Dunia usaha perlu terus menyesuaikan produk dengan minat konsumen dan menciptakan peluang-peluang bisnis baru.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Teknologi digital dinilai sangat membantu aktivitas manusia selama pandemi Covid-19. Transformasi digital diprediksi akan terus berlangsung dan industri harus terus beradaptasi agar bisa bertahan terhadap disrupsi.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengemukakan, pandemi telah mengubah kebiasaan dan prioritas manusia. Teknologi digital yang berkembang pesat selama pandemi telah membantu aktivitas manusia dan turut mengubah tren konsumen. Di sisi lain, disrupsi teknologi yang ditimbulkan harus disikapi dunia usaha dengan terus beradaptasi.
”Teknologi digital sangat membantu selama pandemi. Tanpa teknologi digital, tentu berat melalui masa pandemi,” kata Rhenald dalam webinar ”How Technology Will Shape Financial Industry” yang diselenggarakan PT Bank Permata Tbk, Jumat (17/9/2021).
Perkembangan pesat teknologi telah membawa sejumlah perusahaan teknologi masuk ke sektor keuangan nonperbankan dan teknologi finansial (tekfin). Layanan teknologi finansial mampu menjangkau masyarakat di daerah terpencil yang sulit terjangkau layanan perbankan serta tidak layak bank (unbankable) dengan kecepatan dan kemudahan proses verifikasi. Namun, perkembangan ini juga membawa disrupsi terhadap bank sehingga kantor perbankan mulai sepi dan melakukan rasionalisasi.
Disrupsi teknologi yang ditimbulkan harus disikapi dunia usaha dengan terus beradaptasi.
Rhenald menambahkan, tren digital juga telah mengubah perilaku, kebutuhan, dan gaya hidup konsumen. Perusahaan dituntut terus melakukan transformasi serta beradaptasi dengan tren konsumen untuk bisa bertahan dan terus berkembang di masa depan. Dunia usaha perlu terus menyesuaikan produk dengan minat konsumen dan menciptakan peluang-peluang bisnis baru.
Transformasi teknologi yang terjadi pada industri keuangan, menurut Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi, mendorong pemasaran produk terus disesuaikan dengan perilaku konsumen. Pemasaran produk kian berkembang melalui platform tekfin, di samping perubahan desain dan produk dengan fitur-fitur baru yang menyesuaikan kebutuhan dan permintaan konsumen.
”Ledakan teknologi membuat analisis pasar lebih cepat dan tepat. Perusahaan perlu melihat tren teknologi dan bertransformasi untuk tetap relevan,” kata Lilis.
Division Head Wealth Management, Retail Liabilities, Debit Card Product & Customer Segmentation PT Bank Permata Tbk Sista Pravesthi menambahkan, nasabah kini bisa melakukan investasi secara digital. Produk investasi di Bank Permata terus berkembang untuk mengakomodasi seluruh segmen nasabah. ”Target segmen nasabah semakin luas di mana generasi milenial dan generasi sesudahnya semakin sadar untuk melakukan investasi,” katanya.
Perusahaan dituntut terus melakukan transformasi serta beradaptasi dengan tren konsumen untuk bisa bertahan dan terus berkembang di masa depan.
Wakil Menteri Keuangan Indonesia Suahasil Nazara mengemukakan, dukungan pemerintah terhadap sektor-sektor ekonomi diperlukan agar industri bisa bertahan dan berjalan di era pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi dinilai akan berlangsung bertahap dengan tingkat defisit fiskal dikurangi secara gradual. Terkait itu, APBN harus lebih fleksibel dan antisipatif terhadap ketidakpastian serta efektif memberikan dukungan dalam pengendalian pandemi.
Sejalan dengan adaptasi normal baru dan dibukanya mobilitas secara bertahap, kegiatan ekonomi bergulir lagi. Harapannya, dunia usaha mendapat prospek yang lebih baik. ”Apabila ekonomi kembali normal, kegiatan dunia usaha lebih baik, pajak bisa dibayarkan lagi,” katanya.