Desa wisata yang dibangun dengan mempertahankan kearifan lokal harus menjadi ”lokomotif” membuka peluang usaha dan lapangan kerja serta kesejahteran masyarakat. Untuk pertama kalinya, BCA mengadakan ajang lomba ini.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Desa wisata yang dibangun dengan mempertahankan ciri kearifan lokal harus dapat menyejahterakan warganya lewat penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja baru. Di masa pandemi Covid-19, tren pariwisata bergeser ke yang bercirikan kearifan lokal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno menyampaikan hal itu dalam ajang ”BCA Desa Wisata Awards 2021” yang diselenggarakan secara hibrida di Jakarta, Jumat (3/9/2021). Ajang yang diselenggarakan pertama kalinya ini diikuti 465 desa lewat lomba desa wisata. Dari 20 desa yang masuk sebagai nomine, diseleksi kembali ke dalam empat kategori, yakni Desa Wisata Alam, Desa Wisata Budaya, Desa Wisata Kreatif, dan Desa Wisata Digital.
Menurut Sandiaga, desa wisata harus bisa menyuguhkan kenangan dan pengalaman menarik bagi wisatawan. Di masa mendatang, desa wisata harus menawarkan rasa kehidupan sehari-hari masyarakat desa dan keberagaman budaya, keunikan alam, serta produk kreatifnya.
Di masa mendatang, desa wisata harus menawarkan rasa kehidupan sehari-hari masyarakat desa dan keberagaman budaya, keunikan alam, serta produk kreatifnya.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menambahkan, ajang BCA Desa Wisata Awards 2021 dapat menjadi sarana untuk memberikan kesempatan bagi desa wisata mempromosikan potensi yang dimiliki. Di tengah kondisi seperti ini, penting sekali bersinergi dengan berbagai pihak dalam menciptakan daya tarik investasi yang kompetitif demi pemulihan ekonomi yang lebih baik.
”Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami melihat antusiasme yang tinggi dari seluruh pengurus desa wisata di banyak wilayah di Indonesia,” kata Jahja.
Dari hasil penilaian dewan juri, terpilihlah juara kategori Desa Wisata Alam, yaitu Desa Taro (Bali), disusul Desa Bilebante (Nusa Tenggara Barat) dan Desa Nadulang (Jawa Tengah). Kemudian, untuk kategori Desa Wisata Budaya dimenangi Desa Karangturi (Jawa Tengah), disusul Desa Adat Osing Kemiren (Jawa Timur) dan Desa Aneuk Laot (Aceh).
Di tengah kondisi seperti ini, penting sekali bersinergi dengan berbagai pihak dalam menciptakan daya tarik investasi yang kompetitif demi pemulihan ekonomi yang lebih baik.
Sementara untuk kategori Desa Wisata Kreatif dimenangi Desa Ngrombo (Jawa Tengah), disusul Desa Pagak (Jawa Tengah) dan Desa Semen (Jawa Timur). Kategori keempat, yakni Desa Wisata Digital, diraih Desa Kemuning (Jawa Tengah).
Peserta lomba mendapatkan berbagai pelatihan di ajang ini. Mulai dari tahap seleksi hingga proses penjurian, semua finalis mendapat pelatihan komunikasi dan kepemimpinan, teknik fotografi menggunakan telepon pintar, promosi di media sosial, ataupun wawasan perkembangan pariwisata Indonesia dan masa depan desa wisata. Finalis juga dilatih tentang teknik presentasi dan pelayanan pelanggan.