Tiga Pameran Perdagangan Internasional Topang Ekspor dan Investasi
Pameran perdagangan internasional tidak hanya dapat menopang ekspor secara berkelanjutan. Pameran itu juga dapat menjadi peluang investasi Industri 4.0, proyek strategis nasional, serta KEK industri dan pariwisata.
Oleh
hendriyo widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga pameran perdagangan internasional digelar secara beruntun pada sisa akhir tahun ini. Ketiga pameran itu diharapkan dapat menopang ekspor secara berkelanjutan dan pemulihan ekonomi nasional serta membuka peluang investasi dan pariwisata.
Ketiga pameran itu adalah Indonesia International Furniture Expo (Ifex) Virtual Showroom 2021 yang digelar pada 20 September-20 Oktober 2021, Trade Expo Indonesia (TEI) Digital Edition 2021 pada 21 Oktober-20 Desember 2021, dan Dubai World Expo 2020 pada 1 Oktober 2021-31 Maret 2022. Ifex dan TEI sama-sama digelar secara virtual di Indonesia, sedangkan Dubai World Expo 2020 akan berlangsung secara hibrida di Dubai, Uni Emirat Arab.
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, Senin (20/9/2021), mengatakan, HIMKI akan mengoptimalkan pameran-pameran perdagangan berskala internasional untuk mempromosikan dan memasarkan furnitur dan kerajinan unggulan Indonesia. Saat ini, permintaan mebel dan kerajinan dari sejumlah negara, terutama Amerika Serikat, sangat besar.
”Pada 2020, ekspor furnitur Indonesia ke AS senilai 954,83 juta dollar AS. Pasar furnitur di AS diperkirakan tumbuh senilai 8,08 miliar dollar AS pada 2020-2024 dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 3 persen,” kata Sobur ketika dihubungi di Jakarta.
HIMKI akan mengoptimalkan pameran-pameran perdagangan berskala internasional untuk mempromosikan dan memasarkan furnitur dan kerajinan unggulan Indonesia.
Menurut Sobur, permintaan dari AS tumbuh pesat karena pengaruh positif dari kebijakan fiskal Pemerintah AS. Kebijakan stimulus meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mendukung pengeluaran yang berkelanjutan semua barang, termasuk impor.
Selain itu, AS juga mengalami kekurangan pasokan furnitur dari China lantaran perang dagang kedua negara masih berlanjut hingga saat ini. Hal ini membuat AS mengalihkan permintaan ke sejumlah negara, seperti Vietnam, Kanada, Malaysia, Taiwan, Meksiko, dan Indonesia.
”Pameran-pameran perdagangan internasional, kendati secara virtual, diyakini dapat membuka pintu akses para pembeli, terutama dari luar negeri, yang sudah mulai terbiasa dengan pameran daring. Tentu tidak sebatas pada AS saja,” ujarnya.
Khusus untuk Ifex Virtual Showroom 2021, lanjut Sobur, transaksinya ditargetkan bisa mencapai 15 juta dollar AS-20 juta dollar AS. Namun, pameran itu juga tidak menutup kemungkinan bagi para pembeli untuk menjajaki sejumlah produk, kemudian baru memesannya di luar pameran. HIMKI akan memantau buah dari pameran ini pada 1-3 bulan setelah pameran kelar.
Pameran virtual itu juga bisa turut menopang kinerja positif ekspor sekaligus mendorong pemulihan ekonomi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menuturkan, Ifex Virtual Showroom 2021 tidak hanya menjadi ajang promosi mebel dan kerajinan. Pameran virtual itu juga bisa turut menopang kinerja positif ekspor sekaligus mendorong pemulihan ekonomi.
”Saya juga berharap agar para pelaku usaha dan industri di sektor tersebut ikut menyukseskan TEI Digital Edition 2021,” katanya.
TEI Digital Edition 2021 yang mengusung tema ”Reviving Global Trade” akan digelar secara virtual pada 21 Oktober-20 Desember 2021. TEI merupakan pameran perdagangan dan jasa terbesar di Indonesia yang juga memfasilitasi pertemuan dan tranksaksi bisnis, seminar perdagangan dan investasi, serta misi dagang. Pada 2020, TEI Virtual Exhibition berhasil membukukan total nilai transaksi sebesar 1,2 miliar dollar AS dan pada TEI 2019 sebesar 10,96 miliar dollar AS.
Dalam waktu dekat ini, Indonesia juga akan berpartisipasi dalam Dubai World Expo 2020. Paviliun Indonesia yang menggambarkan miniatur Nusantara akan mengusung tema ”Creating the Future, From Indonesia to The World”.
Paviliun Indonesia ini akan memamerkan lebih dari 300 produk UKM siap ekspor, termasuk kerajinan tangan, interior, tekstil, dan mode. Dalam ajang itu, Indonesia juga akan menggelar Pameran Warisan Nusantara dengan menampilkan potensi kuliner khas dan rempah-rempah.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi menyatakan, keikutsertaan dalam Dubai World Expo 2020 merupakan kesempatan emas Indonesia untuk mempromosikan seluruh potensi perdagangan, investasi, dan pariwisata di kancah dunia. Di sektor investasi, misalnya, Indonesia akan menampilkan realisasi dan peluang investasi Industri 4.0, proyek strategis nasional, serta kawasan ekonomi khusus berbasis industri dan pariwisata.
Di sektor investasi, Indonesia akan menampilkan realisasi dan peluang investasi Industri 4.0, proyek strategis nasional, serta kawasan ekonomi khusus (KEK) berbasis industri dan pariwisata.
Dalam pembukaan Ifex Virtual Showroom 2021, Senin pagi, Presiden Joko Widodo mengatakan, Ifex Virtual Showroom 2021 merupakan arena strategis bagi para produsen di hulu sampai hilir. Pameran ini juga merupakan arena bagi penjual dan pembeli di tingkat nasional dan internasional untuk saling bertemu dan bertransaksi.
Saat ini, pasar dunia sudah tidak lagi tersekat-sekat sehingga pameran berskala internasional ini benar-benar bisa dioptimalkan untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk mebel dan kerajinan Indonesia. Di sektor ini, Indonesia memiliki modal kuat, seperti kaya dengan bahan baku, karya seni, dan pasar yang besar.
Namun, lanjut Presiden, Indonesia tidak boleh hanya berhenti di situ. Agar bisa bersaing di kancah global, para pelaku industri mebel dan kerajinan harus mampu meningkatkan daya saing. Daya saing itu bukan hanya soal kualitas produk, melainkan juga nilai-nilai yang dipegang teguh dalam proses produksi.
”Kita harus berkomitmen kepada pembangunan yang berkelanjutan yang ramah lingkungan, rendah karbon, dan inklusif. Penyediaan bahan baku harus mengedepankan juga kelestarian hutan, proses produksi harus rendah karbon, dan manfaat ekonomi harus dirasakan masyarakat lapis bawah,” kata Jokowi.