PT Bank Central Asia Tbk terus mempersiapkan bank digitalnya, Bank BCA Digital, sebelum masuk ke bursa. Namun, fitur dan layanannya yang telah diluncurkan sejak 1,5 bulan lalu dinilai sudah baik.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Sebelum masuk bursa, PT Bank Central Asia Tbk terus mempersiapkan bank digitalnya. Hingga akhir tahun ini, layanan dan fitur pada PT Bank BCA Digital, Blu, diharapkan terus bertambah. Walaupun baru 1,5 bulan diluncurkan, kinerja Blu dinilai sudah baik.
”Strong point BCA digital, kalau di BCA kami melayani begitu banyak segmen, Blu ini khusus untuk anak-anak milenial yang tech savvy. Blu memiliki banyak fitur yang memang dibuat untuk kebutuhan anak muda, termasuk mengikuti profil risiko juga,” kata Direktur BCA Eve Lim.
Menurut Eve, BCA bekerja sama dengan berbagai platform daring dan luring untuk membentuk ekosistem yang kuat.
Bank BCA Digital merupakan transformasi dari PT Bank Royal Indonesia yang diakusisi oleh BCA pada November 2019. Ketika itu, BCA membeli Bank Royal senilai Rp 988 miliar. Eve dalam Public Expose Live, Rabu (8/9/2021), menyatakan, pihaknya belum memastikan kapan BCA Digital akan melepaskan sahamnya ke publik. Namun, perkembangan BCA Digital yang baru diluncurkan cukup memuaskan.
BCA juga mengakomodasi para investor muda dengan melakukan pemecahan saham. Proses pemecahan saham (stock split) ini akan dibahas dan meminta persetujuan para pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2021. BCA akan memecah satu saham menjadi lima saham sehingga lebih terjangkau oleh investor, terutama investor muda.
Segmen Syariah
PT Bank Jago Tbk juga akan melaksanakan RUPSLB pada akhir September 2021. RUPSLB ini akan mengangkat Dewan Pengawas Syariah (DPS). Pengangkatan DPS merupakan salah satu persiapan Bank Jago dalam mengembangkan bisnis syariah.
”Perbankan syariah dan konvensional sama-sama menjadi pilihan. Arahan kami adalah memberikan pelayanan yang sama persis untuk nasabah bank konvensional dan bank syariah. Kami memberikan pilihan mana yang lebih cocok untuk nasabah sehingga strategi bisnis syariah ke depan sama dengan konvensional. Kami memfokuskan pada fitur-fitur yang relevan dengan ekosistem digital syariah,” kata Direktur Utama Bank Jago Karim Siregar dalam Public Expose Live.
Selain itu, Bank Jago akan memperluas layanan dengan menjalin kerja sama lebih lengkap dengan Gojek. Platform layanan berinvestasi Bibit juga sudah digandeng untuk memberikan kemudahan berinvestasi. Walaupun harga saham sudah tinggi, manajemen Bank Jago belum merencanakan melakukan pemecahan saham. Permodalan yang sebesar Rp 8 triliun pun sudah dianggap mencukupi sehingga belum ada lagi rencana melakukan right issue dalam waktu dekat.
Dalam kesempatan terpisah, Standard Chartered Bank Indonesia meluncurkan Straight2Bank Pay (S2B Pay) sebagai gerbang digital global tunggal bagi perusahaan di Indonesia untuk melakukan penagihan dana dengan berbagai metode.
Standard Chartered menawarkan beberapa pilihan pembayaran gabungan melalui kemitraan dengan pemain terkemuka di bidang pembayaran dan koneksi langsung ke skema pembayaran instan di seluruh negara yang dilayani oleh Standard Chartered.