Ekspor Pertanian Sulut Melesat, Jalur Langsung dari Bitung Dinantikan
Peningkatan nilai ekspor pertanian beserta jenis komoditas dan jumlah eksportir dari Sulawesi Utara berujung pada ganjaran penghargaan bagi Gubernur Olly Dondokambey. Namun, masalah ekspor langsung perlu solusi.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Peningkatan nilai ekspor pertanian beserta jenis komoditas dan jumlah eksportir dari Sulawesi Utara berujung pada ganjaran penghargaan bagi Gubernur Olly Dondokambey. Kendati begitu, beragam masalah terkait ekspor masih perlu dipecahkan, termasuk pembukaan jalur ekspor langsung dari Pelabuhan Bitung yang diharapkan dunia usaha.
Berdasarkan data Kantor Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor produk pertanian dari Sulut terus mencatatkan peningkatan selama dua tahun terakhir. Selama 2019, total nilainya Rp 1,89 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 3,17 triliun selama 2020. Adapun antara Januari-Juli 2021 nilainya telah menyentuh Rp 3,22 triliun.
Melalui keterangan tertulis, Selasa (14/9/2021), Kepala Kantor Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan Saragih mengatakan, hal itu diiringi peningkatan jenis komoditas dari 22 menjadi 77 dalam rentang Juli 2020-Juli 2021. Ekspor pertanian Sulut pun tidak lagi hanya meliputi produk turunan kelapa, cengkeh, dan pala, tetapi juga bawang merah, daun manis (Stevia rebaudiana), dan buah pisang beku.
”Setahun terakhir juga banyak tanaman hias yang diekspor ke 16 negara, seperti Thailand, Singapura, Hong Kong, Malaysia, Rusia, dan Kanada. Kami kirim dalam bentuk bibit, contohnya golongan Alocasia, Philodendron, dan palem. Sudah ada sekitar 9.400 batang yang kami ekspor dengan nilai Rp 710 juta dari 12 eksportir,” kata Donni.
Di samping itu, tercatat pula peningkatan jumlah eksportir dari 41 menjadi 57 dalam rentang setahun. Sebanyak 12 eksportir baru adalah eksportir tanaman hias, sedangkan subsektor perkebunan dan hortikultura diisi masing-masing dua eksportir baru. Adapun beberapa ekspor baru lainnya adalah kopi bubuk dan biji, media tanam cocopeat, dan serbuk kayu.
Donni mengatakan, hal ini bisa terjadi berkat kerja sama dengan segenap jajaran pemerintah daerah. ”Kemudahan fasilitas serta dukungan besar dari gubernur beserta jajaran dinas diharapkan dapat terus meningkatkan ekonomi Sulut dari sektor pertanian,” ujarnya.
Perkembangan positif ini pula yang membuat Gubernur Olly Dondokambey diganjar penghargaan Abdi Bakti Tani 2021 dari Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin pada Senin (13/9/2021). Sulut menempati posisi kelima dalam kategori nilai ekspor komoditas pertanian tertinggi selama Januari 2020-Juni 2021.
Sulut hanya tertinggal dari, secara berurutan, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, dan Kalimantan Barat. Olly pun menyatakan prestasi ini tak mungkin tercapai tanpa kerja sama dengan lembaga terkait dan para petani di daerah.
”Terima kasih juga saya sampaikan kepada para petani Sulut. Saya sangat menaruh apresiasi tinggi karena meski di tengah pandemi Covid-19, para petani mampu memberi kontribusi besar dalam perekonomian Sulut,” kata Olly.
Sektor pertanian, seiring dengan kehutanan dan perikanan, berkontribusi 20,89 persen bagi pertumbuhan ekonomi Sulut yang mencapai 8,49 persen selama triwulan II-2021 dibanding periode yang sama pada 2020. Menurut Olly, pertanian selalu menjadi sektor yang menyumbang pertumbuhan terbesar dan akan terus begitu.
Sayangnya, tidak ada komoditas yang bisa berangkat langsung dari Bitung ke negara tujuan.
Ketika memberikan penghargaan kepada para kepala daerah, Wapres Ma’ruf Amin berharap para kepala daerah terus menjaga semangat untuk membangun daerah melalui sektor pertanian. Ia juga berharap penghargaan Abdi Bakti Tani dapat mendorong kepala daerah lain untuk terus meningkatkan kinerja pertanian demi kesejahteraan masyarakat.
Kendati terdapat perkembangan yang baik dalam ekspor Sulut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut tetap mengingatkan akan pekerjaan rumah yang belum selesai, yaitu mewujudkan Bitung sebagai pelabuhan simpul internasional. Pelabuhan itu diharapkan betul-betul dapat menjadi pintu gerbang ekspor Indonesia menuju kawasan Pasifik.
Anggota Dewan Pertimbangan Kadin Sulut, Daniel Pesik, mengatakan, masih ada ketidakjelasan konektivitas jalur dagang ke luar negeri. Selama ini, alur logistik membawa barang ke Jakarta lebih dulu, baru kemudian berlayar ke luar negeri.
”Padahal, produk Sulut sangat diminati di luar negeri, baik pertanian maupun perikanan. Sayangnya, tidak ada komoditas yang bisa berangkat langsung dari Bitung ke negara tujuan,” kata Daniel.
Pada Juli 2021, nilai ekspor nonmigas Sulut mencapai 73,32 juta dollar AS, meningkat 3,98 persen dari Juli 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 64,27 persen dari jumlah tersebut dikirim langsung ke luar negeri melalui Terminal Peti Kemas Bitung. Kenyataannya, barang-barang itu singgah lebih dulu di Jakarta, Surabaya, atau Makassar meski tanpa bongkar muat.
Pada saat bersamaan, Gubernur Olly lebih membanggakan pembukaan jalur ekspor dengan penerbangan kargo dari Manado ke Tokyo, Jepang. Menurut Daniel, hal ini bagus, tetapi tidak bisa memenuhi kebutuhan dunia usaha yang ingin mengekspor dalam jumlah ribuan ton sekaligus.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen mengatakan, salah satu masalah yang menghadang adalah ketidakseriusan pemerintah pusat merealisasikan Terminal Peti Kemas Bitung sebagai pelabuhan simpul internasional untuk wilayah timur Indonesia. Kapal-kapal logistik dari daerah lain di timur Indonesia pun tidak singgah ke Bitung.
”Kenyataannya, pemerintah (pusat) yang bikin kebijakan ini, tetapi mereka juga yang mengerjakan kebalikannya. Malahan, pelabuhan di Makassar dibangun besar-besaran. Padahal, international hub-nya ada di Bitung,” katanya.
Kendati begitu, Edwin mengakui, ekspor langsung tidak akan bisa terealisasi kalau hanya mengandalkan komoditas dari Sulut. Selama ini, performa Terminal Peti Kemas Bitung hanya mencapai sepertiga dari kapasitas 600.000 peti kemas 20 kaki (TEUs) setahun. ”Ini harus didukung oleh pasokan barang dari daerah-daerah sekitar Sulut dengan kapal feeder (kapal pengangkut yang lebih kecil),” ujar dia.