Pertama Kali Pimpin G-20, RI Usung Semangat Solidaritas demi Pulih Bersama dari Covid-19
Untuk pertama kalinya Indonesia dipercaya menjadi pemimpin G-20. Tema ” Recover Together, Recover Stronger” akan diusung Indonesia selama memegang presidensi G-20 pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·5 menit baca
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Suasana konferensi pers tentang presidensi Indonesia di G-20 tahun 2022, Selasa (14/9/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mendapat kepercayaan memegang presidensi G-20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Serah terima akan dilakukan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Roma, Italia, 30-31 Oktober 2021. Solidaritas, kerja sama, kolaborasi, kemitraan, dan inklusivitas demi pulih bersama dari pandemi Covid-19 akan menjadi semangat utama keketuaan Indonesia di G-20.
Sejak G-20 didirikan, ini untuk pertama kalinya Indonesia memegang presidensi G-20. Di satu sisi, hal ini merupakan kepercayaan bagi Indonesia. ”Tapi, pada saat yang sama juga merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi Indonesia yang, insya Allah, akan kita tunaikan sebaik mungkin,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan keterangan pada konferensi pers tentang Presidensi Indonesia di G-20 Tahun 2020, Selasa (14/9/2021) malam.
Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD; Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate; Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati; dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
SEKRETARIAT PRESIDEN/MUCHLIS JR
Dengan didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Presiden Joko Widodo mengikuti Forum KTT Luar Biasa G-20 secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/3/2020) malam.
Menlu Retno menuturkan, Indonesia akan mengambil tema ”Recover Together, Recover Stronger”. Pada 2022, dunia diperkirakan belum akan sepenuhnya keluar dari pandemi Covid-19 dari aspek kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan harapan bahwa di akhir 2021 negara-negara di dunia baru dapat memvaksinasi 40 persen populasi. Baru para pertengahan 2022 vaksinasi sudah diberikan kepada 70 persen populasi.
Sementara itu, dari aspek ekonomi, merujuk data IMF, pada 2020 ekonomi dunia turun hingga minus 3,2 persen. ”Dan, tahun ini, terdapat tren positif pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 6 persen dan tren ini diharapkan akan berlanjut pada tahun 2022,” kata Menlu Retno.
Dunia juga memperkirakan masih terdapat kerentanan dan kekhawatiran bahwa pertumbuhan belum akan merata. Dari sisi geopolitik diperkirakan rivalitas di antara kekuatan besar masih akan berlanjut. Defisit kepercayaan masih menonjol.
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Aktivis kelompok Extinction Rebellion mengenakan topeng sejumlah pemimpin negara, seperti Boris Johnson, Jair Bolsonaro, Vladimir Putin, Mario Draghi, dan Joe Biden, saat menggelar protes di sela pertemuan para menteri iklim dan lingkungan negara G-20 di Naples, Italia, Kamis (22/7/2021).
”Dengan latar belakang situasi dunia seperti saya sampaikan secara singkat tadi, maka selama keketuaan Indonesia spirit utamanya adalah pulih bersama. Untuk pulih bersama diperlukan spirit solidaritas, kerja sama, kolaborasi, kemitraan, dan inklusivitas,” ujar Menlu Retno.
Menurut Retno, inklusivitas akan menjadi salah satu kata kunci dalam presidensi G-20 Indonesia. Indonesia tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G-20, tetapi juga kepentingan negara berkembang dan kelompok rentan. Hal ini merupakan DNA politik luar negeri Indonesia.
”Jika kita melihat beberapa tahun ke belakang, saat kita menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, misalnya, ECOSOC, saat ini menjadi salah satu Co-Chair Covax Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group, Indonesia secara konsisten menjadi bagian dari solusi. (Indonesia) menjembatani perbedaan dan selalu menyuarakan kepentingan negara berkembang,” kata Menlu Retno.
AFP/ MARTIN BERNETTI
Petugas ambulans menunggu giliran untuk dapat menerima orang sakit di Rumah Sakit San Jose menyusul kejenuhan sistem kesehatan akibat tingginya angka infeksi Covid-19, di Santiago, Chile, Senin (5/4/2021).
Peran berkelanjutan
Retno menuturkan, Indonesia akan melanjutkan peran ini saat memegang presidensi G-20. Indonesia akan memberikan perhatian besar kepada negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia. Indonesia juga akan merangkul keterlibatan berbagai kalangan, perempuan, pemuda, akademisi, dunia usaha, dan parlemen.
Selain isu kesehatan dan pandemi serta pembangunan berkelanjutan, perhatian besar akan diberikan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi digital yang sukses menjadi penggerak ekonomi di masa pandemi. ”Kita juga ingin mendorong pengakuan atas peran penting dan pemberdayaan tenaga kerja difabel dalam dunia kerja,” ujar Menlu Retno.
Ada juga forum bisnis dan kemitraan di sektor infrastruktur berkelanjutan dan investasi kesehatan. ”Kita perlu memperkuat sektor-sektor tersebut untuk mencapai pemulihan, pertumbuhan, ketahanan bersama,” ujarnya.
Kompas/AGUS SUSANTO
Foto udara kluster hunian di tengah areal persawahan di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (16/7/2020). Selama 2013-2019, luas baku sawah di Indonesia berkurang 285.000 hektar menjadi 7,465 juta hektar, sebagian merupakan area subur yang semestinya dilindungi, sesuai amanat undang-undang, sebagai lahan pangan berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, G-20 adalah forum ekonomi global yang dibentuk sebagai respons terhadap krisis ekonomi tahun 1997-1998. G-20 beranggotakan 20 negara, yaitu 19 negara utama penggerak ekonomi dunia, termasuk Indonesia, ditambah satu perwakilan regional, yaitu Uni Eropa yang memiliki PDB (produk domestik bruto) terbesar di dunia.
Kelompok ini berkontribusi pada 85 persen PDB dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 80 persen investasi global. ”Dan, jumlah populasinya adalah dua pertiga dari penduduk dunia. Mandat G-20 adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif,” kata Airlangga.
Airlangga menuturkan, Presiden Joko Widodo akan menghadiri penutupan KTT G-20 di Roma, Italia, 30-31 Oktober 2021. ”Dan, di sana, Bapak Presiden akan menerima secara resmi penyerahan tongkat estafet presidensi G-20 dari PM Italia kepada Presiden Republik Indonesia. Dan, pada saat itulah, pada 1 Desember (2021), Indonesia akan resmi menjalankan presidensi G-20,” kata Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menuturkan, penyelenggaraan presidensi Indonesia G-20 ini akan berlangsung setahun penuh dari Desember 2021 sampai akhir 2022. ” Tadi disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan akan mencakup 150 kali working group sama engagement group dan atau side event. (Kegiatan) ini puncaknya nanti adalah KTT G-20, di Bali sementara ini, nanti akan dipastikan kemudian,” katanya.
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Polisi militer Carabinieri Italia berjaga di Palazzo Reale di Naples yang menjadi lokasi pertemuan iklim dan energi negara anggota G-20, Kamis (22/7/2021).
Mahfud menuturkan, kegiatan tersebut akan melibatkan sejumlah negara. ” Saya ditunjuk untuk memimpin atau mengetuai bidang dukungan penyelenggaraan acara. Selama ini, jika menyelenggarakan event-event internasional, Indonesia dikenal selalu sukses, meriah, ramah, dan mengesankan,” katanya.
Indonesia mesti menjaga reputasi yang selama ini sudah dibangun sejak lama sebagai negara yang sukses menyelenggarakan kegiatan internasional.
Penyelenggaraan presidensi Indonesia G-20 dinilai akan menentukan citra kehormatan bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional. Artinya, Indonesia mesti menjaga reputasi yang selama ini sudah dibangun sejak lama sebagai negara yang sukses menyelenggarakan kegiatan internasional tersebut. ” ”Bukan hanya penampilan fisiknya, tetapi juga substansinya,” ujar Mahfud.