Biosolar Langka, Angkutan Logistik di Sumut Terkendala Beroperasi
Biosolar sangat langka di Medan dan Deli Serdang. Operasional angkutan logistik terkendala karena harus mencari dan mengantre untuk mendapat biosolar sampai berjam-jam. Polda Sumut selidiki dugaan penimbunan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Bahan bakar minyak, khususnya biosolar, sangat langka di Kota Medan dan Deli Serdang, Sumatera Utara, dalam beberapa hari ini. Angkutan logistik mengalami kendala dalam beroperasi karena harus mencari dan mengantre berjam-jam untuk mendapat biosolar. Kepolisian Daerah Sumatera Utara menyelidiki dugaan penimbunan bahan bakar.
Berdasarkan pantauan Kompas, Jumat (15/10/2021), plang pengumuman bertuliskan ”biosolar habis” terjadi di hampir semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Medan dan Deli Serdang, seperti di SPBU Jalan Cemara, SPBU Simpang Krakatau, dan sejumlah SPBU di Jalan Kolonel Yos Sudarso. Sebagian juga kehabisan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan pertamax.
Para pengendara pun akhirnya memburu biosolar ke beberapa SPBU di pinggiran kota yang masih tersedia, antara lain di SPBU Jalan Medan-Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.
”Saya sudah dua jam berkeliling di Kota Medan mencari biosolar. Lebih dari 10 SPBU saya datangi, tetapi semua kehabisan biosolar. Saya mendengar ada biosolar di SPBU Sampali,” kata Yusuf (40), sopir angkutan logistik.
Di SPBU Jalan Medan-Sampali, truk dan pikap mengantre lebih dari 30 kendaraan hingga memakan badan jalan. Yusuf pun sudah mengantre lebih dari satu jam, tetapi belum mendapat giliran. ”Kami terpaksa mengantre berjam-jam agar bisa mengirim barang ke Kabupaten Labuhanbatu,” kata Yusuf.
Dampak kelangkaan biosolar juga dialami Andika Putra (45), sopir truk. Seharusnya ia berangkat Jumat pagi ke Kota Pematang Siantar. ”Namun, sampai siang saya belum bisa berangkat karena enggak dapat biosolar," katanya.
Andika pun bergerak ke SPBU Sampali setelah mendengar dari temannya masih ada biosolar di sana.
Manajer Area Humas dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara Taufikurachman mengatakan, kelangkaan BBM di Kota Medan dan sekitarnya terjadi karena adanya kendala distribusi. ”Kami memohon maaf karena ada kendala terkait keterlambatan kapal tanker,” katanya.
Kami memohon maaf karena ada kendala terkait keterlambatan tanker. (Taufikurachman)
Taufikurachman mengatakan, stok BBM akan kembali normal dalam beberapa hari ke depan karena tanker bermuatan 15,9 juta liter sudah berlabuh di Sumut. Ia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik atas kelangkaan BBM.
Kepala Kepolisian Daerah Sumut Inspektur Jenderal Panca Putra Simanjuntak mengatakan, pihaknya membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kelangkaan BBM di Medan dan sekitarnya. ”Kami sudah panggil pihak Pertamina untuk meminta penjelasan terkait kelangkaan BBM,” kata Panca.
Panca mengatakan, pihaknya juga melakukan penyelidikan tentang kemungkinan adanya penimbunan. ”Untuk pengusaha yang mencoba mengambil kesempatan dalam keterbatasan distribusi BBM, saya sampaikan tidak ada ampun,” katanya.
Panca meminta agar jangan ada yang menimbun BBM di tengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Ketua DPRD Sumatera Utara Baskami Ginting mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat undangan kepada Pertamina Sumbagut untuk meminta penjelasan tentang kelangkaan BBM itu.