Presiden: Bendungan Paselloreng Dukung Sulsel sebagai Lumbung Pangan
”Bendungan Paselloreng menelan biaya Rp 771 miliar dan sudah dilengkapi dengan Bendung Irigasi Gilireng yang akan sangat bermanfaat untuk mendukung Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional,” ujar Presiden Jokowi.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meresmikan Bendungan Paselloreng yang ada di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Bendungan yang dibangun sejak 2015 ini diyakini akan mampu mendukung Provinsi Sulsel menjadi lumbung pangan nasional.
”Bendungan Paselloreng ini menelan biaya Rp 771 miliar dan sudah dilengkapi dengan Bendung Irigasi Gilireng yang akan sangat bermanfaat untuk mendukung Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat peresmian Bendungan Paselloreng, Kamis (9/9/2021).
Menurut Presiden Jokowi, ketahanan pangan membutuhkan suplai air. Pemenuhan kebutuhan air tersebut bisa dilakukan jika suatu daerah memiliki sebanyak-banyaknya bendungan. Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen menyediakan suplai air secara berkelanjutan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Salah satu komitmen pemerintah diwujudkan dengan menyelesaikan 17 bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia hingga Desember mendatang sehingga bisa menyediakan suplai air secara kontinu dan berkelanjutan. ”Tahun ini akan dan sudah diselesaikan sampai Desember nanti 17 bendungan. Kita harapkan dengan bendungan-bendungan yang ada ini, sekali lagi, ketahanan pangan bisa kita perkuat dan kita tingkatkan,” tambahnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa Bendungan Paselloreng merupakan bendungan ke delapan dari total 17 bendungan yang akan diselesaikan dan diresmikan oleh Presiden Jokowi di tahun 2021. Sebelumnya, Presiden telah meresmikan Bendungan Tukul di Jawa Timur, Tapin di Kalimantan Selatan, Napun Gete di NTT, Sindang Heula di Banten, Kuningan di Jawa Barat, Way Sekampung di Lampung, dan Bendo di Jawa Timur.
Kapasitas daya tampung Bendungan Paselloreng ini adalah dua kali kapasitas Bendungan Way Sekampung yang juga baru diresmikan oleh Presiden Jokowi, pada Kamis (2/9/2021). Menurut Presiden Jokowi, Bendungan Paselloreng merupakan bendungan yang sangat besar dengan kapasitas daya tampung hingga 138 juta meter kubik dan luas genangan sebesar 1.258 hektar.
Bendungan Paselloreng diyakini akan mampu mengairi sawah-sawah di jaringan irigasi Gilireng seluas 8.500 hektar yang terdiri dari jaringan irigasi kanan 5.700 hektar dan jaringan irigasi kiri 2.800 hektar. Suplai air irigasi ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya dari 112 persen menjadi 300 persen dengan pola tanam padi-padi-palawija.
”Bisa kita lihat di sepanjang jalan antara Kota Makassar ke Kabupaten Wajo ini di sebelah kiri kanan daerah irigasi, mulai dari irigasi Saddang, Bila, hingga Gilireng. Manfaat Bendungan Paselloreng memang utamanya untuk keperluan irigasi, sebagai suplesi air Bendung Gilireng seluas 8.500 hektar yang sekaligus kita selesaikan sebagai satu kesatuan sistem,” ucap Basuki dalam keterangan pers tertulis.
Pemanfaatan lain
Kehadiran Bendungan Paselloreng dan Bendung Gilireng diharapkan dapat meningkatkan frekuensi tanam para petani sekitar kawasan itu. ”Kita harapkan dengan suplai air yang ada akan meningkatkan frekuensi tanam yang mungkin satu bisa jadi tiga atau dua sehingga meningkatkan produktivitas lahan serta akhirnya bisa kita harapkan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Presiden Jokowi.
Selain itu, Bendungan Paselloreng juga dinilai akan memberikan manfaat lain bagi masyarakat sekitar bendungan. Mulai dari ketahanan air, bisa mereduksi banjir Sungai Gilireng sebesar 489 meter per detik, dan menyediakan air baku. Bendungan Paselloreng berpotensi untuk pengendalian banjir dan menjadi sumber air baku sebesar 145 liter per detik.
Air baku itu digunakan untuk enam kecamatan di Kabupaten Wajo, yakni Kecamatan Majauleng 35 liter per detik, Sajoanging 24 liter per detik, Gilireng 10 liter per detik, Panrang 22 liter per detik, Takalala 29 liter per detik, dan 25 liter per detik.
Manfaat lain bendungan multifungsi ini adalah perikanan air tawar dan potensi destinasi pariwisata karena memiliki lanskap yang indah. Bendung Gilireng didesain dengan tipe mercu bertingkat (cascade) dengan lebar bendung 50 meter dengan debit intake sebesar 16,34 meter kubik per detik dan berpotensi sebagai obyek wisata baru di Kabupaten Wajo.
”Juga berfungsi tentu saja untuk daerah konservasi yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan memberikan alternatif pendapatan baru bagi masyarakat,” ucap Presiden Jokowi.
Pembangunan bendungan Paselloreng dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya-PT Bumi Karsa, KSO (Kerja Sama Operasi) dengan nilai kontrak konstruksi Rp 771,6 miliar, ditambah kontrak supervisi senilai Rp 37,5 miliar dengan penyedia jasa PT Mettana, PT Timor Konsultan, dan PT Rayakonsult.
Bendung Gilireng dibangun oleh kontraktor PT Adhi Karya dan PT Adi Jaya Lima Pradana dengan anggaran APBN sebesar Rp 199,9 miliar. Menurut Basuki, ditambah dengan biaya konstruksi Bendungan Paselloreng, total dana untuk mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Wajo sekitar Rp 1 triliun.
Selain Bendungan Paselloreng, di Provinsi Sulsel juga akan diselesaikan Bendungan Karraloe di Gowa dengan luas genangan 145 hektar dan kapasitas tampung 40,5 juta meter kubik. Selanjutnya akan disusul Bendungan Pamukkulu di Kabupaten Takalar dengan luas genangan sebesar 126 hektar dan kapasitas tampung 82,5 juta meter kubik.
”Bendungan Karraloe insya Allah diresmikan tahun ini dan Bendungan Pamukkulu segera kita selesaikan,” ujar Basuki.
Selain Menteri Basuki, turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peresmian tersebut adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras, Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Bupati Wajo Amran Mahmud.