Pandemi Covid-19 dinilai telah menciptakan perubahan besar di 10 bidang ekonomi, yakni kuliner, pendidikan, hiburan, donasi sosial, alat pembayaran, logistik, mode, periklanan, media, dan sektor perumahan.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Layanan pembayaran dengan memindai kode QRIS (quick response code Indonesian standard) terpasang pada gerobak penjual rujak buah di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (13/8/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 dinilai telah menciptakan perubahan besar di sejumlah bidang ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan ekosistem digital yang dipercepat oleh pandemi Covid-19 telah memicu perubahan-perubahan itu.
Hal tersebut disampaikan Profesor Ilmu Manajamen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rhenadl Kasali, pada konferensi pers virtual ”Wealth Wisdom 2021-Wellness to Wealth” yang diselenggarakan Bank Permata, Rabu (15/9/2021). Turut hadir dalam acara itu Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram, Division Head Marketing Communications Bank Permata Glenn Ranti, dan Brand Ambassador Bank Permata Angel Pieters.
Rhenald menjelaskan, sebelum pandemi, dunia memang sudah terlebih dulu mengantisipasi hadirnya disrupsi yang dipicu kemajuan teknologi dan digitalisasi. Namun, kehadiran pandemi yang tak terduga makin mempercepat kehadiran disrupsi tersebut di semua aspek kehidupan masyarakat.
”Pandemi ini menciptakan banyak perubahan besar yang datang lebih cepat dari yang diprediksikan,” ujar Rhenald.
Ia menjelaskan, setidaknya ada 10 bidang ekonomi yang berubah dengan cepat, yakni kuliner, pendidikan, hiburan, donasi sosial, alat pembayaran, logistik, mode, periklanan, media, dan sektor perumahan. Bidang-bidang tersebut mengalami perubahan drastis akibat digitalisasi.
Ia memberi contoh donasi sosial kini bisa dilakukan secara digital dengan hadirnya lembaga galang dana (crowdfunding) sosial dari aplikasi digital Kitabisa.com. Rhenald menjelaskan, platform teknologi itu memungkinkan donasi publik bisa dimobilisasi lebih cepat, menjangkau donatur lebih banyak, dan menembus batas-batas birokrasi yang kaku.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pekerja yang tidak bisa bekerja dari rumah menunjukkan paket berisi masker, susu, hand sanitizer, dan vitamin C yang dibagikan oleh Komunitas Turun Tangan yang bekerja sama dengan Kitabisa.com di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/3/2020).
Perubahan yang signifikan, menurut Rhenald, juga terjadi di bidang kuliner. Para pelaku industri kuliner terus berinovasi selama pandemi menciptakan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan relevan dengan kondisi saat ini. Misalkan makin banyak produk makanan siap dimasak (ready-to-cook) dan bahan bumbu jadi. Selain itu, juga ada jasa koki memasak di rumah pelanggan.
”Krisis ini memang selalu menghadirkan inovasi dan peluang-peluang baru. Mereka yang cepat menangkap peluang ini akan lebih unggul,” ujar Rhenald.
Perubahan-perubahan di 10 bidang ekonomi itu memiliki satu ciri khas yang sama, yaitu kerelaan para pengusaha untuk beralih ke layanan digital (voluntary shifting). Kondisi ini didorong oleh semakin banyaknya kaum muda Indonesia yang menjadi pelaku usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Kaum muda yang menjadi pelaku usaha sekaligus konsumen ini lebih akrab dengan dunia digital. Hal ini pun mendorong pelaku usaha untuk beralih ke layanan digital agar relevan dalam menjawab kebutuhan pelanggan.
Rhenald memprediksi akan ada dua jenis masyarakat berdasarkan responnya terhadap perubahan teknologi. Masyarakat kalangan pertama adalah kalangan yang hanyut dan hanya jadi pengguna teknologi. Masyarakat ini akan terombang-ambing dan pasrah mengikuti arus ke mana teknologi membawanya.
Sementara masyarakat yang kedua adalah kalangan yang mengendalikan teknologi. Kalangan inilah yang menciptakan dan menebak arah teknologi ke depan.
”Silakan direnungkan. Anda ini termasuk dalam kelompok masyarakat yang mana?”
Glenn Ranti mengatakan, merespons perubahan itu, Bank Permata mengadakan acara Wealth Wisdom 2021-Wellness to Wealth pada 17-18 September 2021. Melalui acara yang dapat diakses online secara gratis ini, Bank Permata membagikan ilmu dan inspirasi lewat rangkaian seminar dari banyak pembicara yang membahas seputar ekonomi, kesehatan, gaya hidup, dan topik menarik lainnya.
”Para pembicara akan membahas lebih jauh tentang pengalaman mereka dalam menghadapi masa krisis, ilmu finansial, serta gaya hidup yang dapat membantu Anda untuk mengubah perspektif menjadi lebih positif,” ujar Glenn.
Beberapa pembicara ternama yang akan hadir dalam Wealth Wisdom 2021-Wellness to Wealth, antara lain, adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti, aktris Cinta Laura Kiehl, dan CEO Tokopedia William Tanuwidjaya.