Di tengah pertumbuhan penyaluran kredit perbankan secara umum yang masih lambat, pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menggeliat.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pertumbuhan penyaluran kredit perbankan secara umum yang masih lambat, pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menggeliat. Kemudahan UMKM untuk mengakses pendanaan tak hanya dari perbankan, tetapi juga dari berbagai akses digital perlu terus didorong. Itu karena UMKM punya kontribusi besar bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit UMKM menunjukkan sinyal positif sejak Mei 2021 setelah bertumbuh negatif selama sembilan bulan sejak Agustus 2020. Pertumbuhan positif pertumbuhan kredit UMKM sejak Mei itu berlanjut hingga Agustus yang positif 2,70 persen.
Pertumbuhan kredit UMKM itu lebih besar dari pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan pada Agustus 2021, yakni sebesar 1,16 persen secara tahunan. Selain pertumbuhan kredit UMKM, kredit konsumsi dan kredit modal kerja juga menunjukkan pertumbuhan positif, yakni masing-masing sebesar 2,84 persen dan 1,27 persen secara tahunan.
”Peluang pengembangan UMKM pada masa pemulihan saat ini perlu mendapatkan dukungan pembiayaan,” ujar Deputi Gubernur BI Doni P Joewono dalam Dialog Kebijakan ”Pembiayaan UMKM” sebagai rangkaian dari kegiatan Puncak Karya Kreatif Indonesia tahun 2021, Jumat (24/9/2021), secara virtual. Selain Doni, turut hadir sebagai narasumber Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba R.
Doni mengatakan, untuk mendapatkan kemudahan akses pembiayaan, UMKM harus senantiasa konsisten dan berkomitmen dalam menjaga kualitas produknya, kreatif dan inovatif, memanfaatkan teknologi digital, berkolaborasi dengan sejumlah pihak terkait. Tak hanya itu, Doni juga mengajak UMKM untuk mampu secara selektif dan cermat dalam mengakses informasi mengenai akses pembiayaan.
Senada dengan Doni, Hanung mengemukakan pentingnya UMKM untuk memiliki rekam jejak kinerja usaha yang baik agar bisa untuk mendapatkan akses pembiayaan. UMKM diharapkan meningkatkan kemampuannya dalam menyusun laporan keuangan serta mampu memanfaatkan teknologi digital sehingga rekam jejak digital dari UMKM tersebut pada akhirnya memberi kemudahan dalam penilaian prospek kredit UMKM.
”UMKM juga perlu secara aktif memperoleh informasi mengenai akses pembiayaan, termasuk menggali informasi mengenai program-program pembiayaan pemerintah,” ujar Hanung.
UMKM destinasi wisata
Kombinasi antara UMKM dan destinasi wisata diharapkan menjadi motor baru penggerak perekonomian yang masih lesu akibat pandemi. Berangkat dari itu, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Adira Finance menggelar Festival Kreatif Lokal. Sebanyak 223 pelaku usaha mikro kecil menengah dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) Pariwisata Indonesia mengikuti lomba ini.
Lima DSP yang menjadi daerah asal pelaku UMKM itu adalah Danau Toba, Sumatera Utara; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Borobudur, Jawa Tengah; Likupang, Sulawesi Utara; dan Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Perlombaan antara pelaku UMKM ini bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas mereka dalam beradaptasi serta berinovasi terhadap perkembangan dunia usaha.
”Festival Kreatif Lokal 2021 merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi pemerintah dan swasta (public private partnership), yang mendukung pertumbuhan UKM Indonesia, khususnya di lima Destinasi Super Prioritas Pariwisata Indonesia. Diharapkan inisiatif dari Adira Finance dapat menjadi contoh yang baik dan menginspirasi private sector lainnya” ujar Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Marketing Adira Finance mengatakan, melalui lomba ini, diharapkan akan lahir UMKM lokal unggulan di bidang busana, kriya, dan kuliner yang tidak hanya mampu bertahan pada masa pandemi, tetapi juga memiliki motivasi untuk dapat tumbuh lebih besar.