Tiada Lagi Wilayah PPKM Level 4 di Jawa-Bali, Masyarakat Tetap Diminta Waspada
Sebanyak 105 kabupaten/kota di Jawa-Bali ditetapkan masuk PPKM level 3, sementara 250 daerah PPKM level 2, dan 21 lainnya berada di level 1. Saat ini sudah tidak ada lagi daerah di Jawa-Bali yang masuk PPKM level 4.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mengumumkan bahwa situasi pandemi Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Saat ini tidak ada lagi kabupaten dan kota di Jawa-Bali yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4. Meski demikian, semua pihak diminta tetap waspada untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga.
Hasil estimasi dari tim epidemiolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan, untuk pertama kalinya selama pandemi, angka reproduksi efektif Covid-19 di Indonesia sudah berada di bawah 1 persen, yakni sebesar 0,98 persen. Angka ini berarti setiap satu kasus Covid-19 rata-rata menularkan ke 0,98 orang atau jumlah kasus akan terus berkurang.
”Angka ini dapat diartikan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Ini penilaian dari tim penasihat dari kami,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada konferensi pers perkembangan PPKM, Senin (20/9/2021).
Luhut menuturkan, hari ini tercatat 1.932 kasus baru, 6.799 kasus sembuh, dan 166 kasus meninggal dengan pengujian sekitar 150.000. Kasus aktif sekitar 57.000 kasus atau sudah kurang dari 60.000 kasus. Kasus harian turun hingga 98 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli 2021 lalu.
Saat ini tidak ada kabupaten/kota yang berada pada level 4 PPKM di Jawa-Bali. Kabupaten/kota di Jawa dan Bali berada di level 3 dan 2. ”Berbagai capaian tersebut tentu harus kita syukuri. Namun, Presiden dalam ratas (rapat terbatas) tadi pagi mengingatkan kita semua agar tetap waspada dan hati-hati,” kata Luhut.
Berbagai capaian tersebut tentu harus kita syukuri. Namun, Presiden dalam ratas (rapat terbatas) tadi pagi mengingatkan kita semua agar tetap waspada dan hati-hati.
Peringatan ini disampaikan karena di banyak negara, setelah beberapa saat kondisinya membaik, kemudian kasusnya naik lagi dengan cepat. Semua diminta waspada karena risiko peningkatan kasus masih tinggi dan dapat terjadi sewaktu-waktu. Salah satu risiko berasal dari luar negeri, terutama melihat tingginya kasus Covid-19 di negara-negara tetangga.
”Kita juga tidak ingin kecolongan lolosnya varian baru, seperti Mu dan Lambda, masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi, pemerintah akan membatasi pintu masuk perjalanan internasional ke Indonesia dan memperketat proses karantina bagi warga negara asing maupun Indonesia yang datang dari luar negeri,” kata Luhut.
Baca juga : Covid-19 Melandai, Pintu Masuk Negara Tetap Diperketat
Khusus pintu masuk udara hanya dibuka di Jakarta dan Manado. Pintu masuk laut hanya dibuka di Batam dan Tanjung Pinang. Adapun pintu masuk jalur darat hanya dibuka di Aruk, Entikong, Nunukan, dan Motaain. ”Ini kita belajar dari peristiwa yang lalu, kita juga mungkin melakukan kesalahan. Kita tidak ingin mengulangi kesalahan itu lagi,” ujar Luhut.
Proses karantina juga dijalankan dengan ketat tanpa terkecuali, waktu karantina delapan hari, dan melakukan tes PCR sebanyak tiga kali. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kapasitas karantina dan pengujian, terutama di pintu masuk darat. Kepolisian Negara RI (Polri) akan ditugaskan untuk meningkatkan pengawasan di jalur-jalur tikus, baik di darat maupun laut, yang jumlahnya bisa beberapa ratus.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kabinet juga diminta mengantisipasi kemungkinan terjadi gelombang baru di masa depan. Dan, berdasarkan salah satu studi The Scientific Report berjudul ”Multiwave Pandemic DynamicsExplained, How to Tame the Next Wave of Infectious Diseases”, tim mempelajari dengan cermat fungsi penahan gelombang baru atau pengendalian jumlah kasus dalam masa kasus rendah.
”Kasus rendah ini betul-betul kami manfaatkan untuk melakukan konsolidasi. Oleh karena itu, kita jangan cepat-cepat euforia terhadap ini, karena sangat mungkin terjadi hal-hal yang di luar dugaan kita, karena masih banyak ketidaktahuan kita mengenai Delta variant ini atau sebangsanya,” ujar Luhut.
Baca juga : Presiden Jokowi Minta Jangan Ada Euforia Berlebihan
Dalam studi tersebut, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per 1 juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia di sekitar 2.700-3.000 kasus per hari. ”Saya yakin kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut dan kuncinya adalah 3T, 3M, serta penggunaan (aplikasi) Peduli Lindungi dan vaksin yang masif,” katanya.
Program vaksinasi terus berjalan dan pemerintah berharap semua warga lanjut usia (lansia) segera divaksin menimbang jumlah warga lansia yang telah divaksin terbilang masih kecil. Dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, jumlah pengujian terus mengalami peningkatan sehingga positivity rate mampu diturunkan hingga di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Baca juga : Tingkat Penularan di Komunitas Tinggi
Saat ini, angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2 persen. ”Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan WHO. Selain itu, jumlah yang di-tracing dari hari ke hari terus meningkat. Saat ini, proporsi kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 persen hanya 36 persen dari total,” katanya.
Ke depan, Luhut menuturkan, pengujian dan pelacakan dikombinasikan dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting dalam mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus Covid-19. Selain itu juga dikombinasikan dengan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi yang baik.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginformasikan, pekan lalu tercatat sudah 8 juta barcode (kode batang) per hari yang digunakan oleh orang Indonesia yang mengunjungi tempat-tempat publik. Sementara itu, kunjungan laman lebih dari 40 juta dalam sehari. Sekarang, dalam sehari, aplikasi Peduli Lindungi sudah diakses lebih dari 50 juta kali, baik melalui aplikasi maupun melalui laman.
Baca juga : ”Nge-Mall” dengan Peduli Lindungi, Aman meski Sedikit Merepotkan
Berkaca pada pengalaman negara lain, vaksinasi menjadi sangat perlu untuk proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Pencapaian target cakupan vaksinasi sangat penting mengingat vaksin sudah terbukti melindungi kita dari sakit parah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau kematian, terutama pada warga lansia.
Di sisi lain, kerja beberapa kabupaten/kota perlu terus dikejar untuk mencapai target 70 persen dosis pertama dan terutama 60 persen dosis pertama lansia. ”Kami bekerja keras mencapai target ini karena angka kematian yang kita temukan banyak sekali pada lansia. Oleh karena itu, lansia ini kita target untuk mendapatkan vaksin lebih banyak lagi,” ujar Luhut.
Penyesuaian
Ratas memutuskan, dengan melihat perkembangan, perubahan PPKM level diberlakukan selama dua minggu untuk Jawa-Bali. Namun, evaluasi tetap dilakukan setiap minggu untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat. ”Kami tidak akan melakukan perubahan drastis. Saya mohon pengertian teman-teman, masyarakat Indonesia, untuk hal ini,” katanya.
Menurut Luhut, hal ini karena pemerintah tidak ingin membuat kesalahan, selain masih banyak pula yang belum diketahui mengenai varian Delta. Seiring kondisi Covid-19 yang semakin baik serta implementasi protokol kesehatan dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi yang terus berjalan, ada beberapa penyesuaian dan pengetatan aktivitas masyarakat yang masih dilakukan pada periode minggu ini.
Baca juga : Masyarakat Diminta Unduh Aplikasi Peduli Lindungi
Uji coba pembukaan pusat perbelanjaan (mal) bagi anak-anak berusia di bawah 12 tahun dengan pengawasan dan pendampingan orangtua, misalnya, akan diterapkan di wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Surabaya. Pembukaan bioskop dengan kapasitas maksimal 50 persen diberlakukan di kota-kota dengan PPKM level 3 dan level 2, tetapi dengan kewajiban menggunakan aplikasi Peduli Lindungi serta penerapan protokol kesehatan ketat.
Pertandingan Liga 2 akan digelar di kota/kabupaten dengan PPKM level 3 dan 2 dengan maksimal delapan pertandingan per minggu. Restoran di fasilitas olahraga yang sifatnya outdoor dapat beroperasi dengan kapasitas 50 persen. Perkantoran non-esensial di kabupaten/kota dengan PPKM level 3 dapat melakukan 25 persen kerja dari kantor bagi pegawai yang sudah divaksinasi dan harus sudah memakai QR code Peduli Lindungi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, sesuai arahan Presiden Jokowi, akan dilakukan perpanjangan PPKM untuk luar Jawa-Bali selama dua minggu ke depan, yaitu 21 September-4 Oktober 2021. PPKM level 4 masih diberlakukan di 10 kabupaten/kota karena terkait dengan aglomerasi, jumlah penduduk, ataupun tingkat vaksinasi yang masih di bawah 50 persen.
Baca juga : Antisipasi Perbaikan Semu di Luar Jawa-Bali
PPKM level 3 diberlakukan di 105 kabupaten/kota, PPKM level 2 ada di 250 kabupaten/kota, dan PPKM level 1 ada di 21 kabupaten/kota. ”Pengaturan masih sama dengan periode sama dengan penyesuaian di PPKM level 3. Di level 3 mal mulai bisa dioperasikan jam 10.00-21.00, maksimal 50 persen kapasitas, screening melalui aplikasi Peduli Lindungi,” kata Airlangga.
Kegiatan di bioskop dilakukan dengan protokol kesehatan dan maksimal 50 persen kapasitas. Sehubungan dengan wilayah yang memiliki cakupan vaksinasi rendah, Presiden Jokowi memberi perhatian kepada Sumatera Barat dan Lampung agar terus meningkatkan cakupannya sehingga angka minimal 20 persen dapat dicapai.
Berkaitan kegiatan nasional Pekan Olahraga Nasional, Presiden Jokowi memutuskan boleh dihadiri 25 persen penonton dengan syarat telah dua kali divaksin. ”Kemudian platform Peduli Lindungi untuk diintegrasikan dengan aplikasi sejenis secara global,” kata Airlangga.
Airlangga menuturkan, walaupun pandemi Covid-19 di Indonesia mulai terkendali, masih ada risiko peningkatan kasus yang diakibatkan peningkatan mobilitas sehingga semua pihak perlu berhati-hati dan waspada.
Terkait program pemulihan ekonomi nasional (PEN), Airlangga menuturkan, per 17 September 2021 realisasi dana PEN mencapai 53 persen, yakni dari pagu Rp 744,77 triliun sudah digunakan Rp 395,92 triliun. Realisasi di kluster kesehatan, misalnya, sudah 45,3 persen, yaitu Rp 47,71 triliun dari Rp 97,28 triliun di akhir triwulan II-2021.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Presiden Jokowi meminta agar ada penjelasan kepada publik bahwa dengan kondisi yang baik ini, semua pihak mesti tetap waspada dan mengacu pada empat strategi awal penanganan pandemi Covid-19. Masyarakat mesti memperkuat protokol kesehatan; menjalankan strategi deteksi yang mencakup pengujian, pelacakan, dan tindakan atau isolasi; mempercepat strategi vaksinasi; dan memperkuat strategi terapeutik atau pelayanan rumah sakit.
Menkes menuturkan, hal ini perlu dipahami. ”Baik untuk mencegah lonjakan ketiga di pandemi ini atau nanti sudah berubah (dari) pandemi menjadi endemi, tetap guidance (panduan) dari WHO mengenai strategi penanganan pandemi ini harus kita jalankan,” kata Budi.
Pada kesempatan tersebut, Menkes Budi menuturkan, sampai sekarang Kemenkes sudah menerima 190 juta dosis vaksin. Sebanyak 169 juta dosis vaksin sudah didistribusikan ke provinsi, kabupaten, dan kota. Sebanyak 125 juta dosis di antaranya sudah disuntikkan per Senin, 20 September 2021, pagi.
”Jadi, ada 44 juta (dosis) yang bisa digunakan untuk seluruh provinsi, kabupaten, kota. Dan, minggu ini kami akan mengirimkan 15 juta (dosis) lagi. Jadi, total dalam minggu ini stok yang tersedia, yang bisa dipakai oleh seluruh kabupaten/kota, ada sekitar 60 juta dosis,” kata Menkes.