Teknologi membuat jarak dan sekat semakin menipis. Matinya jaringan untuk mengakses Facebook, Whatsapp, dan Instagram di Amerika Serikat bisa dirasakan dampaknya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Facebook Inc telah mengidentifikasi gangguan yang mengakibatkan terhentinya akses ke layanan platform dalam grup tersebut selama beberapa jam. Gangguan ini berdampak luas karena banyak pengguna platform Facebook, Whatsapp, dan Instagram yang memanfaatkan platform tersebut untuk memasarkan usaha, selain sebagai media komunikasi.
Di Indonesia, warganet tidak bisa mengakses media sosial Facebook, Whatsapp, dan Instagram pada Senin (4/10/2021) sekitar pukul 22.30 hingga Selasa (5/10/2021) sekitar pukul 05.00. Gangguan aktivitas digital dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu dialami penggunanya di negara-negara.
Layanan tiga media sosial dalam grup Facebook Inc ini tepatnya dilaporkan terjadi sekitar 11.30 waktu Eastern Daylight Time (EDT) atau waktu bagian timur Amerika Serikat. Layanan baru beroperasi lagi sekitar 18.00 waktu EDT, setelah sekitar tujuh jam terganggu.
Vice President Facebook Santosh Janardhan dalam unggahan situs resmi Facebook, Selasa (5/10/2021) waktu Indonesia, menjelaskan, para insinyur dan teknisi grup ini telah menemukan penyebab terganggunya akses media sosial grup Facebook. Permasalahan ini dikarenakan adanya perubahan konfigurasi dari backbone routers yang mengordinasikan lalu lintas jaringan antara pusat datanya, sehingga komunikasi jadi terganggu.
”Disrupsi dari lalu lintas jaringan ini menghambat aliran komunikasi dari pusat data dan membuat layanan kami terhenti,” ujar Santosh.
Ia menegaskan, akar dari permasalahan ini adalah kesalahan dari perubahan konfigurasi. Dia juga membantah tuduhan bahwa jaringannya disusupi atau dibajak pihak lain. ”Kami juga tidak memiliki bukti bahwa data para pengguna telah dimanfaatkan pada waktu sistem down,” ujar Santosh.
Pihaknya juga meminta maaf kepada kepada seluruh pengguna, termasuk para pengusaha di seluruh dunia yang memanfaatkan platform dalam grup ini, atas gangguan akses tersebut.
Belum ada keterangan resmi dari Facebook berapa jumlah pengguna ketiga media sosial milik grupnya yang mengalami gangguan itu. Mengutip dari situs berita ekonomi bisnis Fortune, kerugian yang dialami Facebook diperkirakan mencapai 99,75 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun atas kejadian ini.
Angka ini didasarkan pada pendapatan kuartal kedua Facebook, yang tercatat 29,08 miliar dollar AS selama periode 91 hari. Ini berarti, rata-rata pendapatan Facebook sebesar 319,6 juta dollar AS per hari atau 13,3 juta dollar AS per jam.
Angka ini tidak memperhitungkan periode lalu lintas puncak atau hari dalam seminggu. Dengan dasar perhitungan itu, diasumsikan kerugian Facebook dalam satu hari apabila mengalami gangguan.
Harga saham Facebook di pasar modal Nasdaq ikut merosot 4,89 persen pada posisi 326,23 dollar AS per unit saham pada penutupan perdagangannya.
Mengutip data We Are Social yang dirilis awal tahun ini, jumlah pengguna aktif bulanan Facebook 2,7 miliar. Jumlah itu menempatkan platform tersebut sebagai media sosial yang paling banyak digunakan di dunia. Adapun Whatsapp ada di peringkat ketiga dengan 2 miliar pengguna. Instagram di peringkat kelima dengan 1,2 miliar pengguna.
Total, jumlah pengguna ketiga media sosial itu 5,9 miliar pengguna atau sekitar 75 persen dari penduduk dunia yang sebanyak 7,85 miliar jiwa.
Lingkup Indonesia
Di Indonesia, jumlah pengguna Facebook berdasarkan Internetworldstats mencapai 175,3 juta pada akhir Maret 2021. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara pengguna Facebook terbesar kedua di Asia setelah India.
Adapun jumlah pengguna Whatsapp di Indonesia 68,8 juta. Jumlah ini membawa Indonesia berada di peringkat keempat pengguna Whatsapp terbesar dunia setelah India, Brasil, dan Amerika Serikat.
Sementara jumlah pengguna Instagram di Indonesia sampai dengan Juli 2021, mengutip Statista, mencapai 93 juta pengguna. Ini menempatkan Indonesia di peringkat keempat pengguna Instagram terbanyak di dunia setelah India, Amerika Serikat, dan Brasil.
Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menjelaskan, digitalisasi membuat yang jauh terasa dekat dan dunia semakin tanpa sekat, saling terikat satu sama lain. Oleh karenanya, gangguan jaringan di Amerika Serikat dampaknya dapat dirasakan seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia cukup beruntung karena matinya jaringan Facebook, Whatsapp, dan Instagram itu terjadi pada malam hingga dini hari sehingga dampaknya relatif minimal.
Meski demikian, Ismail mengatakan, Indonesia cukup beruntung karena matinya jaringan Facebook, Whatsapp, dan Instagram itu terjadi pada malam hingga dini hari sehingga dampaknya relatif minimal. Saat itu, lebih banyak orang sedang tidur atau tidak beraktivitas dengan ketiga media sosial itu.
”Bayangkan kalau itu terjadi pada siang hari. Mengingat jumlah pengguna Indonesia akan tiga media sosial itu, pasti kerugiannya jauh lebih besar lagi,” ujar Ismail.
Saat ini, ketiga media sosial itu tak hanya difungsikan sebagai media komunikasi semata, tetapi juga media untuk memasarkan kegiatan usaha. Oleh karena itu, ketika jaringan ketiga media sosial itu mati, kerugian akan terjadi pada dua belah pihak, baik pada Facebook grup maupun penggunanya.
”Facebook, Instagram itu, kan, mengenal fitur iklan. Ketika layanannya mati, mereka kehilangan pendapatan iklan. Di sisi lain, untuk pengguna, iklan yang sudah dijadwalkan tampil itu hilang atau tidak bisa dilihat target konsumen,” ujar Ismail.
Ia menganjurkan warganet Indonesia untuk juga mengunduh aplikasi media sosial yang lain sehingga bisa menjadi alternatif ketika media sosial grup Facebook ini mengalami mati jaringan.
Head of Center of Innovation and Digital Economy dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, matinya jaringan grup Facebook ini memberikan kerugian material dan immaterial bagi penggunanya. Kerugian material itu terdiri dari hilangnya potensi pendapatan iklan dan belanja. Adapun kerugian imateriil itu dari terganggunya komunikasi yang mengandalkan ketiga platform itu.