Kolaborasi Perbankan dan Perusahaan Tekfin Kian Gencar
Hubungan jasa keuangan bank dan nonbank yang diperkirakan saling bersaing ketat, beberapa waktu belakangan ini justru menunjukkan keeratan lewat berbagai macam kolaborasi.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·4 menit baca
DOKUMENTASI BANK JAGO
Seorang warga sedang berjalan melewati logo Bank Jago.
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan terakhir, industri perbankan dan perusahaan teknologi finansial atau tekfin mengumumkan berbagai kerja sama dan kolaborasi. Mulai dari perbankan yang sahamnya resmi dikendalikan tekfin, berkolaborasi memberikan layanan digital, hingga perbankan yang memberikan pendanaan kepada perusahaan tekfin. Hubungan keduanya yang sebelumnya diperkirakan saling membunuh ini justru malah semakin erat.
Perusahaan tekfin PT Akulaku Silvrr Indonesia secara resmi menjadi pemegang saham terbanyak bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk suusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB), Jumat (8/10/2021). Penetapan ini telah sesuai dengan peraturan tentang pengambilalihan yang diatur dalam Peraturan Otoritas dan Jasa Keuangan (OJK) Nomor 41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum.
PT Akulaku Silvrr Indonesia merupakan bagian dari Akulaku Group yang menyediakan layanan di bidang e-dagang dan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara yang beroperasi di empat negara besar, yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia. Menargetkan pasar negara berkembang dengan kelompok konsumen yang kurang terlayani, tetapi berkredibilitas dengan pertumbuhan cepat.
Direktur Utama Bank Neo Commerce (BNC) Tjandra Gunawan mengatakan, dengan pengesahan Akulaku menjadi pemegang saham pengendali, pihaknya yakin akan semakin menghadirkan inovasi layanan keuangan digital kepada nasabah.
”Pengalaman Akulaku dalam sisi lending menjadi nilai tambah bagi BNC sebagai bank digital sejalan dengan upaya BNC untuk memperkuat sisi lending di akhir tahun ini hingga tahun mendatang. Dukungan dari Akulaku semakin memperkuat ekosistem digital BNC dan membuat BNC memiliki proposisi yang berbeda dibandingkan dengan pelaku industri lainnya,” ujar Tjandra.
Perusahaan tekfin PT Akulaku Silvrr Indonesia secara resmi menjadi pemegang saham terbanyak bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk RUPS LB, Jumat (8/10/2021).
BNC bukan bank digital pertama yang dimiliki kelompok usaha nonbank. Saat ini ada PT Bank Jago Tbk yang sahamnya dimiliki oleh sejumlah kelompok usaha nonbank. Sampai dengan September 2021, kepemilikan saham Bank Jago terdiri dari PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia sebesar 29,80 persen, PT Dompet Karya Anak Bangsa sebesar 21,40 persen, Wealth Track Technology Limited sebesar 11,68 persen, GIC Private Limited sebesar 9,1 persen, dan sisanya dijual kepada publik.
Kerja sama
Kerja sama antara perbankan dan tekfin juga semakin erat belakangan ini. PT Bank DBS Indonesia mengumumkan joint financing sebesar Rp 1 triliun yang akan disalurkan untuk nasabah perusahaan tekfin Kredivo. Kerja sama ini merupakan wujud open banking dengan bersinergi bersama penyelenggara jasa sistem pembayaran, tekfin, atau pelaku industri digital lainnya. Di sisi lain, kerja sama ini juga memperluas akses kredit serta meningkatkan layanan guna memenuhi target melayani puluhan juta pengguna dalam beberapa tahun ke depan.
Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy Tanjung mengatakan, pada September 2020, kedua pihak telah melakukan kerja sama join financing dengan nilai sebelumnya Rp 500 miliar. Kini, skema pembiayaan pun ditingkatkan menjadi Rp 1 triliun.
PT Bank DBS Indonesia mengumumkan joint financing sebesar Rp 1 triliun yang akan disalurkan untuk nasabah perusahaan tekfin Kredivo.
Seorang nasabah sedang membuka aplikasi layanan perbankan digital Bank Jago, Senin (5/7/2021).
”Kami berharap mampu menjangkau masyarakat lebih luas dan meningkatkan inklusi keuangan,” ucap Rudy.
Chief Executive Officer Kredivo Indonesia Umang Rustagi mengatakan, fasilitas joint financing yang didapatkan ini akan mempercepat pertumbuhan dan memperluas layanan serta akses kredit kepada jutaan nasabah baru di Indonesia. Selain itu, kerja sama ini merupakan bukti kepercayaan terhadap tekfin dan salah satu bentuk sinergi yang nyata antara tekfin dan perbankan.
”Lebih jauh, fasilitas kredit ini juga menjadi angin segar dan juga bukti bahwa ekonomi Indonesia terus membaik di masa pandemi ini,” kata Umang.
Tak hanya pendanaan, kerja sama perbankan dengan tekfin juga merambah kepada kolaborasi memberikan layanan perbankan secara digital. PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengumumkan kerja sama dengan KasPro Indonesia, pemilik izin uang elektronik; dan QRIS dari Bank Indonesia. Dengan adanya kolaborasi ini, pengguna aplikasi KasPro Indonesia dapat menggunakan fitur layanan tarik tunai tanpa kartu di seluruh ATM Danamon.
”Danamon senantiasa meningkatkan layanan digital banking sebagai dukungan terhadap Gerakan Nasional Non Tunai. Kami senang dapat bekerja sama dengan KasPro untuk menghadirkan fitur terbaru ini. Hal ini selaras dengan gaya hidupmasyarakat saat ini yang membutuhkan layanan dan akses perbankan dengan cepat dan mudah,” ujar Andreas Kurniawan, Business Strategy & Development Head Danamon.
”Kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan Bank Danamon sebagai salah satu bank tepercaya di Indonesia, di mana dengan adanya kerja sama ini akan menciptakan kemudahan bagi pengguna KasPro melakukan penarikan tunai saldo KasPro di seluruh ATM Bank Danamon,” ujar Direktur KasPro Anggoro Prajesta.