Pangsa Pasar Belanja Makanan Segar Daring Makin Besar
Segmen belanja bahan makanan segar daring melalui aplikasi digital dinilai masih sangat kecil saat ini. Namun, kolaborasi antara distributor bahan makanan segar daring dan emiten yang tercatat di bursa sudah mulai marak.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar tradisional masih menjadi tempat pilihan utama masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan makanan segar. Supermarket dan minimarket menjadi pilihan selanjutnya. Pandemi membuat kebutuhan belanja bahan makanan segar melalui aplikasi semakin meningkat.
Segmen belanja bahan makanan segar daring melalui aplikasi digital masih sangat kecil. Namun, kolaborasi antara distributor bahan makanan segar daring dan emiten yang tercatat di bursa sudah mulai marak.
PT Metrodata Electronics Tbk, misalnya, menyepakati perjanjian investasi dengan Kulawarga Asia Pte Ltd atau Sayurbox. Dana investasi dari Metrodata akan digunakan untuk membiayai operasional Sayurbox yang merupakan distributor bahan makanan segar.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan bahwa Metrodata dalam kurun waktu tertentu akan mendapatkan kepemilikan saham di Sayurbox berdasarkan perhitungan yang sudah tercantum dalam perjanjian.
”Nilai investasi sebesar 500.000 dollar AS (sekitar Rp 7,1 miliar) dan merupakan investasi pendahuluan pada tahap Bridge Round di Sayurbox,” kata Sekretaris Perusahaan Metrodata Randy Kartadinata, Rabu (22/9/2021). Sebelumnya, emiten lain, yaitu Grup Astra International, juga memberikan suntikan dana kepada Sayurbox sebesar 5 juta dollar AS.
Randy menambahkan, investasi tersebut sejalan dengan strategi besar dari Metrodata yang ingin terlibat secara penuh dalam transformasi digital di Indonesia.
Sayurbox sudah beroperasi di Indonesia sejak 2017, dan merupakan perusahaan berbadan hukum di Singapura yang mempunyai kepemilikan saham mayoritas pada PT Kreasi Nostra Mandiri dan PT Kreasi Tani Laksmi. Dua usaha itu menjalankan kegiatan penjualan ritel dan distribusi sayur, buah, daging, dan kebutuhan sehari-hari melalui aplikasi daring.
”Kami memperkirakan perlu waktu hingga beberapa tahun bagi penyedia layanan belanja kebutuhan barang segar untuk mendapatkan pangsa pasar yang signifikan dari total pembelian,” kata Ilham Kurniawan, analis Fitch Ratings, dalam risetnya yang dipublikasikan, Selasa (21/9/2021).
Pembelian bahan makanan secara langsung ke toko masih menjadi pilihan utama, setidaknya dalam tiga tahun ke depan, walaupun pengguna belanja bahan makanan secara daring meningkat selama pandemi. Cara berbelanja daring tidak hanya diperkenalkan oleh supermarket atau minimarket, tetapi juga aplikasi khusus yang menyediakan bahan makanan segar, seperti Sayurbox, HappyFresh, dan TaniHub.
Pandangan senada disampaikan tim analis DBS Alfie Yeo dan rekan-rekan dalam riset bertajuk ”ASEAN Grocery Retail”. Menurut para analis DBS, pasar basah masih menjadi tempat terbesar untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Segmen daring masih sangat kecil.
Pada tahun 2019, sekitar 70 persen pemenuhan kebutuhan sehari-hari masih didominasi toko tradisional, diikuti dengan minimarket (23 persen), dan supermarket (7 persen). Dalam beberapa tahun ke depan, minimarket akan berkembang terus dibandingkan dengan toko tradisional dan supermarket karena lebih mudah diakses.
Para analis itu juga melihat, layanan aplikasi untuk belanja kebutuhan sehari-hari masih kecil walaupun beberapa supermarket dan minimarket memberikan layanan melalui aplikasi juga.
”Ada juga layanan aplikasi belanja, seperti HappyFresh, GrabMart, Sayurbox, Club Sehat, dan Luxofood, yang memungkinkan konsumen memesan belanja sehari-hari dan dikirim ke rumah atau kantor pelanggan. Platform belanja daring juga mendapatkan keuntungan dari situasi pandemi karena orang takut keluar rumah karena takut terinfeksi,” kata Yeo.