Upaya bank-bank kecil untuk menambah permodalan masih terus berlanjut. Penerbitan saham baru atau mencari investor baru merupakan strategi yang ditempuh bank untuk menaikkan modal.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya bank-bank kecil untuk menambah permodalan masih terus berlanjut. Penerbitan saham baru atau mencari investor baru merupakan strategi yang ditempuh bank untuk menaikkan modal.
Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan, bank-bank yang memiliki modal di bawah Rp 2 triliun hanya punya waktu tiga bulan lagi sebelum akhir tahun untuk menambah modal inti menjadi minimal Rp 2 triliun. Sektor perbankan merupakan sektor yang paling banyak melakukan right issue di bursa hingga akhir tahun ini. Dari 44 emiten yang berencana right issue, 13 di antaranya merupakan bank.
PT Bank Oke Indonesia Tbk bersiap melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dalam rangka penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah menyampaikan keterangan soal PUT III ini dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Bank Oke akan melepaskan 2,5 juta saham baru bernilai nominal Rp 100 dengan harga pelaksanaan Rp 197 per saham. Diperkirakan dana yang dapat dikumpulkan dari penawaran terbatas ini sekitar Rp 500 miliar. Setiap satu pemegang saham lama mendapatkan hak untuk membeli satu saham baru.
Dalam prospektus rencana right issue disebutkan, pemegang saham utama APRO Financial Co Ltd dari Korea akan melaksanakan haknya dan menjadi pembeli siaga.
Setoran nontunai
Selain Bank Oke, PT Bank Nationalnobu Tbk juga akan melakukan right issue sebesar 10,13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau 500.000 saham. PT Grahaputra Mandirikharisma (GPMK) akan menjadi pembeli siaga dalam aksi korporasi ini. Belum diungkapkan harga pelaksanaan right issue ini.
Setoran modal GPMK terdiri atas modal nontunai atau inbreng berupa aset senilai Rp 193 miliar dan dana tunai senilai Rp 5 miliar. Dengan setoran modal ini, GPMK akan memiliki 3,57 persen saham Bank Nobu dari sebelumnya tidak memiliki sama sekali.
Salah satu pemegang saham Bank Nobu, yakni PT Matahari Departement Store Tbk yang memiliki 16,4 persen saham, sudah menyatakan tidak akan mengambil haknya sehingga porsi sahamnya akan terdilusi menjadi 15,82 persen.
Bank lain yang sedang mencari dana di bursa adalah Bank Ina Perdana Tbk. Bank Ina akan melakukan right issue pada November mendatang dengan menerbitkan 282.718.750 saham baru setara 4,76 persen modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh.
Kisaran harga pelaksanaan right issue pada harga Rp 4.200-Rp 4.380 per saham sehingga modal yang diharapkan diperoleh sekitar Rp 1,23 triliun. Anthoni Salim memiliki Bank Ina melalui PT Indolife Pensiontama dan sudah menyatakan akan melaksanakan haknya.
PT Bank Bisnis Internasional Tbk juga akan melakukan right issue pada kuartal keempat. Berdasarkan prospektus yang disampaikan ke BEI, Bank Bisnis akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 434,8 juta saham, setara dengan 12,56 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh.
Jika ada hak yang tidak terserap, akan dialokasikan kepada pembeli siaga. Akan tetapi, masih belum diinformasikan siapa pembeli siaga tersebut. Pemegang saham Bank Bisnis yang utama adalah Kredivo yang merupakan perusahaan finansial teknologi pemberi kredit instan.
Bank yang saat ini sedang menyelesaikan proses right issue adalah Bank MNC International Tbk. Jumlah dana yang diharapkan terserap sekitar Rp 4 triliun-Rp 4,5 triliun. Pemilik lama Bank MNC, yaitu PT MNC Kapital Indonesia Tbk, sudah menyatakan tidak menyerap keseluruhan haknya, hanya sebesar Rp 200 miliar. Dalam aksi korporasi ini, Bank MNC tidak memiliki pembeli siaga sehingga terbuka peluang ada investor baru yang masuk.
Teddy Tee, Chief Operating Officer MotionBanking, layanan digital Bank MNC, mengatakan, hasil right issue ini digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan menambah kapasitas pinjaman MNC Bank secara digital. Masa perdagangan right Bank MNC masih berlangsung hingga 27 September mendatang.