PT Bank KB Bukopin mengubah jadwal pelaksanaan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/”right issue”) Penawaran Umum Terbatas tahap VI.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aksi korporasi emiten di pasar modal bergerak dinamis. Aksi korporasi yang memerlukan waktu panjang ini terkadang tidak sesuai dengan perkiraan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
PT Bank KB Bukopin mengubah jadwal pelaksanaan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/right issue) Penawaran Umum Terbatas (PUT) tahap VI.
”Hingga saat ini, perseroan masih belum dapat memublikasikan jadwal terbaru untuk PUT VI dan akan kami sampaikan pada kesempatan pertama apabila sudah terdapat indikasi jadwal yang terbaru,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bank KB Bukopin Tbk Tias Hardi, Rabu (22/9/2021).
Sedianya, 23 September merupakan tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD. Rencana right issue ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham pada rapat umum pemegang saham 17 Juni lalu. Saham baru ditargetkan akan dicatatkan di bursa pada 29 September 2021.
Bank KB Bukopin akan menerbitkan 35 miliar saham baru yang dananya akan digunakan untuk penguatan modal, juga penyaluran kredit. Hingga saat ini belum ada informasi pada harga berapa right issue ini akan dilaksanakan.
Sebelumnya, BEI mengumumkan penghapusan sebagian atau partial delisting saham Bank Bukopin yang dimiliki Koperasi Perkayuan Apkindo dan Bosowa Corporindo dari pencatatan di bursa mulai 20 September lalu.
BRI
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia mengumumkan pencatatan saham baru Bank BRI Tbk yang merupakan hasil dari pelaksanaan right issue.
Batas akhir eksekusi right issue Bank BRI jatuh pada hari ini, 22 September. BEI menyatakan, saham hasil right issue yang dicatatkan sebanyak 3.514.431.277 saham baru. Per 22 September, jumlah saham setelah pencatatan saham hasil pelaksanaan right issue menjadi 142.992.370.234 saham.
Total saham baru yang dikeluarkan terkait penambahan modal ini sebanyak 28 miliar setara dengan 18 persen modal disetor dan ditempatkan penuh. Jika dieksekusi semua, right issue BRI merupakan yang terbesar dengan total perolehan dana tunai dan setoran aset (inbreng) sebesar Rp 95 triliun.
Emiten lain, PT Bank Ina Perdana Tbk, bersiap melakukan right issue dengan target pengumpulan dana sebesar Rp 1,24 triliun. Dana segar ini akan digunakan untuk mengembangkan layanan digitalnya.
Bayar utang
PT Bank Mandiri Tbk menyatakan sudah siap membayar utang obligasi yang akan jatuh tempo sebesar Rp 1,1 triliun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 30 September mendatang.
Rudi As Aturridha, SVP Bank Mandiri, dalam surat keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia menyebutkan, utang obligasi yang akan dibayarkan merupakan utang dari Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap I tahun 2016 seri A. Pokok utang sebesar Rp 1,1 triliun dengan tenor lima tahun. Selain pokok utang, Bank Mandiri juga membayar bunga ke-20 sebesar Rp 21,86 miliar.
Dari laporan keuangan semester pertama 2021, Bank Mandiri memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 169 miliar. Sementara pendapatan sebesar Rp 36 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 12,5 triliun.