UMKM berperan dalam pemulihan ekonomi di masa krisis, termasuk pula saat pandemi Covid-19. UMKM dituntut mampu beradaptasi dengan perubahan situasi dan perkembangan teknologi informasi, termasuk dalam pemasaran produk.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
ISTIMEWA/WAPENA BALI
Pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan di masa pandemi Covid-19. Tangkapan layar dari tayangan materi Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan UMKM DPP Nawacita Pariwisata Indonesia Jro Puspawati Saskara dalam webinar bertemakan ”Fakta Pandemi, UMKM Untuk Bali Bangkit”, yang diselenggarakan komunitas Wartawan Peduli Bencana Bali, Jumat (3/9/2021).
DENPASAR, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali diyakini berperan dalam pemulihan ekonomi di masa krisis, termasuk pandemi Covid-19. Namun, pelaku UMKM dituntut beradaptasi dengan perubahan situasi dan perkembangan teknologi informasi, termasuk dalam pemasaran.
Demikian benang merah dari seminar daring bertemakan ”Fakta Pandemi, UMKM Untuk Bali Bangkit”, yang diselenggarakan komunitas Relawan Pengurangan Risiko Bencana Bali dan Wartawan Peduli Bencana (Wapena) Bali, Jumat (3/9/2021). Hadir tiga narasumber, yakni Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda; Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) Provinsi Bali I Wayan Mardiana; serta Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan UMKM DPP Nawacita Pariwisata Indonesia Jro Puspawati Saskara.
Rizki mengungkapkan, UMKM di Indonesia, termasuk Bali, berperan strategis dan berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional. Jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 64,2 juta usaha pada 2018 berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Adapun di Bali dan Nusa Tenggara, jumlah UMKM diperkirakan 1,52 juta usaha. Karakter usaha UMKM juga inklusif karena mampu menyerap lebih dari 97 persen populasi tenaga kerja di Indonesia. ”Jumlah terbesar adalah usaha mikro,” kata Rizki.
UMKM berperan dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Tangkapan layar dari tayangan materi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda dalam webinar bertemakan ”Fakta Pandemi, UMKM untuk Bali Bangkit”, yang diselenggarakan komunitas Wartawan Peduli Bencana Bali, Jumat (3/9/2021).
Pandemi Covid-19 diakui turut memukul para pelaku UMKM. Survei terkini Bank Indonesia tentang UMKM mengindikasikan 87,5 persen, atau 2.600 usaha, dari total 2.970 UMKM yang disurvei mengalami dampak negatif pandemi Covid-19. Dampak terbesar adalah penurunan penjualan.
Namun, survei yang sama menyebutkan, di sisi lain, terdapat 12,7 persen usaha atau 370 usaha yang tidak terdampak negatif pandemi Covid-19. Bahkan, sekitar 27,6 persen dari 370 UMKM itu penjualannya meningkat. Adapun sekitar 72,4 persen menyatakan usahanya stabil. Mayoritas UMKM yang mampu bertahan itu beradaptasi dan menerapkan perubahan, terutama dengan menjalankan penjualan secara daring (online).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pemerintah Provinsi Bali bersama Dewan Kerajinan Nasional Indonesia Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali memfasilitasi pameran bagi pengusaha UMKM dan IKM di Bali di area Taman Budaya Bali, Kota Denpasar. Pameran bertajuk ”IKM Bali Bangkit 2021” melibatkan 50 IKM untuk memamerkan produknya selama dua bulan, mulai 1 Februari sampai 31 Maret 2021. Produk perhiasan yang dipamerkan di area Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, ketika didokumentasikan pada Kamis (25/3/2021).
Ekonomi kreatif
Sementara itu, Jro Puspawati Saskara mengungkapkan, pariwisata tetap menjadi andalan Bali. Meskipun demikian, daerah ini juga perlu membangun dan mengembangkan sektor lain sehingga ekonomi Bali mampu bangkit dari dampak pandemi Covid-19.
Dalam webinar, Jro Puspawati menyatakan, pandemi Covid-19 menjadi momen bagi Bali untuk introspeksi ke dalam, atau mulat sarira, dan sekaligus bersiap menghadapi perubahan yang berlangsung di luar. ”Pandemi Covid-19 ini diyakini mempercepat pemakaian teknologi informasi dan digital,” katanya.
Laporan Bank Indonesia pada 2018 menunjukkan, dari sekitar 265 juta penduduk Indonesia, terdapat sekitar 163 juta penduduk berusia antara 15 tahun dan 64 tahun. Di antara 163 juta penduduk usia produktif itu, terdapat generasi X (usia 36-50 tahun) dan generasi Y (usia antara 22-35 tahun) yang tergolong generasi milenial dan melek teknologi. Kondisi itu dinilai Bank Indonesia sebagai peluang pengembangan UMKM di Indonesia.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pemprov Bali mengadakan pameran UMKM ”Bali Bangkit” di kawasan Taman Budaya Bali, Kota Denpasar, mulai Jumat (4/12/2020). Pameran menampilkan beraneka produk UMKM dan IKM Bali, termasuk produk aksesori dan perhiasan.
Dalam laporan Bank Indonesia itu disebutkan pula pemerintah mengalokasikan anggaran bagi UMKM di Indonesia di masa pandemi Covid-19 melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Bank Indonesia juga memberikan dukungan bagi UMKM, di antaranya, melanjutkan pengembangan UMKM di daerah, mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Bangga Berwisata Indonesia, serta melanjutkan dukungan pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien.
Adapun pemerintah daerah, menurut I Wayan Mardiana, berkomitmen terus memperhatikan dan mendukung UMKM sebagai bagian upaya pemulihan ekonomi nasional dan daerah.
Bali memiliki kekayaan budaya, termasuk kain tenun, yang termasuk karya seni. Pameran UMKM ”Bali Bangkit” di Taman Budaya Bali, Kota Denpasar, seperti didokumentasikan Sabtu (9/1/2021).
Mardiana menyatakan, selain kondisi keuangan internal, strategi bisnis setiap pengusaha UMKM juga memengaruhi upaya pemulihan UMKM di masa pandemi. Dia menambahkan, kendala yang masih dihadapi UMKM saat ini, termasuk saat pandemi Covid-19, antara lain kesulitan mendistribusikan hasil produksi, kesulitan memperoleh bahan baku, dan akses permodalan.
Di sisi lain, Mardiana mengungkapkan, jumlah pengusaha UMKM di Bali diperkirakan bertambah pada masa pandemi Covid-19, terutama dari kalangan pekerja sektor pariwisata yang beralih menjadi pedagang dan pelaku usaha mikro. Mardiana mengajak pengusaha UMKM di Bali beradaptasi dan menggunakan perkembangan teknologi dalam melangsungkan usahanya.