Baru 33 Persen Lahan Optimal, Presiden Dorong Peningkatan Produksi Pertanian Papua Barat
Petani milenial di Papua Barat perlu diberi kepercayaan serta akses untuk mengembangkan pertanian. Dengan itu, diyakini mereka akan mampu menciptakan ketahanan pangan, terutama di Provinsi Papua Barat.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengawali kunjungan kerja di Provinsi Papua Barat dengan menanam benih jagung di Kabupaten Sorong. Provinsi Papua Barat dinilai memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai daerah produsen utama komoditas pertanian di Indonesia timur. Namun, baru 33 persen dari lahan pertanian yang sudah dimanfaatkan secara maksimal.
”Di sini terdapat 11.000 hektar tanaman jagung di seluruh provinsi serta 7 juta hektar untuk tanaman pangan dan hortikultura sehingga ini lahan yang sangat luas, tapi memang termanfaatkan maksimal baru 33 persen,” ujar Presiden Jokowi seusai menanam jagung di Kelurahan Klamesen, Sorong, Papua Barat, dengan didampingi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan pada Senin (4/10/2021).
Jika mereka diberi kepercayaan akan mampu menciptakan ketahanan pangan utamanya di Provinsi Papua Barat dan nantinya di seluruh Tanah Air.
Karena masih luas lahan pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal, Presiden meminta Mentan Syahrul dan Gubernur Dominggus untuk meningkatkan komoditas pertanian yang ada di Kabupaten Sorong ataupun di seluruh kabupaten di Provinsi Papua Barat. ”Untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengubah sistem tanam dari satu kali setahun menjadi dua kali setahun atau tiga kali setahun,” ujarnya.
Dengan begitu, diharapkan kebutuhan pangan masyarakat Papua bisa terpenuhi dari produksi daerah sendiri. Petani milenial di Papua bisa mulai diajak berkontribusi dalam pembangunan pertanian. Bahkan jika memungkinkan, petani milenial mesti menjadi motor penggerak sektor pertanian di Papua. ”Saya yakin, jika mereka diberi kepercayaan, akan mampu menciptakan ketahanan pangan utamanya di Provinsi Papua Barat dan nantinya di seluruh Tanah Air,” ucap Presiden.
Syahrul menyebutkan, ada 800 petani milenial yang telah mendapat pendampingan dari Kementerian Pertanian. Jumlah tersebut ditargetkan bertambah hingga lebih dari 2.000 orang.
Teknologi pertanian
Selain itu, untuk menciptakan ketahanan pangan, teknologi juga mesti mulai diterapkan di sektor pertanian. Tak hanya itu, pemerintah juga mesti menyiapkan infrastruktur, seperti irigasi, pelatihan, dan akses modal usaha.
Dalam peninjauan itu, Presiden Jokowi menjajal menanam jagung dengan menggunakan alat tanam sederhana. Alat beroda model dorong dengan kecepatan sedang ini dilengkapi tabung yang berisi benih jagung. Petani tinggal mendorong alat yang bentuknya serupa bajak manual, kemudian biji otomatis akan tertanam. Saat penanaman, jarak tanam antarlubang benih juga bisa diatur dengan otomatis.
Presiden mengatakan, kebutuhan jagung, baik untuk pangan maupun pakan ternak, masih belum seluruhnya terpenuhi sehingga perlu ditingkatkan.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementan memastikan bahwa pasokan stok jagung masih aman. Badan Ketahanan Pangan (BKP) menyebut stok jagung nasional pada minggu IV (20 September 2021) mencapai 2,75 juta ton, dengan sebaran 856.897 ton (31 persen) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27 persen) di pengepul, 423.502 ton (15 persen) di agen, 288.305 ton (11 persen) di pengecer, 276.300 ton (10 persen) di usaha lain (pakan mandiri), serta sisanya 6 persen di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.
BKP menerima laporan stok setiap minggu dari petugas enumerator independen yang tersebar di seluruh daerah sentra produksi jagung. BKP juga menurunkan tim untuk memantau langsung ketersediaan dan stok jagung di tingkat pengepul, agen, grosir, dan petani di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
”Kondisi pasokan stok aman dan setiap pedagang pengepul rata-rata setiap hari masuk 100-150 ton. Pengiriman jagung ke pabrik pakan dan peternak di Jawa dan Jakarta 100 ton per hari, dan stok tertinggal di gudang pengepul setiap hari tidak kurang dari 100 ton. Mulai minggu ini pembelian pengepul naik sekitar 65 persen dibandingkan kondisi pada minggu yang lalu,” ujar Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan BKP Kementan Risfaheri dalam keterangan tertulis, Minggu (26/9/2021).
Kementan meyakinkan masyarakat terutama pelaku usaha ternak seluruh Indonesia, khususnya peternak unggas di Pulau Jawa, bahwa stok jagung sampai bulan Desember aman. Berdasarkan data pemantauan stok yang dilakukan BKP Kementan, pada minggu IV September ini stok jagung di Jawa Timur sebanyak 766.087 ton, Jawa Tengah 412.250 ton, dan Jawa Barat 201.717 ton.
Setelah penanaman jagung, Presiden Jokowi menuju Gedung Serbaguna Yonif Raider Khusus 762/VYS, Kecamatan Sorong Timur, Kota Sorong, untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar, masyarakat umum, dan warga lansia. Presiden juga diagendakan memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Papua Barat yang akan digelar di Kantor Wali Kota Sorong.
Pada siang harinya, Presiden dan rombongan terbatas akan menuju Bandar Udara Internasional Domine Eduard Osok, Kota Sorong, kemudian lepas landas ke Jakarta. Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja kali ini adalah Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono, Komandan Paspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Bey Machmudin, serta Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar.