PT Bank Jago Tbk mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dari Ribbit Capital. Pendanaan itu dinilai mengonfirmasi kepercayaan investor global terhadap prospek bank digital di Indonesia.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
DOKUMENTASI BANK JAGO
Seorang warga sedang berjalan melewati logo Bank Jago.
JAKARTA, KOMPAS — Emiten perbankan PT Bank Jago Tbk mengumumkan telah mendapatkan pendanaan baru. Kali ini, pendanaan tersebut didapatkan dari Ribbit Capital.
Dalam keterangan tertulis Senin (4/10/2021), Direktur Utama Bank Jago Karim Siregar tidak menjelaskan berapa nilai pendanaan terbaru tersebut. ”Kehadiran Ribbit menunjukkan minat dan ketertarikan yang tinggi investor kelas dunia terhadap upaya Bank Jago dalam memajukan inklusi keuangan digital di negeri ini,” ujarnya.
Hal itu dinilai mengonfirmasi besarnya harapan dan kepercayaan investor global terhadap prospek bank digital di Indonesia. Ribbit Capital merupakan salah satu investor global yang sudah berinvestasi pada berbagai perusahaan teknologi finansial di banyak negara.
Didirikan tahun 2012, mandat Ribbit adalah berinvestasi pada bisnis terbaik yang menjadi pelopor baru dalam layanan keuangan. Ribbit telah menanamkan investasi di sejumlah perusahaan teknologi dan bank digital, antara lain, Robinhood, Affirm, Nubank, Coinbase, dan Credit Karma.
Seorang nasabah sedang membuka aplikasi layanan perbankan digital Bank Jago, Senin (5/7/2021).
”Kami menyaksikan revolusi perbankan digital di seluruh dunia. Bank Jago adalah fully digital bank pertama di Indonesia dan telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengembangkan layanan perbankan digital bagi masyarakat,” kata Managing Partner Ribbit Capital Micky Malka.
Menurut dia, Bank Jago memiliki komitmen yang sangat kuat untuk melayani nasabah melalui produk perbankan digital dengan teknologi mumpuni yang setara dengan pemain global. ”Kami senang sekali dapat berpartisipasi dalam perjalanan ini,” ujarnya.
Dalam 12 bulan terakhir Bank Jago telah bermitra dengan ekosistem digital, berbagai platform lending, dan wealth management. Aplikasi Jago baru-baru ini diintegrasikan ke dalam aplikasi Gojek. Aplikasi Jago juga terintegrasi dengan platform investasi digital Bibit.
Sementara itu, riset Nomura menyatakan, salah satu risiko yang ada pada saham Jago khususnya terkait dengan pelaksanaan rencana semakin berkurang. Menurut pandangan Nomura, beberapa rencana sudah dilakukan. April lalu, Jago meluncurkan aplikasinya. Lalu regulator merestui tergabungnya GoPay dari GoTo dengan Jago.
”Kami memperkirakan jumlah rekening yang dibuka melalui platform digital Jago akan mencapai 800.000 hingga 1 juta pada akhir tahun dan mencapai 3-5 juta pada 2022,” demikian riset Nomura.
Petugas bank menghitung uang rupiah di BNI Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2020).
Obligasi BNI
Sementara itu, Bank BNI mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penetapan dana yang didapatkan dari penerbitan BNI Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 sebagai modal inti tambahan. Penguatan modal ini didasari oleh peluang pengembangan yang masih terbuka luas.
”Kami melihat peluang pengembangan sangat terbuka, sementara modal masih terbatas. Oleh karena itu, kami melakukan penguatan modal,” kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, di Jakarta, Senin, (4/10/2021), dari keterangan tertulisnya.
Dalam proses penawaran awal, BNI sudah menerima kelebihan permintaan. Permintaan yang masuk lebih dari 1,8 miliar dollar AS. Adapun rencana penerbitan obligasi sebesar 600 juta dollar AS. Obligasi ini menawarkan tingkat suku bunga 4,3 persen per tahun dan akan didaftarkan di Bursa Efek Singapura. BNI merupakan bank pertama di Indonesia yang menerbitkan instrumen permodalan Additional Tier 1.