Masyarakat Nusa Tenggara Timur diajak memanfaatkan pemberlakukan kegiatan masyarakat level 2 untuk kegiatan ekonomi produktif dalam mengatasi ketertinggalan di sektor ekonomi keluarga selama hampir 2 tahun masa pandemi.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Masyarakat Nusa Tenggara Timur diajak memanfaatkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat level 2 untuk kegiatan ekonomi produktif dalam mengatasi ketertinggalan di sektor ekonomi keluarga selama hampir dua tahun masa pandemi Covid-19. Syarat utama dalam menjalankan roda perekonomian adalah protokol kesehatan tidak boleh kendur selama kegiatan itu.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu di Kupang, Rabu (6/5/2021), mengatakan, kurva statistik kasus aktif di NTT telah menurun. Jumlah 22 kabupaten/kota masuk kategori level 2.
”Penurunan kasus ini harus dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan ekonomi produktif. Mari mengejar dan mengisi ketertinggalan ekonomi rumah tangga selama masa pandemi Covid-19, Maret 2020-September 2021. Roda ekonomi rumah tangga harus diaktifkan kembali,” katanya.
Demikian pula usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sempat macet selama pandemi agar segera diaktifkan kembali. Hotel-hotel yang ditutup karena sepi pengunjung, kios, dan warung makan silakan dihidupkan kembali. ”Ini kesempatan,” katanya.
Perbankan pun tentu mendukung masyarakat yang melakukan peminjaman untuk usaha ekonomi produktif setelah pandemi Covid-19 masuk level 2 di seluruh kabupaten/kota. Kegiatan operasional sarana transportasi darat, seperti angkutan dalam kota, antarkabupaten-kota, dan antarprovinsi ditingkatkan. Demikian pula angkutan laut dan udara dalam wilayah NTT. ”Semua aktivitas ini harus tetap menjaga dan pengedepankan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.
Putra Manggarai ini mengingatkan masyarakat agar jangan euforia berlebihan, kemudian saling ajak untuk menyelenggarakan pesta, kumpul keluarga, arisan, dan kegiatan lain yang tidak produktif. Kegiatan pesta berpotensi mengaktifkan kembali kasus Covid-19 di masyarakat.
Selama pesta, orang bakal mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tidak menghindari kerumunan. Sering terjadi dalam tradisi, tuan pesta menyuguhkan miras tradisional buatan lokal.
Kegiatan tatap muka di sekolah itu kembali diaktifkan, Senin, 4 Oktober 2021.
Perilaku pesta dan kumpul-kumpul bersama itu justru kembali membawa masyarakat semakin jauh dari harapan untuk bangkit pasca-penurunan kasus Covid-19. Harus ada daya, semangat, dan dorongan untuk meraih sesuatu yang terbaik setelah penurunan kasus ini. ”Mengisi kesempatan mengatasi ketinggalan itu penting,” katanya.
Mantan Karo Humas Setda NTT, Jubir Satgas Covid-19, sekaligus jubir Posko Bencana Seroja ini mengatakan, saat ini hampir semua rumah ibadat sudah dibuka, bahkan kegiatan doa-doa di lingkungan masyarakat, seperti doa Rosario di rumah-rumah warga pada malam hari, selama bulan Oktober pun mulai digelar di sejumlah kabupaten/kota di NTT.
Kegiatan peribadatan ini harus tetap mempertahankan protokol kesehatan secara ketat. Bagian tertentu dalam kegiatan peribadatan yang berpeluang terjadi penularan Covid-19 sebaiknya ditiadakan.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia NTT Hyronimus Fernandes mengatakan, vaksinasi menjadi salah satu kunci keberhasilan penurunan kasus Covid-19 saat ini. Karena itu, setiap ketua RT di kabupaten/kota sebaiknya segera mungkin melakukan pendataan warganya yang belum mendapatkan vaksin secara lengkap.
”Sampai hari ini masih ada warga yang menolak divaksinasi. Bagi mereka ini sangat berpeluang terpapar dan menyebarkan Covid-19. Ketua RT harus teliti benar sehingga tidak ada warga yang bebas vaksin. Meski mereka itu punya kebebasan memilih tidak divaksin, dampaknya sangat buruk bagi kesehatan orang sekitar,” kata Fernandes.
Ia mengingatkan semua pihak agar benar-benar menjaga protokol kesehatan yang ketat selama aktivitas mulai berjalan normal. Saat ini beberapa sekolah mulai terpapar Covid-19 saat pembelajaran tatap muka berlangsung, terutama di kalagan siswa SD. Jika siswa SD ini pun bisa divaksin, penyebaran Covid-19 di kalangan mereka bakal tidak terjadi seperti sekarang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Imanuel Buang mengatakan, sembilan siswa SD Ponain Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang yang terpapar Covid-19 sudah kembali masuk kelas setelah menjalani pengobatan dan masa karantina selama 14 hari. ”Kegiatan tatap muka di sekolah itu kembali diaktifkan, Senin, 4 Oktober 2021,” katanya.
Pihaknya telah mengirim surat ke semua sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di wilayah itu agar selama proses pembelajaran tatap muka berlangsung, semua yang terlibat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Semua guru di daerah itu pun sudah divaksin.