Program layanan Buy The Service Teman Bus terus merambah. Kali ini, membidik masyarakat di Kota Banjarmasin. Tahun 2020, BTS Teman Bus melayani masyarakat di Kota Palembang, Surakarta, Medan, Yogyakarta, dan Denpasar.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program layanan Buy The Service Teman Bus terus merambah dengan membidik masyarakat di Kota Banjarmasin. Selain ditujukan untuk mengurangi kemacetan, khususnya di kawasan aglomerasi, program pengadaan bus yang disubsidi oleh pemerintah ini juga mendorong kesejahteraan para pengemudi bus pada layanan tersebut.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, yang dihubungi Kompas di Jakarta, Minggu (12/9/2021), mengapresiasi kehadiran secara resmi BTS Teman Bus di Kota Banjarmasin. Saat ini, empat koridor dikembangkan untuk melayani Kota Banjarmasin dan kabupaten di sekitarnya.
BTS Teman Bus Banjarbakula melayani masyarakat di kawasan aglomerasi yang terdiri dari Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut. ”Salah satu keunikannya, Teman Bus di Banjarmasin ini terintegrasi dengan angkutan sungai,” ujar Djoko.
Dr Okto Risdianto Manullang, dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Faktultas Teknik Universitas Diponegoro, dalam kajian angkutan massal perkotaan sebagai solusi permasalahan di kawasan anglomerasi perkotaan Banjarbakula, Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan, dalam memetakan permasalahan angkutan umum di Banjarmasin, setidaknya ditemukan indikator tumpang-tindih angkutan perkotaan rute bus yang berdampak langsung pada waktu tunggu penumpang dan dwelling time atau waktu yang terbuang tanpa pergerakan bus.
Dampak tersebut mengakibatkan terganggunya headway, dan di sisi lain dapat mengakibatkan kemacetan karena jumlah penumpukan layanan bus yang berbeda di tempat perhentian. Tumpang-tindih trayek juga dapat mengakibatkan inefesiensi terhadap biaya operasional kendaraan terkait suatu layanan yang memiliki standar pelayanan minimal (SPM) yang sama. Kondisi tersebut mengakibatkan pergeseran preferensi pilihan moda transportasi masyarakat dari kendaraan pribadi menuju kendaraan publik belum tercapai secara maksimal (mode share).
Dalam kajian, ada tujuh koridor yang direncanakan, yakni koridor Taman Siring 0 Kilomenter Banjarmasin-Terminal Km 17, Terminal Km 17-Terminal Taksi Banjarbaru, Terminal Km 17-Martapura, Terminal Handil Bakti-Terminal Km 6, Pelabuhan Trisakti-Terminal Km 17, Terminal Km 17-Terminal Palaihari, dan Terminal Handil Bakti-Terminal Marabahan. Setiap rute teridentifikasi melewati, antara lain, permukiman penduduk, pendidikan, perkantoran swasta dan pemerintah, obyek wisata, dan pertokoan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, penggunaan transportasi umum akan menjadi opsi pertama masyarakat kota yang semakin modern ini. Sistem Buy the service yang dihadirkan di kota Banjarmasin diharapkan akan mendapatkan satu keistimewaan, seperti dibuatnya jalur khusus.
Layanan BTS di Banjarbakula akan tersedia 77 unit bus yang akan melayani penumpang di empat rute layanan dengan 195 titik halte atau perhentian bus. Keempat rute layanan BTS di Banjarbakula, yaitu Terminal Km 17-Terminal Simpang Empat, Taman Siring Km 0 Banjarmasin-Terminal Km 17, Terminal Handil Bakti-Terminal Km 6-Simpang Empat Trans, dan Terminal Km 17 Gambut Barakat-Simpang 3 Bentok.
Dalam konsepnya, lanjut Budi, angkutan massal perkotaan merupakan public goods sehingga pemerintah menjadi penanggung risiko dalam penyediaannya. Program BTS dilakukan dengan membeli layanan (memberikan subsidi 100 persen) dari operator dengan SPM yang ditetapkan.
Budi juga menyebutkan, persiapan angkutan massal dilandasi dalam Undang-Undang Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Pasal 158 dan Peraturan Menteri Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan.
Dalam program BTS ada dua strategi yang disiapkan, yaitu push strategy dan pull strategy. Ini dilakukan untuk mendorong masyarakat agar keluar dari zona nyaman mereka. Hal ini memangkas pengaturan ruang jalan, ruang parkir, dan waktu.
”Strategi yang kedua ialah pull strategy, dilakukan untuk menarik masyarakat untuk mau menggunakan bus. Dalam hal ini, pemerintah harus menanggung risiko, memberikan lisensi kepada operator dengan SPM dan mekanisme sanksi, dan memberikan prioritas kepada angkutan umum agar memiliki layanan yang terbaik,” ujar Budi.
Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani mengatakan, perubahan mindset demi meningkatkan era lama menuju era baru ini merupakan intervensi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Namun, antusiasme masyarakat terlihat tinggi di kota-kota sebelumnya.
Dari data Kementerian Perhubungan, jumlah total penumpang BTS Teman Bus yang sudah dioperasional di kota Palembang, Surakarta, Medan, Yogyakarta, dan Denpasar sejak tahun 2020 mencapai 6,23 juta penumpang. Rata-rata jumlah penumpang sangat bervariasi, sekitar 2.000-8.000 penumpang per hari.
Yani menjelaskan, sama seperti di kota-kota sebelumnya, layanan BTS di Makassar akan menerapkan standar dan indikator dalam operasionalnya. Mulai dari SPM hingga standar kendaraan yang harus selalu dalam kondisi prima.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar dan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menyambut positif kehadiran BTS Teman Bus, sekaligus menyatakan kebangaannya dengan kehadiran BTS Teman Bus Banjarbakula.