1.700 Kamar Hotel Ditargetkan Tersedia di Kawasan Mandalika
Sebanyak 1.700 kamar hotel ditargetkan sudah siap di kawasan Mandalika untuk mendukung berbagai ajang olahraga bertarap internasional, antara lain World Superbike dan MotoGP.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Ketersediaan akomodasi menjadi salah satu hal penting untuk mendukung penyelenggaraan berbagai ajang di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Oleh karena itu, percepatan pembangunan akomodasi terus dilakukan dengan target 1.700 kamar tersedia di dalam kawasan Mandalika.
Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro dalam siaran resmi, Kamis (23/9/2021), mengatakan, ada sejumlah ajang sport tourism (aktivitas olahraga yang dipadukan dengan kegiatan wisata) di Mandalika sepanjang kuartal IV-2021 dan memasuki kuartal I-2022.
Kegiatan atau ajang itu antara lain Hutama Karya Endurance Challenge 2021, Mandalika Ultra Trail 100, World Superbike 2021 (12-14 November), dan MotoGP 2022 (Maret). Penyelenggaraan ajang tersebut, menurut Bram, tentu membutuhkan sarana akomodasi yang representatif.
Selain mempersiapkan UMKM, akomodasi bagi wisatawan yang datang dalam rangka event di Mandalika juga menjadi salah satu perhatian kami. (Lalu Firman Wijaya)
Dengan demikian, percepatan pembangunan akomodasi terus dilakukan di Mandalika. Salah satunya Pullman Lombok Mandalika Beach Resort yang ditargetkan beroperasi pada kuartal keempat tahun ini.
Beroperasinya Pullman yang memiliki 257 kamar nantinya menambah ketersediaan kamar di Mandalika. Saat ini, ketersediaan akomodasi di dalam zona barat kawasan mencapai 379 kamar. Rincian kamar itu terdiri dari 302 kamar hotel berbintang empat dan 77 kamar hotel melati.
”Dengan demikian, total kamar yang tersedia 636 kamar. Ke depannya jumlah akomodasi di dalam kawasan The Mandalika diperkirakan mencapai lebih dari 1.700 kamar,” kata Bram.
Ajang World Superbike ditargetkan bisa dihadiri sekitar 30.000 penonton. Jumlah itu jauh dibandingkan dengan ketersediaan kamar di dalam kawasan Mandalika saat ini. Termasuk jika ditambah dengan seluruh Nusa Tenggara Barat yang diperkirakan sekitar 14.000 kamar.
Oleh karena itu, selain akomodasi seperti hotel, pembangunan homestay atau rumah tinggal juga dilakukan. Saat ini sedikitnya 900 homestay telah selesai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui program bedah rumah.
Program tersebut ialah menyulap rumah warga menjadi homestay. Sebagian besar homestay itu berada di desa-desa di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, serta di kawasan Gili, Lombok Utara.
”Selain mempersiapkan UMKM, akomodasi bagi wisatawan yang datang dalam rangka event di Mandalika juga menjadi salah satu perhatian kami,” kata Sekretaris Daerah Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Mandalika Hotel Association Samsul Bahri mengatakan telah siap menyambut berbagai kegiatan di KEK Mandalika, termasuk World Superbike. Saat ini mereka menunggu kepastian dari pemerintah pusat tentang apakah ajang tersebut bisa dihadiri penonton atau tidak.
Yakinkan investor
Terkait dengan Pullman, menurut Bram, pembangunan hotel dengan standar bintang lima tersebut telah mencapai 90,66 persen.
Bram memaparkan, capaian pembangunan itu merupakan akumulasi dari pekerjaan struktur, arsitektur, plumbing (perpipaan) yang mencapai 91,45 persen dan pekerjaan non-struktur, arsitektur, plumbing 89,71 persen.
Pekerjaan struktur, arsitektur, plumbing antara lain pembangunan hotel; vila; spa dan gimnasium; lobi; area kedatangan; ruang pertemuan, insentif, konferensi, dan eksibisi (MICE); mushala; restoran; dan pekerjaan luar. Sementara pekerjaan non-struktur, arsitektur, plumbing terkait dengan interior, dapur dan binatu, kelistrikan, petunjuk arah, dan penataan lainnya.
Menurut Bram, Pullman Hotel Mandalika berada di zona barat KEK Mandalika. Hotel ini dibangun di atas lahan seluas 27.000 meter persegi dengan jumlah 257 kamar. Terdiri dari 27 vila dan 230 kamar yang dilengkapi berbagai fasilitas.
Total investasi dari PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) yang bertanggung jawab atas KEK Mandalika mencapai Rp 709 miliar. Dukungan pendanaan berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui skema National Interest Account (NIA).
Menurut Bram, percepatan penyelesaian pembangunan Pullman untuk menarik minat investor baik lokal maupun asing untuk berinvestasi di Mandalika. Status Mandalika sebagai kawasan ekonomi khusus bisa memberikan banyak kemudahan investasi baik dari sisi fiskal maupun nonfiskal.