Pembayaran digital AstraPay ditargetkan mampu mencapai 15 juta pengguna. Setelah satu tahun ”soft launching”, kini AstraPay secara resmi diluncurkan ke masyarakat luas. Astra siap bersaing dengan pemain dompet digital.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam tiga tahun, pembayaran digital AstraPay ditargetkan mampu menggapai 15 juta pengguna. Kekuatan ekosistem yang dimiliki Astra, ditambah kemampuan membangun jaringan di luar ekosistem, dinilai akan menjadi modal untuk melakukan penetrasi pasar yang selama ini sudah diisi oleh pelaku usaha pembayaran digital lain.
CEO AstraPay Meliza Musa Rusli menyampaikan target pencapaian pengguna AstraPay tersebut seusai meluncurkan AstraPay secara hibridadi Jakarta, Rabu (15/9/2021). Sejak soft launching pada Juli 2020, jumlah pelanggan teregistrasi AstraPay telah mencapai 2,3 juta pengguna.
Menurut Meliza, AstraPay merupakan platform pembayaran digital milik Grup Astra yang ditujukan untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran. Selain itu, AstraPay juga ingin berkontribusi sebagai teknologi yang terhubung dengan produk-produk digital yang sedang dikembangkan dalam Grup Astra, terutama untuk meningkatkan engagement dengan pelanggan melalui data analitis dan program loyalitas.
Dalam pengembangan produk ini, Astra membentuk empat pilar value proposition yang mendukung aktivitas pelanggan. Pertama, AstraPay menjadi mobilitas yang mendukung aktivitas pelanggan. Kedua, menjadi aplikasi digital yang cerdas dalam mengontrol keuangan personal. Ketiga, menjadi mitra keuangan yang dapat dipercaya dan membuat pelanggan merasa tenang. Keempat, menjadi produk kebanggaan milik Grup Astra yang memberikan nilai tambah kepada pelanggan setia.
Suparno Djasmin, DIC Astra Financial, Transportation and Logistic, menegaskan, ”Pembayaran elektronik ini adalah inovasi terbaru Grup Astra. Ini pembayaran elektronik yang digunakan dalam ekosistem Astra.”
Menurut Suparno, AstraPay saat ini telah terkoneksi di peer group yang memiliki lebih dari 1.600 jaringan outlet Astra, seperti ACC, TAF, Maucash, dan juga sudah diimplementasikan dengan metode pembayaran QRIS di lebih dari 2.300 outlet Astra, baik otomotif, keuangan, maupun lainnya. Artinya, AstraPay ini bisa menerima pembayaran di lebih dari 7,5 juta merchant QRIS di seluruh Indonesia. Bahkan, aplikasi pembayaran ini juga sudah memiliki fitur Paylater.
Bisnis ”e-money”
Presiden Komisaris AstraPay dan CEO FIF Group Margono Tanuwijaya menjelaskan, Astra masuk bisnis dompet elektronik dengan terlebih dahulu melakukan survei pasar. Dari data survei, potensi penggunaan dompet elektronik di dalam transaksi di masyarakat Indonesia sangat besar. Meskipun saat ini sudah ada lima pemain utama bisnis ini, potensi pasar yang sangat besar itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Astra.
Selain itu, Astra juga meyakini kekuatan ekosistem yang selama ini sudah dimilikinya. Jumlah pelanggan Astra yang tergabung dalam ekosistemnya lebih dari 50 juta orang. Ini bisa menjadi tumpuan bisnis AstraPay dalam penetrasi pasar.
Dari hasil survei pula, Astra menemukan banyak variasi pembayaran uang elektronik yang sudah dimiliki konsumen. Walaupun pandemi Covid-19 berakhir, Astra meyakini perilaku konsumen dengan kemudahan alat pembayaran ini akan tumbuh dari tahun ke tahun.
”Bagi Astra, dengan dompet elektronik ini, kita bisa mendapatkan data perilaku pelanggan sehingga dari data itu bisa dikolaborasikan, kira-kira kebutuhan pelanggan ini apa? Sebagai contoh, di FIF Group, kita bisa tahu perilakupelanggan sehingga bisa memberikan suatu pelayanan yang sesuai kebutuhan pelanggan. Ke depan, bisa meningkatkan loyalitas pelanggan kita terhadap Astra,” tutur Margono.
Margono menyebutkan, soal strategi AstraPay dalam penetrasi pasar, kebutuhan utama pelanggan bukan sekadar uang kembali (cashback)atau promosi-promosi, melainkan kemudahan dalam pemakaian dan keamanan data pelanggan. Keamanan data menjadi sangat penting karena konsumen memercayakan uangnya sebagai saldo dalam aplikasi ini.
Selain itu, AstraPay memiliki kekuatan ekosistem Astra. Pelanggan yang begitu besar dan juga jaringan yang terdapat di seluruh Indonesia sangat banyak, tersebar dari Aceh hingga Papua. Itulah yang menjadi modal AstraPay untuk melakukan penetrasi ke para pelanggan, tanpa ”membakar uang” secara masif.
COO AstraPay Ricky Gunawan menambahkan, selain kekuatan ekosistem, Astra sangat kuat dalam bidang bisnis ritel, terutama otomotif dan finansial. Dengan demikian, AstraPay memiliki misi untuk mengembangkan value proposition pelanggan. Pertama, AstraPay ini menjadi pilihan dompet mobilitas yang tahap awalnya diutamakan untuk bidang otomotif atau transportasi, misalnya bengkel Astra dan alat transportasi umum (MRT dan Transjakarta). Inilah yang menjadi ciri khas AstraPay dibandingkan kompetitor lain.
Kedua, dari sisi finansial, Astra akan membangun atau memberikan positioning bagi pelanggan bahwa AstraPay tidak sekadar dompet digital, tetapi juga dompet pintar digital. Ke depan, dengan dompet digital ini, keinginan konsumen akan dapat diketahui dalam hal mengelola keuangan.
”Kita juga dibantu perusahaan-perusahaan pembiayaan Astra sehingga bisa memberikan nilai lain terkait financial partner. Jadi, kita bisa mencari partner-partner finansial yang tepat untuk membantu seluruh pengguna AstraPay,” ujar Ricky.
Target pengguna
Chief Marketing AstraPay Reny Futsy Yama mengatakan, target pengguna selama ini menyasar sejumlah segmen, antara lain kawula muda, pekerja, dan wirausaha. Selain itu, juga segmen keluarga yang memiliki mobilitas tinggi. Memang, Astra memiliki ciri khas kekuatan di sektor mobilitas transportasi sebagai fokus pengembangan selanjutnya.
”Tentunya, dengan perkembangan masyarakat digital yang semakin pesat akibat pandemi ini, AstraPay bisa menjadi salah satu pilihan yang dibutuhkan masyarakat,” ucap Reny.
Sebesar 60 persen transaksi AstraPay digunakan untuk pembayaran angsuran atau cicilan kredit mobil, sepeda motor, dan sebagainya. Kemudian, 20 persen transaksi biller untuk keperluan sehari-hari, seperti pembelian pulsa, listrik, PBB, dan BPJS. Sisanya, transaksi yang menggunakan QRIS dan Paylater serta pembayaran di kanal lain yang sudah terhubung dengan AstraPay.
Meliza mengatakan, sebagai salah satu dompet digital di Indonesia, tentunya AstraPay ingin terhubung dengan semua lokapasar dan e-dagang di Indonesia. Sebab, kolaborasi itu sangat penting.
”Saat ini, kami sedang membangun pemain-pemain (lokapasar) besar di Indonesia untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Tentu, buat mereka sangat terbantu untuk terkoneksi dengan ekosistem Astra yang saat ini menjadi kekuatan utama AstraPay,” ujar Meliza.