Perusahaan-perusahaan global tengah mencari cara agar karyawan mulai mau kembali ke kantor. Mereka bisa memahami bahwa bekerja dari rumah memang efisien, tetapi pada kenyataannya pertemuan dengan kolega tetap diperlukan.
Oleh
andreas maryoto
·4 menit baca
Teman terbaik di kantor itu bukan yang sekadar setiap pagi menyapa, ”Selamat pagi, apa kabar? Hai….” Pandemi yang mulai mereda, meski belum tentu menghilangkan kemungkinan gelombang-gelombang kasus berikutnya, telah memunculkan pengalaman dan nilai baru bagi karyawan. Salah satu pengalaman selama bekerja di rumah adalah mereka mendapatkan teman terbaik selama pandemi.
Saat ini, perusahaan-perusahaan global tengah mencari cara agar karyawan mulai mau kembali ke kantor. Mereka bisa memahami bahwa bekerja dari rumah memang efisien, tetapi pada kenyataannya pertemuan dengan kolega tetap diperlukan dan akan meningkatkan kolaborasi. Berbagai insentif dikeluarkan, seperti makan siang gratis, agar mereka tertarik kembali ke kantor. Apakah cukup insentif seperti ini?
Bekerja dari rumah sebenarnya bukan perkara mudah. Banyak kerepotan baru dan juga adaptasi yang perlu dilakukan. Meski demikian, mereka bisa mendapatkan nilai-nilai baru, seperti kolaborasi yang makin erat. Saling bantu saat susah dan mencekam. Pada akhirnya mereka mendapat dan merasakan teman-teman terbaik mereka.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memikirkan bagaimana karyawan bisa tetap menjadi teman terbaik bagi rekan-rekannya, yang terus dikembangkan melalui interaksi, ketika mereka mulai masuk kerja kembali. Apalagi, sebuah survei Gallup global terhadap lebih dari 15 juta karyawan menunjukkan bahwa mereka yang memiliki teman kerja terbaik akan terlibat tujuh kali lebih intens dalam pekerjaan. Mereka juga menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dan kemungkinan kecil secara aktif mencari peran lain di tempat lain.
Sekalipun kemudian perusahaan memperkenalkan model kerja hibrida, sebuah laman terkait sumber daya manusia, RealityHR, menyatakan, pekerja bisa mengalami kesepian dan frustrasi pada hari-hari ketika jauh dari kantor. Bahkan, jika mereka sendiri telah memilih untuk bekerja dengan cara ini.
Survei Gallup global terhadap lebih dari 15 juta karyawan menunjukkan bahwa mereka yang memiliki teman kerja terbaik akan terlibat tujuh kali lebih intens dalam pekerjaan.
Di mana pun mereka masih bekerja, perusahaan perlu mempertahankan kesempatan karyawan untuk berbicara secara individu dan mengumpulkan semua orang sebagai satu tim sesering mungkin. Oleh karena itu, kehadiran teman terbaik tetap penting, apalagi pandemi juga belum berakhir.
Kehadiran teman terbaik di dalam bekerja sebenarnya sudah lama dibahas sebelum pandemi, tetapi ketika masalah berat muncul, teman terbaik menjadi sangat dibutuhkan. Kehadiran teman terbaik makin diperlukan di tengah kerumitan-kerumitan akibat bekerja dari rumah dan juga ancaman Covid-19. Teman terbaik menjadi sesuatu yang akan dikenang setelah pandemi.
Pada masa lalu, kehadiran teman terbaik mungkin lebih banyak ditemukan di luar kantor. Mereka bisa menemukan teman terbaik dari masa lalu, komunitas, tempat lahir, sekolah, dan lain-lain. Beberapa orang masih memilih untuk menghindari memiliki teman terbaik di tempat kerja karena merasa tidak nyaman dan hubungan kantor cenderung lebih formal membuat mereka tidak mudah mendapat teman terbaik.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila survei Pew and American Life Project pada masa lalu menyebutkan hanya 19 persen orang yang disurvei memiliki relasi yang sangat signifikan dengan rekan kerja. Penelitian lainnya menyebutkan hanya 15 persen. Padahal, dari sisi waktu, sekitar 8-9 jam, mereka lebih lama di kantor dibanding di tempat lain. Kini, angka itu kemungkinan bertambah karena pandemi telah membuat mereka makin erat meski belum ada riset yang mendukung.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila survei Pew and American Life Project pada masa lalu menyebutkan hanya 19 persen orang yang disurvei memiliki relasi yang sangat signifikan dengan rekan kerja.
”Penelitian yang ada sangat jelas menunjukkan bahwa memiliki teman di tempat kerja memiliki banyak manfaat,” kata Marissa King dari Yale School of Management. Pernyataan King ini dikutip oleh seorang penulis bernama Erica Pandey di laman Axios. Selama pandemi, ketika orang memiliki begitu sedikit pilihan tentang bagaimana mereka bekerja, di mana harus bekerja, dan bagaimana dapat mengontrol siapa teman kerja, kehadiran orang yang dipercaya menjadi sumber kenyamanan besar bagi karyawan.
Ketika perusahaan mulai mengajak karyawan kembali ke kantor, mereka harus meyakinkan bahwa teman terbaik tetap hadir. Perusahaan perlu menekankan bahwa nilai-nilai baik selama bekerja dari rumah tetap terjaga dan membuat tempat kerja tetap ramah bagi kebiasaan baru.
Pandemi tidak merusak pertemanan, tetapi malah memperbaiki pertemanan. Pertemanan yang berkembang makin memperbaiki hidup. Orang makin bahagia dan puas dengan kehidupan mereka. Orang jadi makin mampu menangani tekanan selama pandemi dan juga makin tahan ketika menghadapi berbagai masalah baru yang sulit diprediksi.
Perusahaan mendapat keuntungan ketika bisa merespons perubahan karena pandemi. Tugas mereka selanjutnya bukan sekadar meminta karyawan kembali ke kantor, tetapi juga bisa mempertahankan hal yang baik selama pandemi. Teman terbaik merupakan orang yang bisa membuat tempat bekerja makin nyaman dan diandalkan dalam mencapai tujuan bisnis.