Tren positif pada beberapa indikator pasar modal mencerminkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal dinilai relatif membaik. Penggalangan dana melalui pasar modal pun marak.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penggalangan dana melalui pasar modal pada tahun 2021 sangat marak. Berbagai aksi korporasi, seperti penerbitan saham perdana atau initial public offering, penawaran saham terbatas atau right issue, dan penerbitan surat utang, marak dilakukan di pasar modal. Berbagai indikator di pasar modal juga berkembang dengan baik.
”Per tanggal 11 Oktober 2021, perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebanyak 38 dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun Rp 32,14 triliun. Sementara perusahaan yang mencatatkan obligasi dan sukuk sebanyak 48 perusahaan dengan total emisi yang dicatatkan sebesar Rp 76,08 triliun,” kata Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Menurut Nyoman, tren positif pada beberapa indikator pasar modal mencerminkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal dinilai relatif membaik. Aktivitas penggalangan dana di pasar modal diharapkan terus meningkat seiring pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan pasar modal.
Para pelaku pasar dan pemangku kepentingan, termasuk korporasi, dapat memanfaatkan pasar modal sesuai kebutuhannya. Momentum pemulihan ekonomi nasional turut mendorong korporasi dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal Indonesia.
Tren positif pada beberapa indikator pasar modal mencerminkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal dinilai relatif membaik.
Sampai 11 Oktober 2021, sudah ada 24 perusahaan yang melakukan right issue dengan dana yang berhasil dihimpun Rp153,77 triliun. Adapun emiten yang melakukan right issue terbesar adalah PT Bank Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dengan nilai total Rp 98,9 triliun. Emiten lain yang juga melakukan right issue dalam jumlah besar adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan nilai Rp 15 triliun.
Selain itu, ada sejumlah bank kecil yang harus menambah modal hingga akhir tahun ini dengan penerbitan right issue Rp 1 triliun sampai Rp 4,5 triliun. ”Sementara di pipelineright issue BEI saat ini ada 41 perusahaan dengan perkiraan dana yang direncanakan melalui right issue sebesar Rp 20,91 triliun,” tambah Nyoman.
Dimanfaatkan investor
Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja melihat berbagai hal positif pada perekonomian secara umum termasuk di pasar modal dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk menambah portofolio di pasar modal. Penurunan angka kasus positif Covid-19 di dalam negeri serta vaksinasi yang semakin masif membuat pelonggaran aktivitas masyarakat dapat dilakukan dan potensi pemulihan ekonomi domestik semakin terbuka.
Stabilitas makro ekonomi, terutama eksternal, yang terus diperkuat dapat memberikan dukungan yang baik untuk mengantisipasi Fed tapering dan menghadapi dinamika global yang, walaupun berada dalam masa pemulihan, belum sepenuhnya stabil. Cadangan devisa yang meningkat, inflasi yang terkendali, pertumbuhan neraca perdagangan yang masih baik, serta didukung oleh permintaan dan harga komoditas, diharapkan dapat menjaga volatilitas rupiah menjelang Fed tapering.
Cadangan devisa yang meningkat, inflasi yang terkendali, pertumbuhan neraca perdagangan yang masih baik, serta didukung oleh permintaan dan harga komoditas, diharapkan dapat menjaga volatilitas rupiah menjelang Fed tapering.
”Beberapa indikator utama, seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, penjualan properti, dan sektor manufaktur diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, menyusul pelonggaran aktivitas di triwulan IV-2021,” ucap Freddy.
Untuk pasar saham, antusiasme dan optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan aktivitas domestik mulai terlihat pada pergerakan pasar saham domestik. Sepanjang tahun berjalan hingga akhir triwulan ketiga kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 5,1 persen. Pemulihan sentimen yang ditopang oleh katalis positif (meningkatnya vaksinasi, kenaikan harga komoditas, stabilitas rupiah, dan perbaikan earnings perusahaan) diharapkan dapat mendorong pergerakan pasar saham Indonesia ke depan.
”Investor dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk atau menambah porsi kepemilikannya, baik di reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham, disesuaikan dengan profil risiko masing-masing,” imbuh Freddy.
Antusiasme masyarakat terhadap pasar modal memang semakin terlihat. Jumlah investor ritel terus bertambah. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per September 2021, jumlah investor pasar modal sebanyak 6.431.444 atau meningkat 65,74 persen dibandingkan dengan jumlah investor pada Desember 2020. Investor ritel ini mencakup investor pada saham, obligasi ritel, dan reksa dana.