Bisnis Solusi Digital Topang Pendapatan Operator Telekomunikasi Seluler
Operator telekomunikasi seluler memanfaatkan momentum transformasi digital pelaku usaha kecil, menengah, dan besar untuk menawarkan produk solusi digital, seperti benda terhubung internet, periklanan, dan pusat data.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis solusi digital bisa menjadi tumpuan baru bagi pertumbuhan pendapatan operator telekomunikasi seluler. Operator telekomunikasi bisa memanfaatkan peluang transformasi digital yang sedang dijalankan oleh usaha skala kecil, menengah, ataupun besar.
Chief Enterprise and SME Officer PT XL Axiata (XL Axiata) Tbk Feby Sallyanto mengklaim, bisnis solusi digital bagi segmen korporasi selalu berkontribusi signifikan bagi pendapatan perusahaan. Pertumbuhan pendapatan segmen korporasi juga mengalami tren kenaikan signifikan dibanding segmen ritel.
Bisnis solusi digital yang dimiliki XL Axiata mencakup benda terhubung internet, periklanan digital, pusat data, layanan berbasis sistem komputasi awan, dan analitik. Dia menyebut aneka produk bisnis solusi digital ini jadi tumpuan masa depan perusahaan.
”Pertumbuhannya bisa dua digit. Bersamaan dengan pembatasan sosial karena pandemi Covid-19, sejumlah pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan skala besar melakukan digitalisasi/otomasi proses kerja. Situasi ini memunculkan permintaan perangkat terhubung internet (IoT) dan servis-servis teknologi informasi,” ujar Feby di sela-sela pengumuman aneka produk XL Axiata Business Solution, Selasa (31/8/2021), di Jakarta.
Dia mengatakan, operator telekomunikasi seluler perlu selalu relevan dengan tren revolusi industri keempat yang salah satunya ditandai dengan otomasi proses kerja. Infrastruktur jaringan telekomunikasi yang dimiliki menjadi landasan operator menciptakan aneka solusi digital yang sesuai dengan otomasi pelaku UKM ataupun perusahaan skala besar.
”Berbisnis dengan mengandalkan aset konektivitas (infrastruktur jaringan telekomunikasi) tidak cukup bagi kami. Kami perlu menambah layanan-layanan lain yang relevan dengan pelanggan, terutama segmen korporasi,” katanya.
Pada semester I-2021, XL Axiata membukukan pendapatan Rp 12,97 triliun, tumbuh minus 1 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Laba bersih mencapai Rp 716 miliar. Sebanyak 94 persen pendapatan bersumber dari layanan data internet.
Sementara itu, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Ririek Adriansyah mengatakan, pada semester I-2021, Telkom membukukan pendapatan Rp 69,5 triliun atau tumbuh 3,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih semester I-2021 tercatat Rp 12,5 triliun atau tumbuh 13,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Menurut dia, pencapaian positif itu ditopang oleh berbagai produk dan layanan solusi digital. Salah satunya yaitu produk dan layanan solusi digital untuk segmen korporasi (enterprise). Pendapatan segmen ini selama Januari-Juni 2021 mencapai Rp 8,7 triliun atau tumbuh 12,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
”Ini merupakan bukti dari strategi bertumbuh yang dijalankan Telkom dengan mendorong digitalisasi pelanggan korporasi. Untuk mereka, kami menawarkan servis teknologi informasi dan internet,” ujar Ririek dalam siaran pers pada Selasa (31/8/2021).
Sejalan dengan penyediaan produk dan layanan solusi digital bagi segmen korporasi, Telkom menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi besar dan usaha rintisan, baik domestik maupun global. Misalnya, Microsoft dan Gojek.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia Institut Teknologi Bandung Ian Joseph Matheus Edward berpendapat, operator telekomunikasi seluler harus melayani segmen korporasi karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif didukung oleh industri yang bertransformasi digital. Saat ini, fenomena praktik bekerja dari rumah dan bekerja dari kantor mulai imbang.
Ketika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dilonggarkan, ada peluang porsi praktik bekerja dari kantor lebih besar. Namun, kebiasaan praktik bekerja dari rumah yang salah satunya ditandai dengan digitalisasi proses komunikasi kerja tetap akan diterapkan.
”Maka, operator telekomunikasi seluler perlu fokus membantu korporasi melakukan transformasi digital. Tantangannya adalah menciptakan solusi digital yang cocok bagi segmen korporasi,” kata Ian.