Emiten pertambangan yang mengelola tambang batubara, PT Adaro Energy Tbk, merencanakan pembelian kembali sahamnya dari pasar. Jumlah saham yang akan dibeli kembali bernilai Rp 4 triliun.
Oleh
joice tauris santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten pertambangan yang mengelola tambang batubara, PT Adaro Energy Tbk, merencanakan pembelian kembali sahamnya dari pasar atau buyback. Jumlah saham yang akan dibeli kembali sebanyaknya bernilai Rp 4 triliun.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, dana yang digunakan untuk melakukan buyback tersebut didapatkan dari kas internal.
”Sesuai POJK No 2/2013 dan SEOJK No 3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan,” demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Mahardika Putranto kepada Bursa, Senin (27/9/2021).
Adaro akan membeli kembali sahamnya secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak 27 September 2021 sampai 26 Desember 2021.
Sejak awal tahun ini, harga saham Adaro terpantau menguat 5,59 persen dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 48,30 triliun. Pada awal perdagangan Selasa (28/9/2021), harga saham Adaro naik 9 persen menjadi Rp 1.160 per saham.
Sementara itu, emiten lain yang juga sedang melakukan buyback saham adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Emiten pengelola rumah sakit Mitra Keluarga ini melakukan buyback pada periode 23 Agustus hingga 22 November. Menurur rencana, Mitra Keluarga akan membeli kembali saham sebanyak-banyaknya 83 juta saham.
Bagi emiten, mengurangi jumlah saham akan berpotensi meningkatkan harga saham. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, jika jumlah pasokan berkurang, harga berpotensi menguat. Sementara bagi investor, jika jumlah saham yang beredar berkurang akan membuat laba per saham meningkat. Laba per saham merupakan hasil dari laba yang dibagikan dibagi dengan jumlah saham beredar. Jika jumlah saham beredar semakin sedikit, tentu laba per saham menjadi semakin besar.
12 emiten
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, sampai dengan 20 Agustus 2021, terdapat 12 emiten yang berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan total nilai pembelian Rp 4,9 triliun.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia, 12 perusahaan tersebut telah menyampaikan keterbukaan informasi mengenai rencana buyback dan masih dalam periode pelaksanaan buyback sesuai dengan Surat Edara) OJK No 3/SEOJK.04/2020 tentang Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik (SE OJK 3/2020).
Hingga 25 Agustus lalu, dari 12 perusahaan yang menyampaikan rencana buyback, ada 6 yang sudah melaksanakan buyback. ”Total pelaksanaan buyback sebesar Rp 190 miliar,” kata Nyoman. Dia menambahkan, kebijakan ini sudah terasa di pasar karena terlihat penguatan beberapa saham emiten setelah melakukan buyback.