Penerapan Transaksi Nirsentuh di Jalan Tol Perlu Kehati-hatian
Terobosan sistem transaksi tol nontunai nirsentuh perlu direncanakan dengan matang guna mengantisipasi persoalan baru dan mengantisipasi potensi pelanggaran oleh pengguna jalan tol. Komunikasi publik juga perlu didorong.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sistem transaksi tol nontunai nirsentuh tanpa berhenti atau multilane free flow diharapkan dapat diterapkan di seluruh ruas tol di Indonesia pada September 2023. Sistem berbasis digital yang akan memudahkan pengguna jalan tol itu perlu ditopang infrastruktur yang andal agar tidak menimbulkan masalah baru.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengemukakan, transformasi digital menuju sistem transaksi tol nontunai nirsentuh dilaksanakan bertahap dan ditargetkan mulai beroperasi penuh pada September 2023.
Penggunaan sistem itu akan terintegrasi dengan aplikasi. Danang memastikan tidak ada biaya tambahan bagi pengguna jalan tol saat migrasi dari sistem transaksi tol berbasis uang elektronik saat ini ke sistem nontunai nirsentuh berbasis berbasis multilane free flow (MLFF).
Solusi teknologi yang akan diterapkan berbasis sistem satelit navigasi global (GNSS/global navigation satelite system). GNSS disebut sebagai teknologi paling mutakhir dalam sistem transaksi nontunai nirsentuh. Dengan sistem ini tidak akan ada lagi gerbang pintu tol.
Di Asia, penggunaan GNSS untuk kendaraan pribadi di jalan tol baru diterapkan di China. China menerapkan sistem ini untuk kendaraan golongan I, yakni sedan, jip, pikap/truk kecil, dan bus. Adapun di Eropa, sistem itu digunakan pada kendaraan berat.
”Sistem ini akan mengubah proses bisnis di perusahaan jalan tol. Kita akan mendorong transaksi nontunai nirsentuh bertahap, dan diharapkan terimplementasi penuh pada akhir tahun 2023,” kata Danang dalam Diskusi Publik ”Reformasi Sistem Transaksi Tol sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan”, Rabu (8/9/2021).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 27 Januari 2021 telah menetapkan perusahaan asal Hongaria, Roatex Ltd, sebagai pemenang lelang pengadaan sistem transaksi tol nontunai nirsentuh. Sebelumnya, pada Februari 2019, Roatex dipercaya sebagai badan usaha pemrakarsa studi kelayakan.
Danang menambahkan, sistem tersebut memudahkan pengguna jalan tol karena tidak ada lagi hambatan di gerbang tol. Selama ini, volume kemacetan menjadi salah satu pemicu kecelakaan, di samping panjang jalan dan kecepatan kendaraan.
Pada tahun 2024, jumlah kecelakaan ditargetkan bisa ditekan menjadi di bawah 2.026 kasus dengan tidak ada lagi korban jiwa. Tahun 2020, jumlah kecelakaan di jalan tol tercatat 2.528.
Perencanaan cermat
Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono mengemukakan, total investasi jalan tol hingga saat ini telah mencapai Rp 730 triliun. Ia meminta penerapan sistem ini dilakukan dengan perencanaan cermat, matang, dan waktu yang cukup untuk memastikan keamanan bagi investor jalan tol, serta kenyamanan bagi pengguna jalan tol.
Saat ini terdapat sekitar 7 juta pelanggan jalan tol. Ia meminta perlu ada uji publik dan audit teknis dari pihak berkompeten.
”Hati-hati, jangan menyimplifikasi dengan teknologi sehingga perencanaan tidak matang dan menimbulkan permasalahan di lapangan,” katanya.
Vice President Intelligent Transport System (ITS) Indonesia Resdiansyah mengemukakan, penerapan sistem ini tidak hanya melihat aspek teknologi, tetapi juga memastikan teknologi itu dapat diterapkan pada topologi jalan tol yang beragam di Indonesia.
Kerap terjadi ketiadaan sinyal pada jalan tol sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan akurasi posisi pengguna tol yang berdampak pada pembayaran berlebih ataupun kehilangan pendapatan bagi operator.
Di sisi lain, perlu pula diantisipasi potensi pelanggaran oleh pengguna jalan tol yang akan merugikan operator jalan tol. Sosialisasi sangat diperlukan, termasuk ketegasan sanksi terhadap pelanggar. Diperlukan payung hukum terkait aturan ini sehingga pelanggarnya dapat dikenakan sanksi hukum.
Kerugian
Chief Business Development PT Roatex Indonesia Toll System Emil Iskandar mengemukakan, studi kelayakan yang dilakukan menunjukkan antrean di gerbang tol menyebabkan kerugian 300 juta dollar AS atau Rp 4,4 triliun per tahun. Sementara dari data World Bank, kerugian akibat kemacetan di Indonesia pada 2019 mencapai Rp 56 triliun.
Persoalan antrean di gerbang tol menjadi pemicu kerugian karena mengharuskan pengguna untuk berhenti di gerbang tol. Sistem MLFF memungkinkan pengguna jalan tol tinggal melintas tanpa harus berhenti di gerbang tol. Namun, pengguna perlu melakukan pendaftaran melalui aplikasi MLFF, mendaftarkan kendaraan, serta menggunakan sistem pembayaran digital. Adapun pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian untuk menindak pelanggaran melalui integrasi sistem MLFF dengan Korlantas.
”Tantangannya adalah pada saat implementasi, yakni memastikan teknologi itu memenuhi asas efisiensi, fleksibel, dan dapat terus diperbarui sesuai perkembangan akses tol ke depan,” kata Emil.
Pengamat transportasi Darmaningtyas mengemukakan, perkembangan teknologi tidak terelakkan. Namun, investasi tol yang besar memerlukan sikap kehati-hatian dalam proses perubahan sistem transaksi.
Infrastruktur penunjang perlu disiapkan untuk memastikan sistem itu dapat diterapkan pada berbagai kondisi jalan tol, serta komunikasi publik terus dibangun kepada komunitas pengguna tol untuk peduli dengan kebijakan itu.