Kolaborasi Astra-Halodoc Tangkap Peluang Pasar Asuransi Kesehatan Digital
Astra secara resmi menggandeng Halodoc untuk menangkap peluang asuransi kesehatan. Layanan digital kesehatan Garda Healthtech diluncurkan secara resmi di Jakarta, Rabu (29/9/2021), secara virtual,
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbekal pengalaman 13 tahun di bisnis asuransi, kali ini Astra secara resmi menggandeng Halodoc untuk menangkap peluang asuransi kesehatan. Langkah strategi itu dilakukan dengan mencermati pandemi Covid-19 yang telah meningkatkan perilaku digital masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Diperkirakan, saat pandemi mereda, perilaku yang akrab dengan teknologi digital tak akan jauh berbeda dengan saat puncak pandemi. Astra yang selama ini telah memiliki produk Garda Medika memandang dunia digital tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai hal kehidupan masyarakat.
Director In-Charge Astra Financial and Logistic Suparno Djasmin dalam peluncuran layanan digital kesehatan Garda Healthtech di Jakarta, Rabu (29/9/2021), secara virtual, mengatakan, Astra menggandeng Halodoc karena aplikasi layanan kesehatan yang dilakukan Halodoc telah memiliki produk dan pelayanan yang penerimaannya di masyarakat sangat baik. Secara khusus, di masa pandemi yang hampir berjalan selama dua tahun ini, banyak inovasi dan inisiatif yang dilakukan Halodoc.
”Produk Garda Healthtech ini merupakan hasil kolaborasi kerja sama antara Asuransi Astra dan Halodoc,” kata Suparno.
Dalam kolaborasi ini, pihak Astra tidak secara gamblang menyebutkan target konsumen yang akan diperoleh dari kehadiran produk asuransi kesehatan ini. Astra ingin melihat terlebih dulu penerimaan masyarakat mengingat mekanisme pembelian asuransi ini diklaim sangat mudah melalui smartphone.
”Secara total, asuransi Astra termasuk top two di dunia industri asuransi umum. Kita menargetkan Garda Healthtech bisa memberikan kontribusi yang lumayan,” ujar Suparno.
Rudy Chen, CEO Asuransi Astra, mengatakan, secara prinsip, Astra sesungguhnya sudah memiliki produk asuransi kesehatan sejak tahun 2008. Namun, produk asuransi itu ditujukan untuk korporasi yang dapat menguntungkan bagi karyawan. Lagi pula, asuransi kesehatan Astra selama ini bersifat offline atau tatap muka pasien dengan dokter atau rumah sakit.
”Kita melihat, pandemi melahirkan fenomena baru berupa konsultasi dengan dokter secara digital. Kita ingin memberikan layanan yang bisa dinikmati masyarakat seluruh Indonesia. Dengan digital ini, jarak bukan masalah lagi. Inilah asuransi kesehatan yang berupa produk ritel, siapa saja bisa membelinya,” jelas Rudy.
Secara premi, asuransi ini boleh dibilang terjangkau mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta. Konsultasi dokter dan pembelian obat bisa dilakukan secara daring atau online. Apabila diperoleh konsultasi lanjutan, sistem asuransi ini juga dapat dilakukan dengan konsultasi tatap muka dengan dokter.
Rudy pun tak ingin menyebutkan target konsumen yang dapat diperoleh saat ini. Astra tidak ingin muluk-muluk menyebutkan besaran jumlah konsumen asuransi ini. Diharapkan, produk ini bisa memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Menurut Rudy, peningkatan perubahan perilaku masyarakat tentu membuka peluang besar bagi bisnis sektor digital untuk terus berkembang. Tak hanya bisnis sektor digital, pandemi juga telah mengubah gaya hidup masyarakat. Kesehatan telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar orang. Proporsi budget kesehatan mulai menjadi perhatian yang serius.
Asuransi masih akan menjadi salah satu solusi untuk melindungi diri dari pengeluaran yang tidak terduga. Peningkatan transaksi daring untuk kebutuhan asuransi, khususnya asuransi kesehatan, meningkat hingga 30 persen pada saat pandemi dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Menurut Rudy, kesadaran akan kebutuhan kesehatan yang meningkat ini tidak serta-merta membuat masyarakat langsung membeli perlindungan asuransi. Ada beberapa tantangan yang mesti dihadapi saat ini. Pertama adalah literasi asuransi yang masih kurang. Sekalipun sudah paham akan kebutuhan asuransi, tetapi belum memahami urgensi cara kerja asuransi untuk menghindarkan masyarakat dari risiko pengeluaran tak terduga dan perlindungan asuransi bisa membuat lebih tenang bagi masyarakat dalam aktivitas sehari-hari.
Produk asuransi yang tersedia pun kurang beragam atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon pembeli asuransi. Akibatnya, keragu-raguan dalam memutuskan berasuransi kerap terjadi. Selain itu, proses yang rumit dan harga kurang terjangkau membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk berasuransi.
”Kami sebagai perusahaan asuransi umum yang juga sudah berpengalaman di asuransi kesehatan sejak tahun 2008 melihat adanya peluang dalam kondisi ini. Kami pun berkolaborasi dengan platform digital yang sudah berpengalaman dalam penyediaan layanan kesehatan secara digital, yaitu Halodoc,” kata Rudy.
Asuransi Astra ini merupakan produk kesehatan baru yang ditujukan secara perorangan. GardaHealthTech memberikan perlindungan menyeluruh, mulai dari konsultasi kesehatan dengan berbagai dokter dari dokter umum hingga spesialis. Konsultasi pun dapat dilakukan secara daring atau tatap muka. Bahkan, pembelian obat secara daring. Premi perlindungan asuransi ini terbagi dalam tiga paket, yakni paket fit, classy dan ultima.
Jonathan Sudharta, CEO dan Founder Halodoc, mengatakan, kolaborasi Astra dan Halodoc ini dilandaskan pada kesamaan misi menciptakan proteksi kesehatan yang baik untuk masyarakat Indonesia. Tentunya Astra sendiri merupakan salah satu pendukung pemegang saham Halodoc.
Dari sisi produk, lanjut Jonathan, Astra mempunyai semangat inovasi yang sangat besar. Ada sesuatu yang baru dan belum pernah ada, baik berupa layanan online maupun offline.