Dalam jangka panjang, narasi perusahaan mampu membangkitkan semangat karyawan sekaligus pelanggan dalam perjalanan mewujudkan tujuan. Narasi menjadi bahan bakar yang mampu menggerakkan orang dan organisasi.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Saat kita merdeka sesungguhnya bukan hanya kekuataan senjata yang berperan, melainkan juga bagaimana para pendiri bangsa membagikan narasi tentang Indonesia harus merdeka. Saat Amerika Serikat menjadi penguasa global, sesungguhnya yang bekerja adalah sebuah cerita tentang negara itu yang harus maju dibandingkan dengan negara lain.
Narasi atau cerita ternyata menjadi bahan bakar yang mampu menggerakkan orang dan organisasi. Mereka tergerak untuk berjalan, berinovasi, dan mengambil langkah yang bisa membuat mereka mencapai cita-cita. Oleh karena itu, saat Amerika Serikat kini tengah centang perenang di dalam negeri, salah satu kritik yang muncul ialah mereka tidak memiliki narasi sebagai negara besar. Mereka lebih disibukkan masalah di dalam negeri.
Di dalam dunia bisnis, narasi menjadi sangat penting. Di tengah disrupsi dan pandemi saat ini, narasi perusahaan menjadi pemandu arah bagi setiap karyawan untuk melangkah. Narasi yang kuat membuat karyawan tidak bingung. Adopsi teknologi belum tentu bisa membuat perusahaan unggul di tengan disrupsi apabila tidak ada narasi yang jelas tentang masa depan perusahaan.
Di tengah disrupsi dan pandemi saat ini, narasi perusahaan menjadi pemandu arah bagi setiap karyawan untuk melangkah.
Berbeda dengan cerita pada umumnya yang telah memiliki awal, tengah, dan akhir, lalu selesai. Narasi perusahaan tidak sepenuhnya seperti itu, malah menjadi sesuatu yang bersifat terbuka. Saat perusahaan itu berjalan, sangat mungkin ada perubahan dan peluang serta mungkin mengalami masa gelap.
Oleh karena itu, narasi perusahaan bisa berubah bergantung pada pilihan dan tindakan dari mereka yang ada di dalamnya. Satu hal yang sangat penting, narasi itu harus mampu mengajak karyawan untuk bertindak.
Seorang ahli bernama John Hagel III di Harvard Business Review pada Mei lalu menulis tentang cara membangun narasi perusahaan. Narasi harus tentang pelanggan, bukan tentang perusahaan itu sendiri. Membangun narasi yang sukses membutuhkan pemahaman mendalam tentang pelanggan. Bagaimana kebutuhan mereka berkembang?
Pertanyaan tambahan yang perlu mendapat perhatian, peluang besar apa yang akan menggairahkan dan menginspirasi mereka? Apa tantangan atau hambatan yang akan dihadapi? Tindakan apa yang perlu mereka ambil untuk mengatasi hambatan tersebut dan meraih peluang?
Menurut John Hagel, salah satu contoh terbaik datang dari Apple. Pada 1990-an, pendiri Apple, Steve Jobs, mengartikulasikan narasi yang diringkas oleh pemasarnya ke dalam slogan ”Berpikir berbeda”. Kadang orang terjebak oleh slogan dan mengira slogan adalah segalanya. Padahal, slogan hadir karena ada latar belakangnya.
Oleh karena itu, untuk memahami slogan itu, kita perlu kembali ke masa awal teknologi digital. Narasi Apple menyarankan bahwa generasi baru teknologi digital akan memungkinkan orang untuk mengekspresikan potensi dan kepribadian uniknya. Untuk memanfaatkan potensi nyata dari teknologi generasi baru ini, kita perlu berpikir berbeda. Narasi ini makin kuat ketika Apple mengangkat sejumlah tokoh yang berpikir berbeda dibanding zamannya.
Bila kemudian Apple belakangan memilih kebijakan untuk menghargai data pribadi dengan cara meminta persetujuan dari para pengguna, semisal untuk aplikasi yang ada di Apple Store, pilihan ini tak jauh dari narasi yang dibangun oleh perusahaan itu. Perusahaan ini sejak awal yakin bahwa bisnisnya bukan dengan serampangan menambang data dari para penggunanya. Saat mengambil keputusan itu, Apple sangat ringan karena memiliki narasi kuat.
Narasi perusahaan yang sangat kuat secara internal mampu melibatkan dan menyatukan rekan kerja dalam menjalankan sebuah strategi. Narasi yang kuat juga dapat digunakan secara eksternal untuk menggairahkan dan menginspirasi pelanggan.
Di dalam sebuah laman bernama Clearstrategy disebutkan, narasi perusahaan yang berhasil mempunyai beberapa ciri. Narasi perusahaan yang sangat kuat secara internal mampu melibatkan dan menyatukan rekan kerja dalam menjalankan sebuah strategi. Narasi yang kuat juga dapat digunakan secara eksternal untuk menggairahkan dan menginspirasi pelanggan, baik konsumen langsung maupun partner bisnis.
Oleh karena itu, jika narasi perusahaan kuat, dalam jangka pendek narasi itu mampu menghadirkan perubahan bisnis secara koheren. Mereka yang terlibat bisa dengan mudah memahami strategi perusahaan dan bekerja keras mengimplementasikan strategi itu. Dalam jangka panjang, narasi perusahaan mampu membangkitkan semangat karyawan dan juga pelanggan dalam perjalanan perusahaan mewujudkan tujuan.
Beberapa tahun silam, maskapai Amerika Serikat, Southwest Airlines, menjadi contoh bagaimana narasi perusahaan sangat kuat dan menginspirasi pelanggan. Ketika bisnis maskapai negara itu nyaris runtuh setelah serangan 11 September 2001, pelanggan membuat aksi simpatik dengan mengirimkan uang ke Southwest. Mereka memberi bantuan, yang jumlahnya tak terlalu banyak, karena maskapai itu dinilai telah membantu mereka selama ini.
Saat ini, kita masih menemukan banyak pimpinan bisnis yang sibuk dengan berbagai aktivitas rutin dan teknis. Target-target dan aksi-aksi korporasi menenggelamkan mereka dalam keseharian.
Saat ini, kita masih menemukan banyak pimpinan bisnis yang sibuk dengan berbagai aktivitas rutin dan teknis. Target-target dan aksi-aksi korporasi menenggelamkan mereka dalam keseharian. Padahal, sebenarnya tugas utama mereka ialah membangun narasi perusahaan agar semakin kuat menghadapi perubahan, karena disrupsi dan pandemi. Membangun narasi perusahaan adalah senjata ampuh dalam menghadapi perubahan yang terus-menerus.
Narasi perusahaan adalah alat di dalam bisnis yang sangat penting dalam membantu perusahaan menghilangkan kebisingan akibat rutinas bisnis serta untuk mengartikulasikan apa yang benar-benar penting dengan cara yang jelas dan menarik. Sebuah narasi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menavigasi menghadapi perubahan dan membantu bisnis bereaksi terhadap apa pun dan mewujudkan tujuan tertentu.