat menjadi 45 dapur bersama. Selama awal pandemi, Gofood sempat menghentikan ekspansinya karena sebagian besar orang berdiam di rumah dan menjaga protokol kesehatan.
Sejak triwulan II-2021, Gofood sudah berekspansi kembali. Target akhir 2021 mencapai 60 dapur. Ini sebagai persiapan menuju tahun 2022. Fasilitas dapur bersama ini secara konseptual membantu mitra UMKM, antara lain mengurangi biaya sewa dan infrastruktur, mengurangi biaya operasional, menjaga arus kas karena tidak perlu biaya sewa di muka, serta ekspansi bisnis minim modal dan risiko.
”Memang, bagaimana pun masih ada orang yang khawatir keluar-masuk mal. Yang kita tawarkan kepada mitra usaha adalah dapur bersama karena infrastrukturnya dibangun untuk efisien pengantaran makanan sehingga pengemudi Gojek tidak perlu masuk-keluar mal, termasuk parkir yang dekat dengan dapur bersama,” tutur Catherine.