Pelibatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Jawa Tengah, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kendal.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Nota kesepahaman terkait pelibatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Jawa Tengah, dilakukan sebagai tindak lanjut pemenuhan tax holiday dan tax allowance bagi pelaku usaha di kawasan itu. Lewat pelibatan itu, kesejahteraan warga Kendal diharapkan turut terdongkrak.
Dikutip dari situs Pemkab Kendal, penandatanganan realisasi kemitraan oleh Bupati Kendal Dico M Ganinduto dengan delapan pelaku usaha di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dilakukan pada Rabu (1/9/2021). Realisasi kemitraan tersebut saling menguntungkan dengan prinsip good corporate governance serta berdaya guna.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Moh Toha, saat dihubungi, Senin (6/9/2021), mengatakan, hal itu sebagai dukungan para pengusaha di KEK Kendal dalam mendukung UMKM serta pengusaha lokal. ”Kebutuhan akomodasi dan bahan baku yang bisa disuplai UMKM akan melibatkan UMKM di Kendal,” katanya.
Toha memperkirakan, tahap awal yang bisa dilakukan, antara lain, pengerjaan katering makan siang, keperluan seragam, dan bahan sembako. Ke depan diharapkan kapasitas UMKM di Kendal terus meningkat hingga mampu menyuplai bahan baku. Pemkab Kendal pun siap memberi pendampingan agar UMKM bisa menyambut peluang itu.
Bupati Kendal berharap setelah ada penandatanganan komitmen itu segera ada tindakan nyata dari perusahaan. ”Saya harap UMKM di Kendal bisa secepatnya ikut andil bagian dalam kemajuan industri yang ada di Kendal. Ini agar pembangunan dan kesejahteraan masyarakat terwujud,” kata Dico dalam keterangannya.
Adapun delapan perusahaan yang hadir dalam penandatanganan (MoU) tersebut ialah PT Master Kidz Indonesia, PT Eclat Textile International, PT Global Textile Indonesia, PT Sinar Harapan Plastik, PT Auri Steel Metalindo, PT Maju Bersama Gemilang, PT Borine Technology Indonesia, dan PT Kawasan Industri Kendal.
Daya tarik
Hal tersebut menjadi tindak lanjut untuk memberikan tax holiday kepada para pengusaha di KIK yang sudah sesuai dengan prosedur. Bantuan untuk mendapat tax holiday bagi pelaku usaha memang menjadi daya tarik yang ditawarkan untuk berinvestasi di KEK Kendal.
Saya harap UMKM di Kendal bisa secepatnya ikut andil bagian dalam kemajuan industri agar pembangunan dan kesejahteraan masyarakat terwujud. (Dico Ganinduto)
Menurut data PT Kawasan Industri Kendal, selaku pengelola KEK Kendal, hingga kini ada 69 tenant dengan 19 di antaranya beroperasi. Adapun 11 tenant dalam proses konstruksi. Total investasi mencapai Rp 21,5 triliun.
Head of Sales & Marketing PT Kawasan Industri Kendal Juliani Kusumaningrum mengemukakan, sesuai arah, pengembangan KEK Kendal akan didorong sektor-sektor industri, seperti elektronik dan otomotif. Sektor-sektor itu penting untuk didukung oleh para UMKM.
”Kalau lihat di Jateng, injeksi molding, otomotif, pengampelasan dan sejenisnya dilakukan oleh para UMKM. Maka, di KEK, kebutuhan itu mesti diisi UMKM di Kendal atau setidaknya dalam radius 25 kilometer. Namun, tetap akan diutamakan dulu yang di Kendal. Sejauh ini memang baru MoU,” ujar Juliani.
Di KEK Kendal ada juga Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu, di bawah Kementerian Perindustrian, yang diresmikan pada 2019. Menurut Juliani, total mahasiswa politeknik tersebut kini sudah lebih dari 500 orang. Adapun batch atau kelompok pertama akan lulus pada 2022.
Keberadaan politeknik itu guna mendukung kebutuhan akan SDM di bidang furnitur yang semakin surut. ”Saat ini sulit untuk mendapat tenaga kerja yang cocok di furnitur karena banyak yang tak mau. Salah satunya karena migrasi ke industri sepatu, seperti di Jepara. Kebutuhan itu akan diisi dari SDM dari politeknik,” ujarnya.